Lan Xichen menghela nafas lelah.
“Kenapa lama sekali?”
Pria itu sedang menyeret kopernya menuju lemari ketika dia mendengar suara.
Suara dari orang yang sangat di rindukan oleh Lan Xichen.
Itu suara Nie MingJue.‘Apa aku bermimpi?” pikir pria itu, dia tersenyum tipis lalu melanjutkan niatnya untuk membuka koper tersebut.
“Lan Xichen, apa kau sudah menjadi tuli?” tanya suara itu lagi.
Lan Xichen diam membeku, ‘Nada suara ini, bahkan sarkasme nya juga sama.’ Pikirnya.
Dengan gerakan kaku Lan Xichen berbalik, hampir saja bola matanya jatuh ketika melihat sosok dari orang yang di rindukannya ada di hadapannya sekarang.
Berdiri tegak dengan posisi tangan melipat di dada nya.“Tidak.. ini tidak mungkin.” Gumamnya Lan Xichen frustasi.
“Aku tau, tapi beginilah keadaanku sekarang.” Balas sosok Nie MingJue lalu dia mendekat kearah Lan Xichen.
“Berhenti, jangan mendekat.” Seru Lan Xichen ketakutan sambil mundur kebelakang, dia bahkan sampai terjatuh karena tersandung koper miliknya.
Sosok Nie MingJue itu berhenti karena melihat ekspresi Lan Xichen.“Ini aku suami mu, apa yang kau takutkan.” Ujar Nie MingJue, kemudian dia melanjutkan langkahnya menuju Lan Xichen.
‘Shuush’
Sosok Nie MingJue itu berhenti saat sesuatu melewati tubuhnya, dia melihat kebelakang dan menemukan sebuah sepatu tergeletak tidak jauh darinya.
“Xichen, apa kau baru saja melemparku?” tanya nya tidak percaya.
Lan Xichen kembali memegang sepatu nya sebelah lagi dan menodongkannya kepada Nie MingJue.
“Siapa kau? Kau bukan Nie MingJue, suamiku sudah meninggal.” Ujar Lan Xichen.
“Aku tau, aku memang sudah mati. Tapi Lan Xichen, ini benar-benar aku suami mu.” Jawab Nie MingJue, dia kembali mencoba mendekati Lan Xichen.
Lan Xichen terpaku, dia tidak bisa mengerakkan tubuhnya. Pria itu hanya bisa menatap sosok Nie MingJue mendekatinya dan mencoba untuk meraihnya.
Tangan sosok itu terulur tapi ketika dia ingin menyentuh Lan Xichen. Tangan itu menembus pipi Lan Xichen.“Apa yang kuharap kan, tentu saja aku tidak bisa menyentuhmu. Aku benar-benar serakah.” Lirih sosok itu. “Xichen, senang melihat mu baik-baik saja.” Lanjutnya lagi.
“MingJue-xiong, ini.. benar-benar kau?” tanya Lan Xichen setelah berhasil menemukan suara nya. Sosok itu mengangguk sambil tersenyum lirih sebagai jawaban.
“Bagaimana.. bagaimana bisa kau jadi seperti ini?” tanya Lan Xichen lagi, tapi sesaat kemudian dia tersadar jika kematian Nie MingJue juga disebabkan olehnya.
Pria itu menunduk dalam di hadapan sosok Nie MingJue.“Maafkan aku. Ini semua karena ku, seandainya aku tidak pergi malam itu. Kau tidak akan mengalami ini.” Lanjut pria itu.
“Xichen, tidak perlu minta maaf padaku. Kecelakaan itu terjadi karena ku, bukan karena mu.” Ujar Nie MingJue.
“Tapi-”
“Xichen. Tidak ada tapi-tapi. Lihat aku masih berada disisi mu saat ini. Tidak kah kau ingin menghabiskan waktu denganku.” Ujar sosok itu, kali ini Nie MingJue memberikan senyuman yang sangat dirindukan oleh Lan Xichen.
Pria itu mengangguk dengan senyuman di wajahnya, senyum teduh yang hilang semenjak kepergian Nie MingJue.
Kemudian Lan Xichen berdiri dari posisi nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing with Your Ghost
FantasySeorang nenek tua menghampiri Lan Xichen dan bertanya kenapa dia membiarkan keajaiban menunggu? Benarkah yang dimaksud sang nenek adalah murni sebuah keajaiban atau ada 'sesuatu' yang mengatur semua itu supaya berjalan sesuai waktu dan kehendak nya...
Chapter 2
Mulai dari awal