Lisa menghela nafas kasar ketika lagi-lagi bahan perbincangan teman-temannya lagi-lagi membahas seputar hubungannya dengan Jungkook yang sudah mulai kehilangan arah.
Mau dibawa kemana hubungan kita, Kook? Batin Lisa.
Lisa beranjak dari duduknya membuat Jennie, Jisoo, dan Rosé kebingungan. "Mau kemana, Lis?"
Lisa yang saat itu sedang tidak karuan tanpa menjawab pertanyaan teman-temannya segera beranjak meninggalkan kantin yang ramai.
Lisa perlu tempat yang sepi, untuk dirinya memikirkan segalanya.
Kaki jenjang Lisa berhenti ketika dirinya menginjak rerumputan taman belakang sekolah. Tanpa Lisa mau, memorinya terlempar saat seorang gadis menembak Jungkook. Di taman ini, tepat di depan matanya.
"Kenapa gue jadi mikirin Jungkook lagi?" Tanya Lisa pada dirinya sendiri.
Lisa duduk di atas rumput. Ia mengangkat wajahnya menghadap langit, menatap langit yang sudah mulai menghitam tanda akan segera turun hujan.
"Sebenernya aku capek, Kook. Aku capek kalau kita terus-terusan kayak gini, hubungan kita makin gak jelas dan semakin hari kita semakin saling menjauh. Aku masih sayang sama kamu, tapi apa kamu masih sayang sama aku?"
Lisa memeluk lututnya sendiri. Detik berikutnya, air matanya turun membasahi pipi mulus Lisa. Lisa sudah tak dapat membendung segala rasa rindu dan sakit yang melandanya semenjak Jungkook tiba-tiba menjauh.
Lisa mengeluarkan semua air mata yang sudah coba ia bendung beberapa hari ini. Air mata rindu, air mata lelah, semuanya ia keluarkan agar hatinya lega.
Namun nyatanya, semua tetap sama. Lisa tetap merasa kosong meskipun dia sudah menangis, itu karena hatinya kosong. Tanpa Jungkook.
Tes.
Rintikan kecil mulai turun dari langit membasahi bumi. Lisa masih setia duduk di sana, tidak peduli seragamnya basah karena air hujan. Lisa hanya ingin sendiri.
Dan lagi-lagi, memori Lisa terlempar saat ia dan Jungkook mendorong mobil di bawah guyuran hujan. Dan tiba-tiba hatinya berdenyut nyeri karena mengingat sikap Jungkook yang saat itu sangat dingin kepadanya.
"Jangan main hujan-hujanan, nanti kamu sakit."
Tanpa Lisa sadari, sedaritadi seseorang memayunginya sehingga air hujan yang sudah turun dengan derasnya tidak dapat membasahi dirinya.
Lisa mengangkat kepalanya yang sedaritadi ia tenggelamkan ke kedua lengannya. Matanya masih enggan menatap siapa yang membuatnya terlindungi dari hujan.
Lisa kaget ketika seseorang memeluknya dari belakang bersamaan dengan air hujan yang mulai membasahi seragamnya.
Jeon Jungkook, cowok itu sudah berdiri di belakang Lisa untuk memayungi gadisnya itu sedaritadi. Dan karena melihat Lisa yang tak kunjung meredakan tangisnya, Jungkook melepas payung dari tangannya kemudian ikut berjongkok bersama Lisa. Tangannya berada di pinggang ramping Lisa. Jungkook dapat melihat ekspresi Lisa yang terlihat kaget ketika Jungkook tiba-tiba memeluknya.
"J--Jungkook?!" Lisa tiba-tiba memekik dan bangkit ketika melihat siapa yang barusaja memeluknya.
Lisa dapat melihatnya, sorot mata penyesalan dari kekasihnya. Tak dapat dipungkiri, hatinya ikut tercubit kala dirinya melihat sorot mata penyesalan Jungkook.
Jungkook ikut bangkit, kemudian membawa gadis kesayangannya ke dalam dekapannya. Lisa hanya bisa diam, diam seribu bahasa ketika rasa hangat dari Jungkook menjalar ke tubuhnya.
Jungkook mengelus-elus rambut oren Lisa yang sudah basah karena hujan. Jungkook dapat merasakan detak jantung Lisa terpompa dua kali lebih cepat, begitu pula jantungnya.
"Maafin aku, Lis. Maafin aku yang udah bentak-bentak dan diemin kamu beberapa hari ini. Maafin aku."
Akhirnya, dua kata terakhir yang ingin Jungkook katakan keluar dari mulutnya. Dua kata di akhir penuturannya membuat Lisa kini ikut merasa bersalah.
Lisa menoleh ke arah kanan, membuat dirinya bersender di dada bidang Jungkook. Lisa tersenyum kala ia mendengar detakan jantung Jungkook yang mampu menenangkannya.
"Maafin aku juga, Kook. Aku salah, aku malah belain Taehyung daripada kamu, harusnya aku yang minta maaf duluan, bukan kamu."
Jungkook tersenyum mendengar ucapan Lisa. Tangannya kembali mengelus-elus rambut kekasihnya dengan gerakan lembut.
"Aku sayang kamu, Lisa. Aku gak mau kita marahan lama-lama lagi kayak gini, aku gak mau ngerasa kalau kamu bukan milik aku."
"Emang kamu pernah ngerasa aku itu bukan punya kamu, Kook?"
"Pernah. Kemarin. Aku pikir kamu udah gak sayang sama aku, aku pikir kamu mau cari pacar baru. Dan aku pikir, kamu itu bukan pacar aku lagi soalnya kita udah diem-dieman lama."
"Enggaklah, aku 'kan setia sama kamu, Kook."
"Jadi, forgive me?"
Lisa terkekeh kecil kemudian merenggangkan pelukannya dengan Jungkook. Tangan mulus Lisa membelai lembut rambut Jungkook yang basah karena air hujan yang belum berhenti.
Lisa mengangguk dan Jungkook tersenyum.
"Forgive me, Kook?"
"Sure, baby."
Jungkook merapatkan jarak mereka, kemudian dia mengecup puncak kepala Lisa, kekasihnya, gadis yang paling ia sayang.
"Now, tomorrow, and forever, you're mine, Lalisa."

KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship | Lizkook
Fanfiction[Jeon Jungkook and Lalisa Manoban] Lisa dipaksa jadi pacar Jungkook si kasanova sekolah. Lalu, bagaimana cara Lisa menghadapi hubungan keduanya saat Lisa bahkan tak mengenal Jungkook?