抖阴社区

Part 25. Present's Past

12.8K 1.4K 1.7K
                                    

Current fave line:
"Oooooooh, Bae!"

🌏

Jungkook mencondongkan tubuhnya membuatku terkejut hingga aku tertunduk cepat. Tak sengaja dahiku pun menggesek hidungnya. Tolong ingatkan aku jika di ruangan ini, hanya ada aku dan Jungkook saja.

Gerakannya berhenti tak menyisakan jarak di antara kami. Salah satu tangan lelaki itu meraih membawa wajahku kembali ke arahnya.

"Jinae-ya, kau harus tahu tak ada yang berubah, aku mencintaimu. Sungguh."

Tubuh ini hanya meremang tak mampu berkutik lagi. Apa ia sedang meracau tak sadar? Tapi rasanya aku tak bisa menemukan kebohongan dari sorot maniknya yang jernih itu.

Hatiku mendadak sesak dan perasaanku menjadi berantakan tak karuan lagi. Ini kedua kalinya seorang Jeon Jungkook mengucap kalimat penuh makna itu padaku. Namun sekarang, mengapa aku malah sempat-sempatnya memikirkan sebuah nama.

Kim Taehyung, kenapa sosok menyebalkan itu mendadak muncul di kepalaku? Jelas-jelas malam ini ia- bersama wanita lain.

Jungkook mendorong wajahnya hingga bibir kami saling menyinggung dan bertautan. Aku tak bisa mengelak, dadaku pun menderu hebat sewaktu Jungkook yang serta-merta merengkuh tubuhku sangat erat.

Kenyataannya adalah benar memang aku merindu pada lelaki yang ada di hadapanku saat ini.

Persetan dengan Kim Taehyung. Toh sekarang ini pasti ia juga sedang melakukan kegemarannya 'itu' dengan senior Bae Joohyun. Tiba-tiba saja hati kecilku bersuara dengan lantang, tak masalah jika Jungkook-lah yang menjadi pertama untukku.

Sementara itu aku terlarut dalam lumatan yang Jungkook berikan bertubi-tubi. Bisa kurasakan tangannya meremas tepian ujung kaus yang kukenakan. Bahkan jemarinya secara sengaja menyentuh sebagian pinggang dan perutku secara langsung di permukaan kulit, membuatku sedikit mulas karena gugup.

Aku menyentuh dadanya yang tegas, mengusap gelisah di situ. Kepalaku pun mulai berdenyut akibat kekurangan pasok oksigen. Lalu Jungkook meraih tanganku dan menggenggamnya sangat erat.

Ciuman lelaki itu terasa begitu lembut, sangat jauh berbeda dengan Taehyung yang sedikit kasar saat menggarapku.

Argh, Kim Jinae-ssi, tolong berhentilah! Lupakan lelaki yang bahkan tak memikirkanmu, bodoh!

Wajah serta sekujur tubuhku perlahan mulai memanas dan tak terkontrol saat aku mendengar desahan halus dari Jungkook yang sesekali mencuri napas di tengah-tengah perlakuannya atas bibirku.

"Kim Jinae," gumamnya.

Meluruh sudah semua hal yang ada di pikiranku. Kini hanya tersisa kehangatan yang tersalur penuh dari Jungkook seorang.

Pada titik di saat napasku mulai tersengal tak beraturan, ritme yang aku miliki hampirlah serupa dengan lelaki itu. Sesekali Jungkook juga meraup oksigen tanpa melepas pagutannya. Aku menyadari satu hal baru, ternyata dalam durasi yang panjang, tak berarti keduanya harus menahan napas selama itu juga.

Setelah Jungkook dan aku sama-sama terengah hebat, akhirnya ia pun menarik mundur wajahnya, menatapku seolah hanya akulah sumber bahagianya.

Ia menarik salah satu tanganku, mengusapnya di atas pangkuan paha sendiri. Mengulum senyum, Jungkook menunduk dengan pupil mata yang tak lepas dari tangan yang digenggamnya. Lalu ia berpaling menatapku kembali dengan lebih teliti, menyipitkan kedua mata besarnya itu. "Eungh, apa barusan, aku melukai bibirmu?"

Aku menggeleng pelan. "Tidak kok. Luka ini kudapat saat penerbangan dari Seoul ke Amsterdam."

"Bagaimana bisa?" Jungkook lebih mendekatkan diri untuk mengamati luka milikku. "Kau dipukul oleh penumpangmu sendiri?"

Final Approach (?) [TERBIT]Where stories live. Discover now