‘Plak’
Nie MingJue menampar Lan Xichen, menyebabkan bekas telapak tangan bewarna merah tercetak jelas di pipi porselen milik Lan Xichen.
Nie MingJue menamparnya bukan karena Lan Xichen mengejek Jin Guang Yao, dia tidak peduli dengan itu.
Nie MingJue hanya ingin Lan Xichen sadar jika prasangka nya itu tidak benar sama sekali.
Tapi sesaat kemudian pria itu menyesalinya, dia menyesal karena sudah menyakiti kekasihnya itu.
“Lan Xichen, maafkan aku. Aku.. aku-”
“Nie MingJue, kau akan menyesali ini.” Sinis Lan Xichen, dia tidak pernah merasa semurka ini sebelumnya.
Dengan cepat dia pergi meninggalkan Nie MingJue yang masih shock sambil menatap tangannya. Lan Xichen sudah memacu mobilnya dan meninggalkan kediaman mereka.
Nie MingJue yang mendengar suara deru mobil menjauhi kediaman mereka langsung tersentak.
Secepat mungkin dia berlari menuju mobilnya dan mengejar Lan Xichen.
Karena sudah larut malam dan kondisi jalan sangat sepi. Tidak membutuhkan waktu lama, Nie MingJue bisa melihat mobil Lan Xichen.
Sekarang dia berada tepat di belakang Lan Xichen.
Dua kendaraan sport berbeda warna itu melaju kencang memecah kesunyian jalan.
Berkali-kali Nie MingJue menekan klakson mobil dan meminta Lan Xichen untuk menepi saat mobil mereka berdampingan.
Tapi Lan Xichen tidak mau mendengarkan Nie MingJue, dia mencoba fokus dan tidak mempedulikan suara-suara di luar.
Nie MingJue tidak tau bagaimana caranya menghentikan Lan Xichen. Hingga mata pria itu menangkap suatu benda melaju dari arah samping menuju mereka. Nie MingJue masih mencoba melihat benda itu dengan jelas, hingga akhirnya dia sadar jika itu adalah truk besar.
Bagaimana bisa kendaraan tidak memiliki lampu atau aksesoris apapun yang bisa membuat kendaraan lain melihatnya itu diberikan izin untuk keluar ke jalan. Dia bisa membahayakan pengemudi yang tidak bersalah.
Dengan brutal Nie MingJue menekan klakson mobil karena di lihatnya jika Lan Xichen tidak memiliki tanda-tanda merendahkan kecepatan mobilnya.
Tanpa pikir panjang, Nie MingJue meningkatkan kecepatan mobilnya lagi agar mendahului Lan Xichen. Tidak terima didahului, Lan Xichen melihat ke samping dan bersamaan dengan itu Lan Xichen menyadari keberadaan truk besar itu.
‘Tidak akan sempat menghindar.’ Pikirnya.
Tapi sesaat kemudian, mobil Nie MingJue menabrak sisi depan bagian kanan mobil miliknya dan membuatnya keluar dari jalur truk itu.
Sayangnya dengan menabrak mobil Lan Xichen, mobil yang dikendarai oleh Nie MingJue justru terlempar kearah truk itu. Membuat mobil miliknya menghantam truk dan terlempar ke sisi jalan.
Sadar jika dirinya yang salah, pengemudi truk itu melarikan diri dari tempat kejadian perkara dan meninggalkan dua mobil sport mewah itu di sana.
Lan Xichen keluar dari mobil nya sambil memegang bahunya yang terbentur pintu mobil.
Darah mengalir dari pipi sebelah kanan dan pelipis kiri nya karena terkena sepihan kaca. Meskipun begitu, dengan langkah tertatih dia menghampiri mobil Nie MingJue.
“MingJue.. MingJue-xiong.” Gumamnya.
Lan Xichen sudah sampai di sisi mobil Nie MingJue. Mobil itu hancur dalam keadaan mengenaskan, bahkan Lan Xichen tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Nie MingJue di dalam sana.
Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, Lan Xichen mencoba untuk membuka pintu mobil itu.
Ketika berhasil, Lan Xichen langsung melihat ke dalam. Ada sedikit perasaan lega di hatinya saat melihat tubuh pria itu masih utuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing with Your Ghost
FantasySeorang nenek tua menghampiri Lan Xichen dan bertanya kenapa dia membiarkan keajaiban menunggu? Benarkah yang dimaksud sang nenek adalah murni sebuah keajaiban atau ada 'sesuatu' yang mengatur semua itu supaya berjalan sesuai waktu dan kehendak nya...
Chapter 1
Mulai dari awal
