抖阴社区

? Part 14

2.5K 227 30
                                        

Beri tahu aku, siapa yang jahat di sini. Aku, kamu, atau dia.
•••

Kaki yang terus berlari dengan cepat di koridor sekolah yang sepi menciptakan bunyi yang bergema

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaki yang terus berlari dengan cepat di koridor sekolah yang sepi menciptakan bunyi yang bergema. Napasnya tidak beraturan karena berlari dari gerbang sekolah. Menghembuskan napasnya pelan saat ia harus menaiki tangga menuju lantai empat, tempat kelasnya berada.

Kakinya bergetar karena tidak kuat menahan beban berat, dirinya harus berpegangan pada dinding di sebelahnya.

Tangannya memegang bagian dada, "haduh."

Dengan perlahan ia melangkahkan kakinya ke depan pintu kelas. Pintu tertutup rapat dan sunyi dari dalam kelas membuat dirinya takut.

"Cantika?"

Cantika tersentak kaget, membalikkan badannya ke arah Tara dan Rian yang menatapnya bingung.

"Telat?"

Cantika mengangguk, "gue takut masuk kelas, udah ada gurunya."

Rian melihat jam tangannya, "cuman telat lima menit, gak dihukum kayanya."

Tara mengangguk, "buktinya lo bisa masuk ke gedung sekolah."

"Iyasih, haduh bentar. Napas dulu gue."

"Sampai keringetan gitu ya Tik, lari dari depan gerbang?"

Cantika mengangguk menjawab pertanyaan Tara, "cape, lari dari depan sampai lantai empat."

Rian menghela napas, "iyalah, lantai empat cuy. Kaki lo keram yang ada."

"Asli."

Pintu kelas terbuka secara tiba-tiba, membuat Tara, Cantika, dan Rian menoleh secara bersamaan.

"Ngapain?"

Rian melirik ke dalam kelas, "belum ada guru?"

Putra menggeleng, "belum, kenapa?"

Cantika menghembuskan napasnya lega, "serius belum ada guru? Terus kok kelas sepi banget?"

Putra menatap Cantika dari atas hingga bawah, "lo abis maraton di mana? Keringetan gitu."

Cantika mengibaskan tangannya, "gak penting." Ia melangkahkan kakinya memasuki kelas dengan napas yang masih terengah.

"Tik, abis kemana lo?! Jam segini baru dateng." Nabila menatap Cantika dengan kening berkerut. "Itu kenapa napas lo begitu? Kenapa lo keringetan? Lo lari dari depan gerbang? Rambut lo sampai berantakan begitu."

[Bukan] Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang