"Awalnya aku hanya ingin melindungimu mengingat kejadian yg pernah kualami. Namun rasanya, tujuan ku melindungimu karna aku ingin kau baik-baik saja agar selalu bersamaku." Lim
"Aku sudah mencintaimu sebelum kau mencintaiku" jennie
.
.
.
.
.
.
FF...
"Apa memang dia sudah tidak mencintaiku lagi..?" Tanyanya dalam hati. Ia masih mengingat dengan jelas pemandangan sial yang ia lihat tadi malam. Dan karna pemandangan itu juga yang menyebabkannya frustasi.
Sesampainya dirumah, ia merebahkan badannya diranjang. Berniat melepaskan lelahnya setelah seharian bekerja. Ia memejamkan matanya namun terlintas bayangan wajah jennie difikirannya. Ia kembali bangkit dari ranjang karna menurutnya itu sama sekali tidak membantu mengurangi lelahnya. Malah menambah lelah tepatnya diotaknya.
Ia membuka ponselnya, menatap foto kekasih tercintanya yang sedang mengerucutkan bibirnya, expresi favoritenya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mengusap layar ponselnya yang menampilkan foto jennie dengan jutaan pertanyaan diotaknya yang membuat matanya memerah menahan air matanya. Ia membuang ponselnya ke ranjang dan pergi membersihkan tubuhnya kekamar mandi.
Aku bersiap menuju restoran yang sudah dijanjikan jennie. Aku berusaha tampil sebaik mungkin. Entah kenapa aku masih saja mengingat dia bersama pria tadi malam. Aku menaiki mobilku tanpa pengawal kali ini dan mengendarai mobilku dengan kecepatan tinggi. Aku tak ingin jennie menunggu fikirku.
Setelah beberapa menit diperjalanan, aku sampai ditempat tujuan. Kuambil hadiah untuk jennie yang kubawa dari florida kemarin. Apapun yang terjadi aku harus tetap memberikan hadiah ini fikirku.
Aku memasuki resto itu dan dia belum datang. Ya, memang saat ini masih pukul 06.50 p.m yang artinya memang masih ada 10 menit lagi menuju jam yang dia janjikan. Aku memanggil pelayan untuk pesan minuman.
"Flat white 1 dan Jus Strawberry 1.." ucapku pada pelayan yang mencatat pesananku.
"Ada lagi tuan..?" Tanyanya lagi dan aku menggeleng. Diapun pergi .
Beberapa saat kemudian aku melihatnya datang. Wajah cantiknya yang biasa aku lihat entah kenapa kali ini berbeda, aku langsung berdiri dan tersenyum padanya. Kupeluk dia melepaskan rindu yang selama ini sudah menumpuk. Cukup lama aku memeluknya namun entah kenapa dia tidak membalas pelukanku. Sadar akan hal itu akupun melepaskannya.
"Maaf sayang.." ucapku lalu duduk kembali. Entah kenapa perasaanku sangat tidak enak, tapi aku mencoba positif thinking.
Lim POV end
Jennie yang sejak datang sudah memasang wajah datarnya. Pesanan lim datang, mereka masih diam sampai pelayan pergi.
"Kamu mau makan atau..."
"Nggak usah. Tadi udah makan.." jawabnya singkat. Lim masih heran, padahal dia merindukan jennie memanggilnya boo, sebutan sayang jennie untuk lim. Rindu jennie bermanja-manja padanya, yang biasanya gadis bermata kucing itu akan duduk dipangkuannya, atau memintanya menggendongnya, namun kali ini aura yang dikeluarkan gadisnya benar-benar horor.