DUA hari setelah kedatangan Jaebum, Nayeon, dan Mina kondisi Jinyoung semakin membaik. Dengan resep obat yang dokter Yugyeom berikan, serta Jisoo yang senantiasa merawat Jinyoung, dan semangat yang diberikan oleh Hyunjin, Jinyoung bisa lekas membaik.Pagi ini Jinyoung sudah bisa beraktivitas kembali, namun karena omelan Jisoo, pria yang adalah CEO sebuah perusahaan besar yang bergerak dibidang properti itu harus rela urung bekerja. Jisoo memaksanya untuk beristirahat sehari atau dua hari sampai ia benar-benar sembuh. Isteri idaman meski sedikit merepotkan pikir Jinyoung.
"Hyunjin-ah..! Cepat turunlah..!" teriak Jisoo dari ruang makan.
Perempuan itu sedang sibuk menyiapkan sarapan bersama dengan ahjumma, ART keluarga mereka.
"Ahjumma, tolong selesaikan ini. Aku akan mengantarkan sarapan untuk Jinyoung"
"Ne Jisoo-sshi"
Jisoo membawa senampan makanan dan juga susu, ia berjalan dengan tergesa-gesa. Begitulah Jisoo, dia ulet dan sangat disiplin waktu. Ia tidak akan menyia-nyiakan waktu yang ada karena setelah mengurus Jinyoung, ia akan pergi mengantar Hyunjin kesekolah.
Sebenarnya keluarga mereka memiliki seorang supir yang merangkap sebagai seorang security namun supir itu lebih sering mengantar Jinyoung kekantor dipagi hari sehingga untuk urusan Hyunjin Jisoo lah yang mengambil alih. Meski beberapa hari ini Jinyoung absen bekerja, Jisoo tetap bersikeras mengantar Hyunjin sendiri atau jika memang tidak bisa ia akan menelfon Mina.
Prannkkkk
Suara piring yang beradu dengan lantai terdengar bising ditelinga. Suaranya sedikit menggema akibat luasnya ruangan itu.
"Jisoo-sshi..!!"
Ahjumma berlari kearah Jisoo yang kini sudah bersimpuh dilantai porselen. Piring dan gelas yang dibawanya pecah berserakan dilantai, beberapa pecahannya juga mengenai Jisoo hingga memunculkan sedikit goresan darah.
"Jisoo-ah!!" dari lantai dua, Jinyoung yang baru saja keluar dari kamar ikut panik melihat isterinya. Awalnya ia hanya penasaran siapa gerangan yang menimbulkan bunyi gaduh diruang makan, maka dari itu Jinyoung keluar untuk mengecek.
Setelah mengetahui sumber kegaduhan ini adalah isterinya sendiri, Jinyoung segera berlari turun menuju Jiso. Ia melihat Jisoo dengan seksama, memastikan apakah isterinya baik-baik saja.
"Jisoo-ah, neo gwencanha?" tanyanya khawatir.
Hyunjin yang baru saja selesai bersiap-siap juga ikut khawatir melihat kondisi ibunya. Ia turun dari lantai dua dan langsung bersimpuh disamping ayahnya. Ia bahkan menangis saat Jisoo mengeluarkan banyak darah. Ia tidak yakin, Hyunjin mengamati seluruh tubuh Jisoo dan tidak ada satupun luka yang mampu menghasilkan darah sebanyak itu.
"Appa, kenapa eomma mengeluarkan banyak darah?"
Jinyoung dan ahjumma baru menyadari jika Jisoo mengalami pendarahan hebat. Semakin khawatir, Jinyoung menyuruh ahjumma untuk memanggil supir mereka, Kang Myeonsoo-ahjusshi.
"Cepat panggil ahjusshi, suruh dia menyiapkan mobil!"
"Ne Jinyoung-sshi"
Ahjumma pergi.
Wajah Jisoo semakin pucat karena kehilangan banyak darah. Kesadarannya pun semakin hilang, kelopak mata Jisoo perlahan semakin meredup hingga seakan berada diantara sadar dan tidak sadar.
"Eomma! Bangunlah eomma!"
"Bertahanlah Jisoo-ah"
Anak dan ayah itu sama-sama khawatir melihat kondisi Jisoo yang semakin melemah. Hyunjin sudah menangis sejak tadi, dan Jinyoung hanya bisa menahan air matanya. Kedua netra Jinyoung memerah karena mati-matian menahan air mata. Dalam kondisi seperti ini Jinyoung sama sekali tidak bisa menangis meskipun hatinya terasa sesak.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE S3 ? [COMPLETED]
Romance[PJY-KJS] "Kau adalah alasanku kembali lagi kedunia ini, jadi jangan pernah tinggalkan aku" -pjy- "Kau adalah alasanku bertahan didunia ini, jadi jangan sakit dan jangan pernah terluka" -kjs- Sequel YOU ARE Genre : Romance, Fanfiction, Comedy ? pepi...