Alea membulatkan matanya, ia semakin kepenasaran mengapa lelaki itu berjalan dengan sangat cepat menghindari keramaian.
"Makasih ya." Alea tersenyum namun matanya masih mengikuti arah jalan lelaki itu.
Setelah melalui beberapa acara, akhirnya sekarang acara bebas. Sosok itu masih ada di sudut koridor didekat kolam renang, mata Alea menatap lelaki itu tajam. Ia berjalan cepat menghampiri lelaki itu.
Ia menyipitkan matanya, semakin ia mendekati lelaki itu seperti ia mengenali lelaki itu. Dari samping, postur tubuhnya mirip dengan Revo. Namun apa mungkin Revo berada disini?
Mungkin saja, Alea tersenyum simpul ketika menyadari itu.
"Revo!" panggil Alea. Lelaki itu menatap Alea dari ekor matanya, lalu bangkit dari duduknya dan berjalan cepat untuk menjauhi Alea.
"Kok malah kabur sih?" tanya Alea bingung dengan suara yang sangat pelan. Ia mengerutkan dahinya.
"Revo!" panggil Alea dengan suara yang lebih kencang. Namun lelaki itu malah menutup kupluk pada hoodie-nya.
"Ih dasar aneh!" Alea menggerutu.
"Revo!" panggil Alea lagi. Namun langkah lelaki itu semakin cepat.
"Rev," pekik Alea tertahan, karena ia berjalan sangat cepat tanpa melihat apa yang ada disekitarnya. Kakinya terkilir dan jatuh ke dalam kolam renang.
"Ah, sial." Alea mengusap wajahnya yang basah karena ia jatuh ke dalam kolam renang.
Lelaki itu menatap Alea dari ekor matanya dan berhenti sejenak, sesungguhnya ia ingin menolong Alea namun rasanya tak mungkin.
Hati Alea seketika tak karuan, jika memang itu Revo. Mengapa ia malah kabur? Apa salahnya? Namun jika itu bukan Revo, itu siapa?
Dari kejauhan, Arvin dan Aldi menatap Alea bingung. Semua mata juga menatap Alea bingung, bagaimana bisa ia yang berulang tahun masuk kedalam kolam renang?
"Bebeb gue!" mata Aldi terbelalak saat melihat Alea yang sudah basah kuyup.
"Tolongin, tolol!" sentak Arvin. Ia langsung berlari menghampiri Alea yang sudah tercebur di kolam renang.
Byur. Arvin melepas jas miliknya dan juga ikut masuk ke dalam kolam renang, lamunan Alea buyar lalu menatap Arvin yang sudah ada disampingnya."Lo nggak papa?"
"Lo ngapain? Gue bisa berenang kali."
Arvin tersenyum, "Yang penting lo nggak malu sendirian."
"Gila." Alea beranjak mendekati tepi kolam dan naik keatas. Namun air sangat dingin, itu membuat Alea sangat kedinginan. Tubuhnya menggigil, bibirnya bergetar.
"Ayo." Arvin memakaikan jas yang ia tinggalkan di tepi kolam ke tubuh Alea.
"Nggak usah komen." Arvin menarik Alea untuk menjauh dari sorotan orang banyak, karena gadis itu pasti malu. Alea menatap Arvin bingung. Lalu ia menggosok kedua tangannya sendiri, menatap langit malam yang gelap.
Entah mengapa hatinya merasa seperti ada yang mengganjal, ada apa dengan Revo sebenarnya? Mengapa semuanya terasa aneh. Mata Alea berkaca-kaca.
Arvin menatap Alea lekat, "Lo kenapa?"
"Nggak papa," ujar Alea seraya menghela napas panjang. Namun matanya masih menerawang.
"Masa lagi ulang taun sedih gitu, nggak usah sedih ah." Arvin merangkul Alea untuk menenangkannya, Alea menepis tangan Arvin.
"Diem."
"Kan bisa ganti baju, lagi juga lo tetep cantik kok." Arvin merapikan rambut Alea yang sudah berantakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Goodbye (The Other Side 2)
Teen FictionSequel (The Other Side) "Buat apa lo mertahanin suatu hubungan kalo lo berjuang sendirian?" "I can't say hello to you and risk another goodbye." Apakah kau pernah masih saling menyayangi namun malah saling menghindar? Mengapa apapun yang kau lakukan...