抖阴社区

Perjuangkan Hatinya

2.7K 125 158
                                        

Mbak Jihyooooo💜💜💜❤️❤️❤️






So?" Ali menanya lagi. What is your answer, my lady?".

Seli menatap Raib dengan takut.

Apakah akan ditolak? Kalau ditolak, bisa-bisa reputasi Ali menurun.

Para fans Ali mulai ricuh dan menatap Raib dengan tatapan membunuh. Bahkan, ada juga yang mengucapkan sumpah serapah ke Raib.

Sedangkan, Raib sendiri kebingungan. Bahkan, ia tak tahu mengapa ia bisa disini. Di bangku penonton pertandingan basket.

"A-aku tak tahu..." lirihnya pelan. Tapi, seakan-akan perasaan yang menyatu, Ali bisa mendengar suara Raib yang bisa dibilang sangat pelan.

Ali menghela napas panjang. Ia tahu, mungkin dirinya akan ditolak.

Mana ada yang mau dengan anak yang nakal dan keras kepala sepertinya?

"Ya sudah, kalau begitu." Ali mulai bersuara, entah kenapa suaranya seperti orang yang putus asa. "Aku tunggu didepan gerbang ya. Kita pulang bareng." Kemudian, Ali memberikan micnya ke MC lagi dan mengembalikan pialanya ke kapten. Kemudian berlari meninggalkan lapangan.

"Ehmm... yak, pemenangnya adalah tim x! Selamat untuk kalian!!" Kata MC untuk memecah suasana garing dilapangan.

Laar melihat Ali yang terus berlari. Kasihan, Laar pun menyusul Ali.

Para guru yang melihat murid didiknya yang nakal itu sangat tertegun. Baru kali ini mereka melihat sang trouble maker merasakan cinta.

Namanya juga manusia, pasti merasakan cinta lah. Pe'a sekali kalian jadi guru. Terutama guru biologi.

"Ra." Seli memegang bahu Raib. "Kamu gak apa?" Tanyanya takut.

Raib menepis tangan Seli. "Salahnya sendiri melakukan hal yang enggak-enggak didepan umum. Sekarang rasakan, kena batunya dia." Kata Raib marah kemudian berjalan meninggalkan bangku penonton. Diiringi omongan-omongan lucknut fans Ali.

Raib tak memedulikannya. Ia terus berlari, berharap tidak bertemu Ali di depan gerbang.

Kalau bisa, jangan sampai ketemu beberapa hari kedepan.




~~~

"Bro." Panggil Laar saat melihat Ali mengepak barang-barangnya di ruang ganti laki-laki.

"Maaf Laar, lain kali saja." Kata Ali singkat dan datar kemudian pergi melewati Laar, meninggalkan ruang ganti.

Laar menatap punggung Ali yang menjauh kemudian tersenyum tipis.

Semangat!




~~~


Ali telah sampai di depan gerbang. Tapi tak menemukan Raib.

Sudah ia duga, Raib pasti meninggalkannya.

Satpam yang melihat Ali kebingungan pun segera menghampirinya.

"Napa mas? Nyari neng yang mas tembak di lapangan tadi?" Tanya satpam to the point.

You ?? LANJUT ONE SHOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang