抖阴社区

PART 6

447 87 4
                                        

Detik berganti detik, hari berganti hari, dan disinilah Joy sekarang. Untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di rumah Kookie yang ternyata jauh lebih besar dari dugaannya.

 Untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di rumah Kookie yang ternyata jauh lebih besar dari dugaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti yang kalian semua lihat, ini hanya bagian depan rumah.

"Hey, Joy!" Panggilan itu menyentak Joy dari lamunan atas rasa kagumnya terhadap rumah yang terbangun di depannya ini. "Kenapa kau lama sekali? Ayo masuk!" Sekali lagi, Joy malah jadi linglung sendiri karena ternyata Kookie sudah berjalan jauh di depannya.

Melihat kebodohannnya itu, Joy terkekeh kecil sembari berlari menuju Kookie. Ke pintu rumah Kookie maksudnya.

Tadi pagi tepatnya pukul 12.45pm, Kookie mengirim pesan pada Joy karena memang sebelumnya mereka sempat bertukar nomor telepon. Kookie bertanya apakah Joy ingin dijemput saja atau bagaimana, namun Joy mengatakan bahwa ia akan pergi sendiri, makanya Kookie langsung memberikan alamat rumah selengkap-lengkapnya pada Joy. Dan, disini lah dia berdiri sekarang.

"WAHHH," komentar Joy ketika memasuki rumah Kookie. Ia mengalihkan seluruh perhatiannya ke tiap sudut dan sisi rumah sambil tersenyum-senyum sendiri. Interior rumah Kookie benar-benar bagus dan sangat kentara sekali kesan high-class nya. Dinding-dindingnya pun tidak terlihat kosong karena pernak-pernik, figura, serta wallpaper dan juga cat yang dibuat senada.

Tapi, senyumnya seketika pudar ketika melihat sebuah figura besar di dinding bercat putih, yang memperlihatkan bagaimana hangatnya keluarga Kookie. Disana terlihat sepasang suami-istri yang duduk dengan pose miring ke kiri dan kanan, dan juga satu anak tampan yang mengenakan jas berdiri tepat di belakang orang tuanya. Aah.. itu pasti Kookie.

Dalam hati, Joy meruntuki dirinya sendiri. Kenapa dia harus sedih? Kenapa ia harus iri pada keluarga Kookie yang terlihat hangat? Bahkan hanya dilihat dari sekedar foto.

Kapan ia akan merasakan itu?

"Ada apa, Joy?" Panggilan itu kembali menyentakkannya.

Ia pun menolehkan kepalanya ke samping saat merasa diperhatikan. "YA! Kookie! Kenapa rumahmu besar sekali? Apa kau tidak takut?" Lebih baik ia mengalihkan pembicaraan. Entah kenapa, Joy masih belum bisa membuka diri. Mendengar itu, Kookie hanya tersenyum hangat, "Ini bukan rumahku, Joy, ini rumah orang tuaku."

Joy mendengus sebal mendengar jawaban Kookie. "Yayaya, baiklah. Sekarang, dimana kita akan mengerjakan tugas?" Kookie mengernyit sekilas, "Bagaimana kalau taman belakang?"

"Baiklah, baiklah. AYO!!" Saking penasarannya Joy dengan seisi rumah Kookie, ia bahkan tak sadar telah menggenggam tangan Kookie dan menariknya. Jika biasanya pipi perempuan yang memerah, sekarang justru sebaliknya.

"Jadi, kita mulai darimana?" Tanya Joy saat merka sudah duduk dan sempat melewati momen awkward akibat kejadian tadi.

Kookie berdehem. "Euhmm.. bagaimana kalau kita mulai dengan mencari V1 nya dulu, lalu V3, kemudian artinya. Supaya nggak ribet dan bingung juga, kita buat saja sistem tabel. What about you?"

"Ku pikir.. itu bagus juga. Ayo kita buat sekarang."

Tidak ada percakapan lagi setelahnya, Joy dan Kookie benar-benar serius mengerjakan tugas mereka. Di selang waktu, mereka mengibaskan tangan mereka karena merasa pegal kemudian kembali menulis, mereka juga sesekali mencomot kue-kue kering yang entah sejak kapan adanya. Mereka benar-benar serius hingga terkadang lupa waktu.

Tepat pukul 18.00pm, semua tugas mereka selesia dan berakhir dengan tangan yang pegal-pegal.

Joy yang baru menyadari waktu pun buru-buru membereskan barangnya. Sial. Sudah berapa jam dia meninggalkan ayah?

"Euhmm.. Kookie, maaf aku harus-- "

"Wahh ada tamu, siapa nama mu, Nak?" Joy yakin dia pasti ibu Kookie.

"Err.. saya Joy, Tante. Temannya Kookie." Jelas Joy cepat, dia harus buru-buru. "Kookie?" Tanya ibu Kookie a.k.a Jungkook. Ibu Jungkook jelas tak mengerti, siapa Kookie? Apakah yang dia maksud itu Jungkookie? Ohh.. jadi dia juga memanggil Jungkook dengan itu, batin Ibu Jungkook.

"Bagaimana kalau kita langsung makan malam bersama? Kalian tadi hanya memakan kue kering yang ibu taruh tadi, kan?"

Bagaimana ini.. batin Joy.

"Benar juga, Joy. Mungkin kita memerlukan makan malam. Tenang saja, nanti aku yang akan mengantarkanmu pulang." Uap Kookie dengan senyum menenangkan.

Kalau begini, Joy mana bisa mengelak lagi..

"Hm.. baiklah."

📈📃📉

Hello everyone!
DON'T FORGET TO VOMENTS!
(it means a lot for me)
HOPE YOU LIKE MY STORY!😊😊😊

NERDY BOY IN LUV {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang