抖阴社区

Part 14: Shadow

14 3 2
                                        

Sidang kasus penggunaan narkoba dengan terdakwa Park Jimin dilaksanakan hari ini. Detektif Jung menemukan bukti kuat yang dapat membebaskan Jimin. Pengacaranya juga sudah ambil alih dalam semua bagian penting yang akan diajukan saat persidangan. Aku datang bersama orangtua Jimin dan Jihyun. Nenek Go awalnya ingin ikut serta namun paman melarangnya, takut nenek jatuh pingsan atau apa. Di sisi sebelah kanan ruangan duduk member Bangtan dan manager Bang Sihyuk, mereka duduk dengan wajah harap-harap cemas, tidak seperti biasanya.

"Kita pasti menang Jihyun." Ucapku pada laki-laki yang duduk tegang di sebelahku. Seperti biasa, puluhan Army menunggu di pelataran kantor kejaksaan. Mungkin hari ini kantor kejaksaan mencatat rekor juri hakim terbanyak yang pernah ada.

Persidangan dimulai. Hakim membacakan surat tuduhan yang dikeluarkan kantor polisi beserta kronologis cerita dan bukti-bukti yang mengarah pada Jimin sebelum memberikan kesempatan pada sang pengacara pembela terdakwa.

Pengacara yang bernama Kim Jiwon itu berdiri cantik dan percaya diri di hadapan puluhan pasang mata di dalam ruangan. Menjelaskan secara rinci dan teratur bukti-bukti akurat yang ditemukan oleh detektif Jung. Kulihat ibu Jimin memejamkan mata dengan telapak tangan menutup mulutnya, berdoa diam-diam. Kedua mata Jihyun tidak berkedip menatap kakaknya yang sedang duduk sambil menatap pinggir meja. Namun entah mengapa, ruangan ini membuatku kembali ke bertahun-tahun silam, ketika aku menghadiri persidangan kematian ayahku.

Wajah terdakwanya sama sekali tidak merasa bersalah ketika dirinya ditetapkan menjadi tersangka atas kecelakaan itu. Pria itu meminta maaf, tetapi kata maafnya tidak menyentuh hatiku yang masih meraung-raung melihat wajahnya yang menyebalkan.

"Maka dengan ini saya nyatakan terdakwa kasus penggunaan narkoba jenis ganja serbuk tidak bersalah..." Tok! Tok! Tok! Seakan seperti delusi, suara ketukan palu dan suara hakim dengan pernyataannya itu sama seperti suasana sidang ayahku.

Suara riuh rendah membuat mataku terpejam, berusaha mengendalikan diri. Baik Baek Ho dan aku, tidak ada di antara kami yang merasa puas dengan persidangan ayah waktu itu. Segalanya terkesan begitu mudah dalam menjatuhkan hukuman bagi seseorang yang telah menyebabkan kecelakaan dan merenggut nyawa orang lain. Dua bulan waktu tahanan, pria itu sudah bebas dari hukuman penjara 12 tahun.

"Nuna! Kita menang!" Pekik Jihyun sambil merangkul tanganku. Aku menatapnya datar.

"Nuna! Hei, kau kenapa?" Aku mengedipkan mata, buru-buru tersenyum dan membelai kepala Jihyun, "Sudah kubilang kita akan menang." Balasku, kemudian memeluk Jihyun yang senang bukan main.

Orangtua Jimin juga berpelukan. Di sisi yang berlawanan, Jimin disambut kembali oleh teman-temannya. Berpelukan erat, beberapa ada yang menangis termasuk Jimin. Hingga kedua matanya menatapku beberapa saat. Dia melempar senyum hangat, senyum seperti waktu itu, ketika dia bilang kalau dia menyukaiku.

Setelahnya, keluarga Jimin pulang dengan mobil yang dikendarai ayahnya. Mereka sempat mengucapkan terimakasih padaku, serta memberiku pelukan. "Terimakasih atas segalanya, aku berhutang seumur hidup padamu." Bisik Jimin saat kami berpelukan. Apalagi yang bisa kulakukan selain tersenyum?

Para member Bangtan yang lain juga mengucapkan terimakasih, termasuk manager Bang. Dia menepuk pundakku 2 kali, kurasa itu cukup menandakan kalau dia bilang terimakasih.

"Kwon Hana!" Panggil seseorang ketika aku sedang berjalan menuju halte bus.

"Detektif Jung?" Aku harus memberitahu soal ini. Detektif itu memang terlalu tampan untuk menjadi detektif. "Aku ingin memberimu sesuatu." Ucapnya sambil merogoh saku mantel. Mantel cokelat tua dengan sweater turtleneck berwarna krem membuatnya kelihatan seperti artis. Tidak akan ada orang yang percaya kalau sebenarnya dia adalah seorang detektif.

Love is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang