Mata Arlan tak berkedip saat tatapannya berjumpa dengan tatapan orang di depan sana. Dalam sekejap dia hanyut dalam tatapan mata itu. Saat tatapan keduanya saling menyapa. Rasa familiar menguar dalam dirinya. Merasa kenal dengan tatapan mata itu.
Dia merasa pernah dekat dan akrab dengan tatapan mata itu.
* * * *
"Meli!!!" teriak Cowok yang tidak lain adalah Ryan di depan gerbang rumah yang tertutup rapat.
Tangan Ryan tergerak untuk menekan bel yang ada. Untuk memberitahu orang di dalam kalau ada orang datang.
"Melicuuu!! Yuhuuu!!" seru Ryan lagi lebih keras dari yang sebelumnya, "Mellll!! Buka dong! Gak kasian sama tetangga yang denger teriakan gue!!"
Lagi, Ryan menekan bel. Bahkan tiga kali sekaligus.
"Apa udah tidur, ya?" gumam Ryan untuk dirinya sendiri.
Ryan nampak berpikir sebelum memutuskan untuk meneror Caramel lewat pesan. Ryan membuka ruang percakapannya dengan Caramel. Melihat info terakhir dilihat yang tertera membuat Ryan kesal sendiri. Online.
AndraRyn
Meliiiii buka gerbang ngapaaaAndraRyn
Gue di depannnAndraRyn
Haus nihh teriak mulu dari tadii!Pesan itu terkirim pada Caramel. Namun bukan mendapat balasan atau pesan dibaca, Caramel justru meninggalkan WhatsApp. Membuat Ryan berniat untuk menggigit hidung Caramel saat itu juga.
Dengan gerakan cepat. Jari Ryan meluncur untuk menekan icon video call. Dia langsung memposisikan ponsel di depan wajahnya. Dengan tampang dibuat sekesal mungkin. Tersambung. Tetapi tak lama kemudian Caramel memutuskan panggilan video itu.
Baru kali ini Caramel menolaknya dengan cara seperti ini.
"Lo di mana, sih, Bulet!" geram Ryan menatap kesal layar ponselnya.
Tak lama kemudian, ponselnya bergetar. Tanda panggilan masuk. Dia langsung menerima panggilan itu.
"Mel, Lo kenapa, sih? Gue panggil, gak nyahut. Gue chat, gak dibaca. Gue vc, angkat langsung dimatiin. Gue di depan rumah, Meli!!!" cerosos Ryan begitu menempelkan ponsel di telinganya.
"Ngapain ke rumah?" tanya cewek di seberang Line dengan santai.
Ryan berdecak, "Mainlah! Elo, kan, sendiri di rumah."
"Pulang, gih!"
"Lo ngusir gue?!" tanya Ryan tidak bisa biasa. Ngegas.
"Ya, kalo Lo mau ditemenin Mbak Kunti terserah," jawab Caramel dengan santai.
"Elo kuntinya!"
"Serah, ya, gue lagi gak di rumah!"
Tutttt!!
Ryan meringis menatap layar ponsel. Belum sempat dia bertanya Caramel di mana, tapi panggilan sudah diakhiri lebih dulu oleh sahabatnya.
Sebenarnya Ryan merasa ada yang aneh dengan Caramel. Suara Caramel sedikit beda, lebih terdengar berat dan ngelantur dari biasanya. Samar-samar pula dia mendengar suara musik yang nampak seperti musik DJ.

KAMU SEDANG MEMBACA
AMISTAD?
Teen Fiction"Mel, jogging kuy!" "Mmmm.. Lo jogging gue sarapan, gimana?" tawar Caramel pada cowok di depannya dengan alisnya yang naik sebelah. "Ck, gak asik Lo, Mel!" kesal cowok itu. Caramel terkekeh gemas lantas mencubit kecil pipi sahabatnya, "Lo kalo lagi...
1.0
Mulai dari awal