Begitu yang dikatakan Jaemin yang ditolaknya mentah-mentah, karena jarak minimarket ke asrama hanya memerlukan waktu lima menit saja.
Kini, dengan terpaksa ia harus berlari menembus hujan dan ditambah lagi, dia tampaknya kerepotan dengan barang belanjaan dan sesuatu yang disembunyikannya di balik hoodie.
"Aku pulang!"
Dengan tergesa, Jeno memasuki kamar asramanya. Hampir seluruh bajunya basah kuyup sampai membuat genangan kecil di depan pintu.
Jaemin yang melihatnya, buru-buru mengambilkan handuk dan membantu Jeno untuk meletakkan barang belanjaan.
Namun sesuatu yang bergerak di balik hoodie Jeno lebih menarik perhatiannya daripada membantu Jeno mengeringkan rambut.
"Astaga!" pekik Jaemin setelah melihat sesuatu menyembul keluar dari balik hoodie.
"Kau menemukannya di mana?" tanya Jaemin seraya membuka paksa hoodie yang dipakai Jeno. Agar 'sesuatu' tadi bisa keluar bebas.
Jeno menggaruk tengkuknya canggung. "Euhm... kasihan, dia kehujanan di dalam kardus di pinggir jalan."
"Ha? Hahahaha!"
"Jangan tertawa Jaemin-ah..." ucap Jeno dengan wajah tertekuk masam.
Jaemin menghapus air mata yang menggenang, tak kuasa menahan tawa geli melihat kekasihnya yang di cap anak berandalan, galak, dan sangar ini membawa pulang seekor kucing manis dan sangat imut.
Ya, seekor kucing lucu berwarna putih dengan corak belang di hidungnya.
Jeno mendecih kesal, ia merebut paksa handuk dari tangan Jaemin seraya bergegas ke kamar mandi. Meninggalkan Jaemin yang kini sudah sibuk mengeringkan bulu kucing tadi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.