Aku menatap area sekitarku. Gelap. Jam digital yang terpampang di hadapanku menunjukkan pukul 01.32 pagi. Kini aku menatap pistol di tanganku. Peluru? Terisi penuh. Perlahan aku bergerak menyusuri lorong gelap di depan. Samar-samar terdengar suara dari earphone portable yang terpasang di telingaku.
"RM to SG. Did you see us?"
Aku menatap ke langit. Tepat disudut atas gedung, di ujung lorong, aku melihat sebuah senapan laras panjang yang tersamarkan gelapnya malam.
"Gotcha!"
"Apa kau masih jauh? Cepatlah. Aku tidak tahan ingin buang air."
"Sabar, bro. Santai saja..."
"Oh ayolah, Ga. Aku sangat butuh tisu toilet untuk sekarang. So, hurry up!"
Aku menahan tawa mendengar keluhan salah satu rekan kerjaku. Haruskah ia membahas toilet di saat riskan seperti ini?
Perlahan, aku melihat kilatan cahaya dari ujung lorong. Harusnya rekan keduaku berjaga disana.
"JK, is that you?" Aku bersuara sangat pelan melalui mic kecil yang tersambung dengan earphone.
Hening.
Aku pun berhenti bergerak dan mencoba mengontak RM.
"RM, are you still in there? I can't see JK."
Dan sebuah cahaya terang memenuhi penglihatanku. Diikuti suara bising dari senapan bazooka yang memuntahkan pelurunya ke arahku.
YOU'RE DEAD
***
"Kampret!"
Suga menggebrak meja dengan kepalan tangannya. Kesal bukan main. Dia merasa sudah melakukan persiapan sebaik mungkin tapi malah mendapat serangan mendadak di saat ia lengah.
Ponselnya berdering pelan menandakan sebuah pesan masuk. Suga pun membuka aplikasi pesan di ponsel pintarnya.
From: RM
Ga, tewas? JK bilang dia kehilangan koneksi, makanya kau jadi terlihat oleh musuh. Maaf lagi, tapi aku harus segera ke toilet.Suga melepas kacamata serta helm virtualnya dan melempar ponselnya dengan asal ke arah tempat tidur. Baru saja ia yakin akan memenangkan pertandingannya hari ini, tapi malah mendapat kesialan gara-gara koneksi internet yang buruk.
Ponselnya kembali berdering menandakan pesan masuk. Suga berjalan menghampiri tempat tidurnya dan merebahkan tubuh sambil membuka pesan yang baru saja masuk di ponselnya.
From: JK
Ampun Suga-nii!
Jadi kena sial gara-gara koneksi... By the way, apa kau sudah melihat berita?Suga membaca pesan tersebut dengan kening mengkerut. Ia pun menekan beberapa tombol di jam tangan miliknya hingga sebuah layar hologram berukuran besar terpampang di hadapan Suga.
"...ledakan satu jam yang lalu menyebabkan banyaknya korban jiwa. Sampai saat ini, salah satu korban yang merupakan petinggi pemerintah masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. Menurut pihak berwajib, pelaku yang dikenal sebagai bagian dari organisasi gelap Anti-Cyber Life atau yang lebih dikenal dengan ACYL, berusaha membobol sistem keamanan pemerintah melalui jaringan internet yang menyebabkan gangguan koneksi dibeberapa titik di pusat kota. Pihak berwajib hingga kini masih menelurusi bukti-bukti demi mencari tahu siapa dalang dibalik organisasi ACYL ini. Menuju berita selanjut-"
Suga berjalan melewati tayangan hologram dihadapannya dan membuat tampilan hologram tersebut perlahan menghilang. Ia menuju dapur berniat membuat secangkir kopi sambil memikirkan berita yang baru saja ia lihat.
Tidak hanya kali ini, ACYL berusaha menyabotase sistem keamanan pemerintah. Suga yang notabene adalah salah satu otak jenius dibalik terciptanya dunia virtual "City of Light" merasa ACYL mempunyai maksud tersembunyi untuk merusak karya besarnya yang kini digandrungi banyak orang.
Senyum meremehkan tergambar di wajah Suga. Ia merasa tertantang dengan semua ulah ACYL. Nampaknya besok pagi Suga akan sangat sibuk karena ia mulai memikirkan cara membuat sistem pertahan terkuat yang tidak akan bisa ditembus ACYL.
***
☆Author's Note:
Hello~
Ada yang tau cyberpunk?Semoga yang ini ga di unpub lagi. Hahaha :D
Thanks for reading~

KAMU SEDANG MEMBACA
LOST IN LIGHT
FanfictionTahun 2078 Dunia memasuki masa dimana teknologi mulai mengambil alih sebagian besar fungsi kehidupan manusia. Kemajuan teknologi membuat kehidupan manusia pasca serangan teroris puluhan tahun silam mengalami perubahan yang signifikan. Suga, adalah...