抖阴社区

[11]

587 90 15
                                    

Sesuai dugaan, kedatangan Daniel ke rumah Jihoon berhasil membuat seisi rumah kacau. Terutama Nyonya Lee yang langsung bertanya alasan kedatangan tiba-tiba pria itu. Sejak bertunangan dengan Jihoon, pria yang hampir tidak pemah menampakkan batang hidungnya itu sudah datang dua kali dan atas kemauannya sendiri. Ternyata bukan hanya Jihoon yang aneh, tetapi Daniel pun jadi sama anehnya.

"Jihoon memintamu datang?"

"Tidak. Kebetulan saja saya tadi ada di daerah sini."

Tentu saja pria itu berbohong. Tidak mungkin ia mengatakan tujuan kedatangannya yang sebenarnya. Daniel mengamati ruang keluarga tempatnya berdiri saat ini. Langit-langit ruangan itu cukup tinggi. Di dalam ruangan itu terdapat sofa berwarna gelap dan juga ada karpet dan tirai dengan warna serupa.

”Jihoon ada di...?”

Seolah-olah menjawab pertanyaan pria itu, terdengar suara piano yang datang dari Iantai dua rumah itu. Ting ting, tung tung, ting tung teng. Terdengar nada yang ringan dan ceria, tetapi terdengar seperti bukan sedang dimainkan oleh seseorang yang mengambil jurusan piano ketika kuliah.

”Ada yang sedang bermain piano?”

"Siapa lagi kalau bukan Jihoon Eonni.”

Daehwi tahu kenapa Daniel terlihat bingung, tetapi ia tidak mau berkomentar lebih Ianjut. Daehwi sendiri tidak tahu cara bermain piano yang benar, jadi ia enggan memberikan penilaian tentang kemampuan Jihoon bermain piano.

"Kenapa anak itu tidak juga turun? Daehwi, pergi dan panggil Jihoon. Suruh dia cepat turun. Tidak, tidak. Aku saja yang naik."

Nyonya Lee terlihat tidak sabar. Sejujurnya, beliau tidak sanggup berhadapan dengan calon menantunya itu. Yang diinginkannya saat ini adalah Jihoon muncul dan membawa pergi tunangannya, yang selalu tampak tidak bersahabat itu. Sekarang Nyonya Lee akhirnya mengerti kenapa Jihoon selalu ketakutan setiap berdekatan dengan Daniel.

"Tidak perlu. Saya saja yang naik.”

Daniel menahan Nyonya Lee dengan kata-katanya. Daniel ingin melihat sendiri tunangannya itu.

Kamar Jihoon terlihat cantik. Penutup kasurnya berwarna oranye dan beberapa bantal dengan warna yang lebih gelap terlihat menumpuk di atasnya. Wangi bunga freesia (nama bunga yang dipercaya dinaungi oleh bulan dengan elemen alami air dan menyimbolkan feminisme) di atas meja berbentuk bunga mawar, yang membuat kamar itu terlihat mewah, tersebar ke seluruh ruangan.

Kamar Jihoon terlihat penuh karena ukurannya tidak terlalu besar. Aura wanita itu memenuhi seluruh ruangan. Dengan kaus berwarna merah muda yang dipadukan dengan celana putih, Jihoon terlihat bersinar. Musim semi kali ini datang lebih awal untuk Daniel. Jihoon-lah yang dimaksudnya sebagai musim semi itu.

Entah karena merasakan tatapan Daniel atau merasa ada seseorang yang melangkah mendekatinya, Jihoon berhenti memainkan piano dan menolehkan kepalanya. Mata Jihoon Iagi-lagi bersinar. Daniel baru menyadari kalau tatapan mata tunangannya itu cukup dalam, tetapi menenangkan.

”Sepertinya kau sudah benar-benar sembuh. Tidak seperti minggu lalu, berjalan sendiri saja kau kesulitan.”

”lya. Aku merasa jauh lebih baik. Waktu itu aku pasti terlihat aneh sekali.”

Danjel sengaja bertanya tentang kesehatan Jihoon karena ingin mendapat jawaban atas rasa penasarannya, bukan karena merasa khawatir. Akan tetapi Jihoon menjawabnya dengan senyum ceria.

Senyum kemenangan. Mengingat apa yang terjadi di rapat beberapa waktu lalu membuat Daniel kembali kesal. Wanita itu terlihat menikmati kemenangannya. Sampai saat inl, pria itu masih tidak percaya kalau ia kalah. Hal itu membuatnya merasa tertantang dan semakin ingin bertarung.

Moon In The Spring. NielWinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang