抖阴社区

                                        

Cantika menoleh ke arah Ambar, "ngomong apa? Gue sama dia udah gak ada yang harus dibahas lagi."

"Tik... Gue tau sebenernya lo bingung. Rian seolah mempermainkan perasaan lo, lo harus tanya sama dia. Maksud dia ngomong suka ke lo itu apa? Kenapa dia bilang suka sama lo tapi dia deketnya sama Dewita. Dan jadiannya sama Elsa." Ia menatap Cantika yang terdiam. "Dia seolah mempermainkan perasaan perempuan, dan itu bukan lo doang. Dewita juga tersakiti pasti di sini."

Cantika menyandarkan tubuhnya pada dinding, menatap lurus ke arah depan, "gue gak tau." Ia menatap tangannya yang saling tertaut. "Gue bingung harus gimana, gue gak tau harus bersikap seperti apa di depan dia."

"Bersikap biasa aja, seolah gak terjadi apa-apa sama lo berdua. Jangan dibawa ribet Tik, lo sama Rian sama. Gak ada yang mau maju, lo nya gak mau ngomong ke Rian. Dan Riannya juga gak mau terus berjuang." Ambar mengedikkan bahunya. "Mungkin dia cape karena lo gak kasih respon ke dia."

"Gue gak respon dia karena gue ragu, dia emang bilang suka sama gue. Tapi lo tau sendiri kan kalau dia deket sama Dewita." Cantika menghembuskan napasnya pelan. "Dan sekarang, dia jadian sama Elsa. Gue gak tau siapa yang ada dihati dia sebenarnya. Gue hanya menjaga hati biar gak tersakiti lagi."

Ambar menghela napas, matanya menatap lurus ke depan, "gue juga sebenernya bingung. Gue gak tau harus bantu lo gimana."

Cantika tersenyum tipis, "lo diem aja, ini masalah gue. Gue bisa menyelesaikan ini sendiri, kalau gue ada keberanian buat ngomong sama Rian... Gue akan ngomong berdua sama dia."

"Cantika!!" Nabila langsung mengambil tempat di samping kiri Cantika, memeluk Cantika dengan gemas. "Gue gemes sama lo, mau gue mutilasi tau saking gemesnya."

Nita menggelengkan kepalanya, ia mengambil tempat di sebelah kiri Ambar.

"Gue tadi ketemu sama Rian," bisik Nabila.

"Gue juga."

Nabila langsung menatap Cantika, "serius?!"

"Hm."

"Terus gimana?!"

"Ya gak gimana-gimana."

"Lo udah gak jedag-jedug kan jantungnya?! Udah gak kena serangan mendadak lagi kan?!"

Cantika mendengus, "gue langsung lari tadi."

"Ngapain?"

"Takut gak bisa move on gue, makanya langsung lari tarik Ambar."

Nabila berdecak, "biasa aja kali, kalau kaya gitu lo ketauan belum bisa melupakan si penjahat hati perempuan."

"Ya mau gimana lagi, gue gak tau harus bersikap gimana."

"Biasa aja, tunjukin kalau lo udah move on. Tunjukin kalau lo udah bahagia dan udah melupakan dunia percintaan lo yang tragis."

"Hm," dehem Cantika malas.

"Mau gue cariin cowo yang lebih keren dari Rian gak?"

"Gak." Cantika menggelengkan kepalanya. "Gak mau, fokus ujian dulu gue."

Nabila mencibir, "sok banget ew." Ia menatap Cantika dengan intens. "Tapi lo harus bicara empat mata sama dia, tapi jangan baper pas berduaan. Jangan sampai ketauan Elsa juga."

"Mau ngomongin tentang apa?"

"Semuanya, Tik ini demi kelangsungan hidup hati lo. Biar hati lo tenang juga, kasian hati lo kalau begini. Di kasih harapan palsu oleh seseorang yang disukainya." Nabila tertawa remeh, menggelengkan kepalanya. "miris sumpah kisah cinta lo."

Cantika terdiam, "gue harus ngomong berdua nih?"

"Hm." Nabila menganggukan kepalanya. "Sampai kekeliruan di antara kalian selesai." Ia berdecak. "Gak pacaran aja masalahnya ribet banget, apalagi pacaran."

Cantika mendengus, "terserah gue dong, kisah remaja gue berwarna."

"Berwarna apaan?! Menyedihkan lebih tepatnya." Nabila menatap Cantika. "Lo harus ketemuan sama Rian, lo kirim pesan ke dia. Minta ketemuan di tempat yang menurut lo oke untuk ngomong berdua tanpa gangguan dari dunia manapun. Lo selesaikan semuanya."

Cantika menatap Nabila ragu, "harus ya?"

"Harus lah!!" Nabila menengadahkan tangannya pada Cantika, "pinjem hp, gue harus kirim pesan ke dia."

Cantika menggelengkan kepalanya, "nanti kalau hp-nya dipegang Elsa gimana?! Gue gak mau ada masalah."

"Oiya ya." Nabila menurunkan tangannya, ia memicingkan matanya saat melihat Rian yang sedang berbicara dengan Putra dan Alvin di pinggir lapangan.

"Tuh Rian, ngomong sana." Nabila mendorong bahu Cantika.

"Gak ah, kayanya emang udah gak ada yang harus diomongin lagi." Cantika menatap Nabila. "Jangan paksa gue, gue masih belum bisa."

Nabila menghembuskan napasnya pelan, ia menganggukan kepalanya mengerti dengan perasaannya Cantika. Ia hanya bisa memberi saran, tapi sayangnya Cantika tidak mau menuruti sarannya ini.

"Menurut gue, lo harus ngomong berdua sih. Tapi kalau lo belum siap, ya udah gak usah." Nabila menghela napas. "Gue takutnya hati lo malah tambah tersakiti lagi."

Cantika tersenyum tipis dengan ucapan Nabila, ia benar-benar belum siap untuk bicara berdua dengan Rian. Hubungannya dengan Rian juga masih dibilang baik, hanya saja sedikit canggung.

Ia juga sadar, jarak diantara dirinya dan Rian sudah semakin lebar. Dan yang memulai membuat jarak adalah dirinya sendiri, karena alasan ragu dengan perasaan Rian. Mungkin Rian memilih Elsa karena sudah lelah untuk menunggu jawaban darinya, saking lelahnya perasaan Rian untuknya semakin lama semakin terkikis.

Tidak ada nama Cantika lagi sebagai orang yang Rian suka, mungkin? Hanya ada nama Elsa yang menggantikan posisinya dulu. Dan Cantika mempunyai misi baru sekarang, melupakan Rian dan akan mencari laki-laki lain.
•••
Yeay!! Sepertinya dua part lagi akan selesai!!

Jangan lupa vote dan komennya ya, vote dan komen dari kalian berharga bgt buat aku. Jangan jadi sider, nanti jomblo loh. Tekan bintang yg ada dipojok bawah sebelah kiri

Kalau kamu suka cerita ini, tag temen kamu yg suka galau atau suka baperan. Siapa tau mereka ikutan suka juga 😂

Love you 😘

To be continue

[Bukan] Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang