Author's side.
Di mobil benar-benar suasana chaos. Kelima masnya Arin begitu heboh lihat adik ceweknya luka.
Padahal luka kecil dan udah diobatin.
"Siap-siap digaplok Ayah nih," kata Jae sambil nyetir.
"Tau nih, Arin! Kenapa tadi nggak minta dianter aja sih?!" Ian berkacak pinggang. Karena mereka tahu kalau Arin ada lecetnya tuh yang kena semprot mas-masnya.
Arin cemberut, "Mana tahu Arin kalau bakalan begini."
Yang di mobil cuma ada Jae, Ian, sama Wirya. Surya dan Devan boncengan bawa motornya Arin.
"Eh iya, btw tadi katanya ditungguin sama yang nabrak..." Kalimat Jae terputus.
"Yang nabrak Arin, Mas," potong Arin cepat.
"Yowes ikulah. Kok tadi nggak ada siapa-siapa disana?" Jae menatap Arin dari kaca spion depan.
Arin kembali takjub sama sosok bernama Wiguna tadi. Masih muda, ganteng, dokter, dan baik pula. Baiknya kebangetan!
"Heh! Kok senyam-senyum?" kata Wirya menoel dagu Arin.
Arin tersadar dari lamunannya, "Tadi dia ada telepon, Mas. Penting. Makanya pamit duluan."
Lalu Arin baru sadar kalau tadi Wiguna memberikan kontaknya. Buru-buru Arin membuka kontak dan search nama 'Wiguna' dan benar saja ada. Bahkan chat untuk WhatsApp juga available.
"Opo seh mesam-mesem teros (Apa sih senyam-senyum terus)?" kata Wirya penasaran lalu berusaha mengintip layar HP adiknya.
"Dilarang kepo atau pantatmu akan kelap-kelip!" kata Arin lalu menjauhkan HP nya dari Wirya.
"Huuuu!" kata Wirya nggondok.
Ian menoleh ke belakang, "Heh nggak diapa-apain kan sama si nabrak...."
"Dibilangin Arin yang nabrak," tegas Arin lagi.
"Yo iku. Katane Mas Jae sing kamu tabrak cowok, kan? Temenan (beneran) nggak macem-macem, kan? Nek macem-macem tak parani omah e (Kalau macam-macam aku datangin rumahnya)."
"Nggak, Mas. Orangnya baik banget. Ganteng, dokter pula..." Arin keceplosan.
Citttttt!
Jae menginjak rem mendadak.
"Mas Jae!" kata Arin histeris karena kepalanya kepentok kursi mobil didepannya.
•••
Mobil yang dibawa Jae dan sepeda motor vario yang dibawa Surya (boncengin Devan) sampai hampir bebarengan di halaman rumah.
"Kok ramai ya? Ada tamu?" gumam Wirya pas keluar dari mobil.
"Kayaknya ada tamu deh," balas Surya setelah memarkirkan motor.
Benar aja. Ada tiga sosok yang tidak asing keluar dari rumah.
"ABG siapa nih?" kata Ian melongo.
Arin juga melongo.
"Loh wes puber ta (Loh sudah puber)?" kata Devan ikutan speechless.
"Hai Mbak Arin!"
"Yang dapat 'Hai' cuma Mbak Arin."
"Masih inget kita, kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Panggil Mereka : Mas!
Fanfiction? OUT NOW @universe_publisher (shopee) Jadi Arindia nggak selalu seindah pandangan orang-orang. Kemana pun dia pergi, kelima masnya akan selalu ngintilin dan berlagak jadi bodyguard. Rasanya campur aduk karena meskipun ngeselin, Arindia bersyukur d...