Seorang remaja laki-laki berjalan santai di sekitar trotoar taman yang di penuhi para makhluk yang dia sebut manusia. A-Sang, begitu dia sering di sebut sejak dia memiliki ingatan. A-Sang berjalan sambil sesekali memperhatikan para manusia itu dengan intens. Tidak ada yang bisa melihat nya, tidak selagi para manusia itu masih menyandang status hidup.
A-Sang adalah satu dari pelayan yang memberikan kesetiaan pada-Nya (dia yang sering di sebut manusia sebagai pencipta mereka) dan A-Sang adalah kesukaan-Nya.
Semua pelayan-Nya tau itu, tidak ada yang iri karena mereka tidak pernah merasakan emosi itu. Tapi A-Sang berbeda, dia bisa merasakan emosi dan anehnya dia tidak memiliki perasaan negatif dari emosi tersebut atau setidaknya itu lah di pikirkannya.
Semua yang di lakukan A-Sang, menurutnya itu adalah lelucon. Sesuatu yang menyenangkan semua makhluk, sangat bertentangan dengan tanggung jawab yang dimiliki nya yaitu Kematian.
A-Sang masuk dalam jajaran elite, dimana dia adalah penanggung jawab dari Kematian. Bersamaan dengan rekan-rekannya yang memiliki tanggung jawab Kelahiran dan Kehidupan. Mereka akan berkumpul bersama dan bermain dengan memasang taruhan, taruhan yang mereka sebut Takdir.
Dan di hari yang cerah ini, A-Sang sedang menikmatinya. Remaja itu duduk sudut taman, dimana dia bisa melihat secara keseluruhan. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang bersantai bersama dengan keluarga.
Meskipun dia adalah Dewa Kematian, tapi nyatanya A-Sang sangat suka melihat para keluarga yang berkumpul bersama. Alasan dia menjadi Dewa Kematian adalah karena menurut remaja itu, kematian adalah sebuah awal.
Kematian bukan berarti perpisahan tapi penantian, dimana manusia yang terpisah itu akan saling menunggu untuk bertemu kembali. Karena bagaimana pun, manusia adalah mahkluk fana, mereka semua akan menemui kematian cepat atau lambat.
A-Sang menjentikkan tangan nya dan sebuah bungkusan makanan muncul dari kekosongan dan ditangkap sempurna oleh tangan remaja itu. Dia membuka bungkusan nya dan mulai makan sambil memperhatikan sekeliling.
Semua keluarga itu memiliki cahaya keemasan yang berpendar di sekitar mereka. Sebuah cahaya yang umum dari sebuah keluarga, identik dengan sinar cahaya matahari. Beberapa juga ada yang berpendar dengan cahaya bewarna merah muda mendekati merah. Ini adalah para pasangan muda yang sedang jatuh cinta, perasaan mereka masih meluap-luap penuh passion. A-Sang tersenyum geli melihat itu.
Hingga tatapannya terkunci saat dia melihat cahaya yang sangat tidak umum, A-Sang tidak pernah melihatnya. Dia tau maksud dari cahaya itu, hanya saja A-Sang belum pernah melihat nya langsung.
‘Itu putih menuju perak. Murni dan sangat bercahaya. Bagaimana bisa?’ pikirnya dalam hati.
Cahaya itu berasal dari dua orang pria yang sedang melakukan piknik mereka. Salah satu dari pria itu duduk bersandar di pohon dan sedang melukis pria yang tertidur di pangkuannya. Wajah teduhnya terlihat sangat menikmati kegiatannya melukis sang kekasih di buku sketsa nya.
“Apa yang membuat cahaya itu berpendar di sekitar mereka?” gumam nya tanpa sadar.
Sejak saat itu A-Sang mulai mengikuti mereka. Remaja itu mengetahui jika nama kedua pria itu adalah Nie MingJue dan Lan Xichen. Mereka tinggal di rumah yang cukup besar, semua pelayan mereka terlihat senang dengan Tuan mereka.
Mereka akan ikut tertawa jika Nie MingJue menggoda Lan Xichen di sekitar mereka. Keloyalan yang dimiliki kedua pria itu satu sama lain sangat mengesankan A-Sang. Cinta yang diberikan Nie MingJue pada Lan Xichen sangat tulus, dan itu dibalas dengan baik oleh Lan Xichen.
Melihat itu muncul keinginan pada A-Sang, emosi yang seharusnya tidak muncul sebagai seorang pelayan-Nya itu menggerogoti setiap inchi jiwa nya. Dia ingin menjadi bagian dari mereka. A-Sang juga ingin perasaan itu dibagi pada nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing with Your Ghost
FantasySeorang nenek tua menghampiri Lan Xichen dan bertanya kenapa dia membiarkan keajaiban menunggu? Benarkah yang dimaksud sang nenek adalah murni sebuah keajaiban atau ada 'sesuatu' yang mengatur semua itu supaya berjalan sesuai waktu dan kehendak nya...