Notes
Story by: Aoi the Cielo
One Punc Man ©One/Yusuke Murata
Genre: Comedy
Rated: K+, T
Pair: GenosxSaitama
WARNING!!! SHONEN-AI(BOYxBOY)! Semi-Canon! Typo(s)! dll...
.
.
.
Temperatur udara yang cenderung normal membuat pintu kaca beranda terbuka lebar. Cahaya matahari yang bersinar terik, diiringi dengan awan-awan putih yang terus berjalan tertiup angin sudah cukup jelas menandakan hari yang cerah. Hari ini angin lumayan kencang dengan suhu yang tidak panas namun juga tidak dingin—membuat sosok yang bermalas-malasan di depan TV semakin merasa bosan hingga terlihat menguap beberapa kali.
Mengganti chanel TV terus menerus, Saitama benar-benar merasa hari ini terlalu tenang dan damai. Terlebih berita di TV juga tidak membuatnya bersemangat karena isinya tidak ada tentang monster atau sesuatu yang membuatnya mau keluar rumah. Bila saat masuk Level C setiap minggu ia wajib berpatroli demi mendapatkan 1 penjahat agar namanya tidak terhapus di dalam daftar Asosiasi Pahlawan, sekarang Saitama tidak memiliki alasan itu. Ia sudah masuk Level B dan laporan setiap minggu bukan hal wajib lagi baginya.
"Saitama-sensei," Saitama menoleh saat panggilan itu menyapa indra pendengaran. Si kepala telur menatap Cyborg Pirang yang tengah duduk formal sambil memegang pena dan catatan di atas meja. Ah... Ia sempat melupakan keberadaan Genos—murid angkat yang serumah dengannya.
"Hm? Kenapa?"
Sepasang iris emas Cyborg Muda itu menatap fokus ke arah Saitama yang berbaring dengan posisi miring di depan TV. Hanya berbatas sebuah meja persegi darinya. "Apakah Sensei hari ini ada jadwal? Berburu diskon atau berpatroli?" tanya sang murid datar.
"Hmmm...." Saitama mendongak. Alis yang hanya sebuah garis itu mengkerut—mencoba mengingat-ingat apakah hari ini ada diskon atau undian yang dilewatkannya. Tapi rasanya tidak ada. Bukankah ini hari Senin? Dan lagi bahan makanan masih ada—cukup untuk 2 atau 3 hari kedepan. "Tidak ada," jawab sang Sensei akhirnya. "Hari ini aku tidak berencana keluar rumah rasanya."
"Begitu ya," gumam Genos lalu kembali fokus dengan urusan catat mencatatnya. Sepasang iris hitam itu menatap fokus ke arah muridnya yang asik menulis. Rasa-rasanya anak ini rajin sekali. Selalu menulis catatan kapanpun dan dimanapun. Agak heran dari mana catatan dan pena itu bisa muncul. "Kenapa Sensei?" Genos yang tegah fokus kembali menatap ke arah sang Pahlawan Botak. Senseinya dari tadi memandang ke arahnya—seolah ada yang ingin diucapkan. Sang Damon Cyborg tidak bisa menebak isi kepala Saitama—ekspresi Senseinya terlalu abstrak untuk diprediksi oleh alat caggih yang ada di dalam tubuh.
Saitama yang ditanya langsung merubah posisinya menjadi duduk dan menghadap ke arah si Pirang. Laki-laki yang menginjak usia 25 tahun itu menyilangkan kakinya seraya menatap sang murid. Jujur saja, ia sedang bosan dan membaca manga yang itu-itu saja membuatnya semakin bosan.
"Sebenarnya apa yang kau tulis, Genos?"
"Eh?"
"Kau selalu serius sekali menulis," Saitama menunjuk buku catatan Genos. "Boleh aku melihatnya? Kelihatannya menarik," akunya jujur. Senyuman merekah di wajah Saitama—membayangkan apa saja yang muridnya ini tulis. Siapa tahu Genos bukan hanya berbakat jadi Pahlawan, tetapi juga Penulis.
"Ti—TIDAK BOLEH SENSEI!" tolak Genos. Si Cyborg menyimpan kembali catatatnnya—menyembunyikan dari pandangan Saitama. "Tidak ada apa-apa di dalamnya!"

YOU ARE READING
Notes
FanfictionSaitama bosan, dan buku catatan yang kemarin ingin ia lihat tekapar polos di atas meja. Apa ini? Muridnya--Genos--Sengaja meninggalkannya atau apa? Dan saat buku itu terbuka... Saitama benar-benar menyesal. "Sensei sudah membaca catatanku?"