抖阴社区

                                        

"Lebih penting mana aku sama buku?" Tanya Sean membuat Jennie tertawa kecil dan memukul lengan kekar Sean yang cukup terlihat karena Sean hanya menggunakan kaos hitam dengan tulisan J.Luv, menganggap pertanyaan Sean cukup konyol.

"Apaan sih kak! Dari verba nya aja udah beda kali.." Ucap Jennie sambil terus tertawa dan Sean ikut tertawa kecil.

"Aku serius loh.. Pertanyaan tadi gak bercanda." Ucap Sean dengan nada yang sedikit merajuk

"Ya terus aku harus jawab apa..?" Jawab Jennie dengan sela tawanya.

"Lebih penting mana aku sama buku?"

"Yaa.. Buku itu kan buat referensi aku.. Buat masa depan juga, karena buku jembatan ilmu. Kalau kamu..."

Jennie menatap Sean dan sedikit menggantung ucapannya

"Aku apa?" Tanya Sean dan sedikit memperlambat jalan mobilnya, menatap Jennie sebagai auto fokusnya.

"Kamu juga penting kok, buat masa depan aku. Karena kamu yang ngubah semua kebiasaan aku."

Ya Allah
Sean beneran ambyar

[MANTAN]

"Nih kopinya."

Sean mengambil kopi yang di berikan Jennie karena saat ini mereka sedang ada di salah satu coffe shop terkenal di daerah Jakarta Selatan.

Mereka yang awalnya memesan drive thru kini harus turun dan menunggu, dan akhirnya Jennie bisa mendapatkan dengan nomor antrian yang fantastis.

Kopi memang di butuhkan di pagi hari.

"Kakak jangan terlalu banyak minum kopi. Gak baik juga buat kesehatan."

Sean mengangguk dan kemudian menggunakan tangannya untuk mengusap sesuatu di bahu Jennie.

Serangga kecil yang hinggap di bahu wanitanya.

Ya.. Wanita disini di tunjukan untuk Jennie. Sementara wanitanya, hanya verba hiburan untuk penyemangat hatinya yang masih ingin tinggal bersama Jennie.

"Apa itu?" Tanya Jennie sambil melirik dan mengusap usap bahunya.

"Cuma serangga aja kok." Jawab Sean dan Jennie tersenyum kecil.

"Makasih ya."

Sean hendak mengangguk, tapi satu hal di surai rambut Jennie kembali menghentikannya.

Sean secara tiba-tiba memajukan tubuhnya hingga wajah mereka saling berdekatan dan Jennie yang tidak bergerak membuat suasana semakin mendukung

Tak terasa, jantung Jennie yang awalnya normal berdetak lebih dari biasanya. Tak ada hal yang membuat jantungnya berdetak secepat ini kecuali ada Sean sebagai perantaranya.

Detak jantung yang ia rasakan saat Sean mengutarakan semua rasa cinta yang Sean miliki.

Jari tangan Sean kembali bergerak dan menepis sehelai daun kecil yang ada di surai rambut Jennie. Mungkin pohon organik di coffee shop tadi sempat mendaratkan dirinya di permukaan rambut Jennie.

Dan setelah daun itu tidak ada disana, Sean menatap Jennie yang kini juga Jennie menatapnya dengan sama-sama empat mata

Perlahan Sean gerakan tangannya untuk menggapai rahang menjelang pipi Jennie, dan mengusapnya lembut membuat Jennie memejamkan matanya tanpa ada yang meminta.

Sean ingin sekali meletakan bibirnya di bibir ranum berwarna pink alami yang di baluti dengan lipbalm hingga membuat empunya sedikit berkilau.

Perlahan lebih dekat, dan

"Ehmm ehmm.. Kalo mau ciuman jangan di tongkrongan gini dong mas! Kasian yang jomblo pada ileran liatnya!"

Dengan otomatis wajah keduanya menjauh, pipi Jennie yang bersemu sangat merah seperti kepiting rebus dan Sean yang berdeham canggung kemudian tersenyum pada laki laki yang di perkirakan usianya sama dengan Sean, yang duduk di teras coffee shop sambil memangku laptop, meminum kopi dan menatap bete ke arah Sean dan Jennie.

Jennie hanya tersenyum malu sambil berjalan dengan cepat terlebih dahulu, dan Sean sedikit membungkuk sambil berkata maaf hingga keduanya benar benar sampai ke dalam mobil

"Ya ampun muka aku merah banget." Ucap Jennie tanpa sadar sambil memegang cermin kecilnya dan Sean tertawa kecil

"Padahal sebentar lagi nempel ya.. Aku lupa tempat mau cium kamu.."

Jennie melotot dan memukul pelan lengan Sean

"Aw! Kok di pukul sih.."

"Kakak mesum!" Ucap Jennie dengan wajah memerah dan puppy eyes nya menatap Sean.

Marah tapi menggemaskan

Jennie kembali dengan cerminnya dan kemudian juga kembali mengusap pipinya yang blushing tanpa blush on sedikit pun.

Tanpa Jennie sadari, tangannya di genggam oleh Sean dan menariknya hingga wajah Jennie berada sangat dekat dengan wajah Sean, dan tangan Jennie berada di paha Sean.

Beberapa saat kemudian, Sean memiringkan wajahnya dan menempelkan bibirnya di bibir Jennie membuat mata Jennie hampir keluar di buatnya.

Awalnya Jennie terkejut, tapi saat Sean menarik satu tangannya lagi dan membuatnya rileks dengan di lumatnya dengan pelan bibir bawah Jennie, Jennie memejamkan matanya lagi dan terbawa akan suasana yang ada.

Hanya sebentar, Sean mencicipi bibir ranum dan lipbalm stroberi itu, kemudian melepaskan tautan bibirnya

"It's your first kiss right?" Tanya Sean sambil menyelipkan surai rambut Jennie ke telinganya

Dan Jennie hanya mengangguk polos

"I take it. Because..."
"I don't want anyone to take your first kiss besides me..."

























Tbc.

??????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang