抖阴社区

Bagian 10

138K 6.5K 415
                                        

°°°King Bullying

-o0o-

"Katakan apa maksudmu?"

Bulu kuduk Zara terasa meremang. Mereka hanya berdua di ruangan ini. Jika boleh dibandingkan, Zara lebih memilih kuis fisika dadakan seribu soal daripada berhadapan dengan orang yang paling ditakuti seantero sekolah di sebuah ruangan gelap hanya sedikit pencahayaan akibat sinar matahari di cela-cela ventilasi jendela.

Baginya ini adalah hari terburuk sekaligus kesialan baginya. Bagaimana tidak, dia tidak tahu menahu soal puisi di mading itu tetapi dia jugalah yang terkena getahnya.

Ingin Zara menangis sekencang-kencangnya dan berlari ke ujung dunia agar tak bertemu lagi dengan seorang yang kini berhadapan dengannya. Meski dia di paksa duduk di bangku dan orang itu berdiri.

Zara hanya bisa menunduk. Sedikit mengurangi rasa takut daripada menatap mata yang terus menusuk tajam seakan dapat membunuh siapa saja yang menentangnya.

"A-aku ti-tidak t-tahu," sekuat tenaga Zara mengeluarkan suaranya agar tak terdengar gugup, namun usahanya sia-sia. Sungguh, efek dari Agra dapat membuatnya seperti Aziz Gagap setiap saat.

Zara mencengkeram kuat-kuat sisi kursi kayu yang didudukinya hingga jari jemarinya terasa keram dan tak bisa digerakan.

Apapun usahanya akan Zara lakukan asal itu bisa selamat dari Agra.

Agra yang mengetahui raut ketakutan Zara akhirnya hanya menyeringai. Bodoh sekali Zara melewatkan kesempatan untuk melihat senyum devil ala Agra yang katanya sangat keren. Semuanya pasti ada akibatnya dan akibatnya adalah ruangan gelap sekaligus kegugupannya yang tak mengizinkan untuk menatap wajah tampan Agra secara tamat-tamat.

"Kuulangi pertanyaanku, apa maksudmu menempelkan puisi norak seperti itu di mading? Kau ingin membuatku malu? Hah?"

"T-tidak, b-bukan aku yang me-melakukanya."
Zara sudah pasrah jika Agra akan menampar, menjambak atau bahkan memukulnya.

"Lalu siapa lagi bodoh?! Siapapun pelakunya itu tidak penting. Yang terpenting kau membuatku malu dan kau harus mendapat akibatnya."

"A-apa yang harus aku lakukan?"

Agra menyeringai mendapati pertanyaan yang sudah lama ditunggunya.

"Kau ingin selamat atau mati mengenaskan itu tergantung pilihanmu."

Zara meremat erat-erat rok nya. Dadanya sudah berdebar hebat. Panas dingin dia mencoba melawan situasi mengerikan ini. Bahkan situasi ini lebih dari eksekusi mati baginya.

"T-tentu saja ak-aku ingin s-selamat."

Agra menatapnya remeh, menelaah penampilan Zara dari ujung kaki hingga ujung rambut. Yang ternyata dia tak kalah cantik dari gadis-gadis lainnya. Hanya saja tampilannya yang sederhana atau bisa di bilang kurang modis.

Kuno. Dan style Zara menunjukkan bahwa dirinya adalah gadis tak berada. Sepatunya yang sudah di sol, handrok yang kebesaran hingga di bawah lutut , baju yang sedikit menguning, rambut panjang lurus tanpa perawatan, tiada make up dan terlihat natural.

"Lucuti semua pakaianmu dan katakan bahwa kau ingin ku setubuhi."

Plak!

King Bullying [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang