抖阴社区

Chapter 1

6.4K 433 1
                                        

Layaknya pepatah—hari baru adalah awal baru. Begitu juga dengan Mylize, yang menghadapi semester baru di sekolahnya. Pagi itu, ia sudah bersiap untuk berangkat dengan mobil kesayangannya, sebuah Toyota Yaris merah yang dihiasi stiker visual idol tercintanya di bagian samping plat. Mobil itu selalu menarik perhatian, terutama saat Mylize melaju dengan percaya diri di jalan. Otopet—sebutan untuk mobil kesayangannya, yang ia dapatkan dari hasil lomba dan endorsement, menjadi lambang kesuksesan yang tak bisa disembunyikan.

Cuaca pagi ini begitu cerah, dengan sinar matahari yang menghangatkan kota Niraen. Burung-burung berkicau riang, seolah menyambut hari baru dengan penuh semangat. Di langit, burung-burung itu terbang dalam pola aneh yang membentuk simbol-simbol misterius. Apakah ini pertanda? Mylize bertanya-tanya dalam hati, namun ia hanya menganggapnya sebagai hal biasa. Namun sesuatu di dalam dirinya, seakan menduga ada sesuatu yang besar yang menunggu.

Ia memerhatikan wajahnya di kaca mobil dan meratakan sunscreen di wajahnya yang sedikit pucat. Mylize tidak terlalu suka menggunakan pewarna bibir, mengingat komentar teman-teman yang selalu mengolok-olok bibirnya yang dianggap terlalu tebal dan tampak seperti "baru saja memakan bayi." Meski begitu, ia tetap tersenyum, seolah bisa menyembunyikan rasa tidak nyaman itu.

Langkahnya mantap saat ia menuruni tangga rumah menuju dapur untuk sarapan. Ibu dan ayahnya, bersama adik dan kakaknya, sedang berkumpul membahas berita yang semakin viral di masyarakat—portal waktu dan monster penghisap energi yang kini semakin sering muncul di berbagai tempat di Niraen.

Sudah setahun belakangan ini, warga dihimbau untuk menghindari tempat-tempat sepi yang penerangannya remang-remang, seperti café-café di pesisir laut dan perbukitan. Konon, banyak korban jiwa yang ditemukan di sana dengan kondisi tubuh pucat dan mata merah seperti darah. Semuanya semakin aneh. Namun Mylize, meski sering melihat berita-berita itu, tetap tidak terlalu peduli.

Ibu Mylize, seorang dokter umum, sering menangani kasus-kasus medis yang aneh dan tak terjelaskan, sedangkan ayahnya adalah pengacara sekaligus presenter kondang yang sering membawakan berita mengenai berbagai kasus misterius seperti itu. Mylize merasa sudah terbiasa dengan cerita-cerita aneh, namun tidak pernah menyangka bahwa suatu hari, hidupnya sendiri akan terjebak dalam keanehan tersebut.

Kehidupan di sekolah sudah begitu ramai, dan Mylize adalah senior paling populer di sekolahnya. Di hari pertama sekolah, hadiah-hadiah dari para penggemarnya sudah menumpuk, membuatnya sedikit kewalahan. Namun, ketika ia berjalan melewati lorong, seorang murid baru misterius mendekatinya dan dengan sigap membantunya membawa hadiah-hadiah itu.

"Hati-hati," kata lelaki itu dengan ekspresi datar, matanya tajam namun kosong, seolah mengamati setiap gerak-gerik Mylize. Mylize merasa sedikit canggung, hanya mengangguk sebagai balasan. Namun saat ia berbalik untuk melihat ke sekeliling, lelaki itu sudah menghilang begitu saja. Anehnya, seolah ia tidak pernah ada.

Mylize menoleh ke arah Mading, yang dipenuhi oleh siswa-siswi yang sedang membaca berita terbaru. Di sana, terpampang sebuah judul yang mengejutkan dan menggelitik rasa ingin tahu:

Penemuan terkini: Ratusan jasad ditemukan di pesisir pantai dan perbukitan wilayah Niraen. Kondisi jasad berkulit pucat, mengeluarkan aroma buah, dan pupil mata berubah menjadi merah darah... Apa ini ulah psikopat gila?

Membaca itu, Mylize hanya bisa merenung. Psikopat kreatif? Siapa yang akan repot-repot mengubah pupil mata korban mereka dan meninggalkan jejak aroma buah sebagai tanda akhir? Ada yang tidak beres. Namun ia tahu, ini adalah konspirasi yang lebih besar dari yang ia duga. Tanpa membuang waktu lebih lama, Mylize bergegas menuju kelas barunya, berharap bisa mendapatkan tempat duduk di depan.

Sesampainya di depan pintu kelas, Mylize berhenti sejenak dan memerhatikan keadaan di dalam kelas baru yang penuh dengan kehadiran murid baru. Pandangannya langsung tertuju pada sekumpulan pemuda berkulit pucat yang duduk dengan tenang di sudut ruangan. Tiba-tiba, beberapa murid wanita di kelas tersebut berbisik dengan nada yang cukup keras, menyebutkan nama "Jokeliha".

Jokeliha—nama itu begitu sering terdengar, tapi entah mengapa Mylize merasa ada sesuatu yang misterius dan menakutkan di baliknya. Kelompok pemuda itu memiliki aura yang tidak bisa dijelaskan. Dengan tinggi badan yang lebih dari rata-rata, mereka tampak berbeda dari yang lain. Tidak hanya itu, mereka juga memiliki ciri-ciri yang membuat mereka tampak seperti vampir modern, dengan kulit sepucat bulan, mata yang tajam, dan wajah yang tampak seperti mengandung rahasia gelap.

Ketika Mylize melewati mereka, mereka semua menatapnya, memandang dengan intensitas yang tak bisa diabaikan. Tidak seperti kebanyakan orang, mereka seolah-olah melihat lebih dalam—ke dalam jiwa. Mylize merasa cemas dan gelisah, namun ia berusaha menyembunyikan perasaan itu. Keempat lelaki itu seolah tidak ingin berinteraksi dengan orang lain, dan memilih untuk duduk terpisah, masing-masing tenggelam dalam dunia mereka sendiri.

Mylize yang merasa perlu mengenal semua orang di kelasnya, terutama karena ia adalah sekretaris kelas, merasa ia harus melakukan sesuatu. Maka, dengan senyum ramah dan percaya diri, ia mendekati mereka.

"Halo, perkenalkan, saya Mylize, sekretaris kelas ini. Salam kenal ya," ucapnya dengan senyum khas yang selalu membuat wajahnya terlihat lebih cerah.

Namun, lelaki yang dibantunya di lorong tadi hanya melirik sekilas, dengan tatapan kosong yang seolah-olah menyusup ke dalam dirinya. Bulu kuduk Mylize berdiri, matanya menatap dengan tajam dan hampa, seolah ia bukan manusia. Bahkan, ketika lelaki itu berbicara, Mylize bisa melihat taring yang mencuat di mulutnya, seperti vampir.

Saat itu, Mylize merasa jantungnya berpacu lebih cepat. Ada sesuatu yang salah dengan kelompok ini.

Namun, tiba-tiba dari arah kanan, Hanz—salah satu dari mereka—mendekat dan menyapa dengan senyum genit yang tampaknya tidak terduga. "Hey, Mylize! Senang bertemu denganmu!" katanya dengan nada yang begitu hangat.

Mylize tersenyum merespons Hanz, yang meskipun sedikit narsis, tampak manis dan menggemaskan. Namun, rasa aneh itu tetap menggelayuti pikirannya. Jokeliha—sekelompok pemuda ini—terlihat normal di luar, namun ada sesuatu yang gelap di balik penampilan mereka yang sempurna.

Di balik senyum dan sikap ramah mereka, Mylize merasa ada rahasia yang lebih besar yang sedang disembunyikan, sesuatu yang lebih dari sekadar kelompok populer biasa. Semua ini seakan mengarah pada sesuatu yang misterius dan berbahaya. Mylize belum tahu bahwa hidupnya kini terhubung dengan Dimensi Zeyock, dunia lain yang penuh dengan sihir, monster, dan konflik yang akan menguji batas keberaniannya.

mylize magicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang