抖阴社区

13. Ayah Pulang

Mulai dari awal
                                        

Aku dan Mas Jae duduk berdampingan di sofa tapi tidak berucap apapun.

Mas Ian bangun dari posisinya yang tadi goleran di karpet lalu duduk di sebelahku sambil bersender, "Dek?"

"Apa?" tanyaku ketus.

"Dih, galak banget sih." kata Mas Ian.

"Tau tuh dari tadi marah-marah terooosss!" sahut Mas Jae.

"Apaan sih nyamber mulu!" jawabku sensi.

Nggak sadar apa yang emosi mulu tuh Mas Jae. Ditambah dengan sikap mau menang sendirinya itu.

"Cantik, nggak?" tanya Mas Ian tiba-tiba menunjukkan sesuatu dari layar HP nya.

"Baru?" tanyaku.

"Lemes banget itu mulut." jawab Mas Ian.

"Mbak Sharon yang tempo hari nggak jadi dipepet?" tanyaku balik.

Mas Ian cemberut, "Susah. Cowoknya tentara."

Tiba-tiba suasana jadi heboh ketika Mas Devan tahu-tahu udah dari teras, "Ayah datang!"

Wah, beneran. Ketua suku dari rumah ini akhirnya datang!








•••











"Jadi gimana sama pekerjaan di kantor selama Ayah tinggal?" tanya Ayah mengawali makan malam bersama dengan obrolan ringan.

Ayah mengerti kalau anaknya bakalan bobrok kalau urusan dapur maka dari itu beliau sudah bawa makanan.

Makanan organik.

Kami bakalan jadi anak yang sehat dan kuat selama Ayah di rumah.

"Baik kok, Yah. Surya udah melakukan banyak pengecekan kinerja karyawan dan nggak ada masalah." jawab Mas Surya yang punya jabatan paling tinggi diantara mas-masku yang lain.

Ayah tidak memberikan langsung jabatan tersebut. Melainkan anak-anaknya harus mulai dari bawah. Mas Surya memang paling punya bakat ngantor sejak SMA. Suka banget ikut organisasi dan langganan jadi ketua. Entah itu ketua kelas, ketua OSIS, atau ketua ekskul. Bakat leadership-nya sudah terasah sejak dini.

"Jae juga udah mastiin beberapa proyek yang dijadwalkan udah berjalan sesuai rencana. Meskipun ada beberapa keterlambatan karena teknis tapi nggak butuh waktu lama buat diatasin." sahut Mas Jae.

"Yan, kamu nggak cuman sibuk godain karyawan perempuan, kan?"

Kami semua keselek dan hampir ketawa ngakak dengar pertanyaan Ayah barusan.

Mas Ian mengelap mulutnya dan buru-buru menjawab, "Libur dulu, Yah. Luka lama belum sembuh."

"Halah," Ayah ketawa.

"Gimana Cafemu, Dev?" tanya Ayah.

Mas Devan mengacungkan jempolnya, "Kabar baik. Cafe Devan mau buka cabang."

"Bagus-bagus." kata Ayah senang.

"Besok-besok kalau buka cabang, kasih tahu Arin, Mas. Arin mau kesana nyobain menu baru." kataku.

Aku Panggil Mereka : Mas! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang