"Oke, baiklah."Aku menghembuskan napas. "Aku tak bisa menunggu sampai besok. Kau tak mengerti bagaimana perasaanku."Aku menunjuk diriku dengan sepenuh hati agar Alhya mengerti. Aku mencoba membaca mimik wajahnya tapi benar-benar tak terbaca karena wajahnya datar. Ia seperti orang mati. "Kumohon. Mengertilah. Aku merasa bersalah seumur hidup jika tahu mereka sudah tidak ada."
"Tomy hanya melempar lelucon. Kau jangan percaya padanya."
"Bukan begitu."Aku mulai frustasi. "Kau tak tahu rasanya. Karena kau bukan bagian dari kami kan? "
"Dulu aku sepertimu kau tahu?! "Aku terkejut nada Alhya meninggi.
"Maaf aku tak bermaksud."Aku jadi merasa bersalah."Lalu jika itu dulu, sekarang apa? "
"Kau menyebalkan. "
Hah? Aku tak mengerti. Ia lalu pergi masuk ke dalam hutan dan bukan kembali ke arah rumahnya. Jadi apa dia mau benar-benar membantuku? Dan apa maksudnya dulu dia juga seperti aku? Apa dia transgender? Makannya dia bisa secantik itu. Huh, apa yang kau pikirkan sih' Kobe? Tidak mungkin. Ingat ayahnya Alhya memang tampan, wajar saja Alhya bisa secantik itu.
Aku mengikuti punggung kecilnya. Rambutnya berayun-ayun indah. Wangi tubuhnya benar-benar harum. Huh. Menyebalkan juga dia. Beberapa saat dunia terasa senyap. Aku mencoba memacingnya saja kalau begini.
"Apa kau sudah lama tinggal di sini? Di dalam'sini, mengapa kau tak-"
"Tidak lama. Mungkin aku akan pindah lagi setelah ini. "
"Kenapa? "
"Karena ulahmu dan kawan-kawanmu yang bodoh." Aku menelan pahit ucapannya yang polos nmun menyakitkan. Aku akui, aku memang bodoh. Beraninya aku masuk ke dalam alam ini!
"Jadi apakah kau mau membantuku?" ucapan itu keluar begitu saja dari mulutku. Bodoh! Kenapa kau tak pernah menyaring kata-katamu dulu Kobe?!
"Bukan untukmu. Lebih tepat untuk teman-temanmu yang aneh. "
"Kau juga aneh. "Aduhg! Keceplosan. Yahkan, punggung kecilnya berhenti. Ia memutar tubuhnya. Ia menatapku malas. Aku menutup mulutku. "Tolong jangan membuatku pingsan lagi."
Ia memasang wajah heran dan seperti sedang memasang sesuatu. Aku segera menutup mataku. Jangan sampai aku membuat kontak mata denganya karena kalin tahu kan? Ia bisa membuat seseorang pingsan, lupa ingatan, dan mungkin hal lainnya lewat matanya itu. Menyebalkan.
"Jangan buat aku pingsan."
"Ahahaha."Apa Baru saja ia tertawa? Aku membuka kedua mataku pelan-pelan. Ia tersenyum. Cantik, ia sangat cantik. Tahan Kobe. Aku langsung meraba dadaku. Oh tidak, jantungku berdebar keras melihat senyum dan tawanya. Jauhkan Kobe! Jangan smpai kau suka dengn mahluk seperti dia.
"Hahahaha, kau lucu. Tidak akan kok. Aku tak akan membuatmu pingsan. Asal kau tahu mengapa aku selalu memanggil mu blue. Karena aku ingin matamu itu."
"Maksudmu?"Tanyaku kupautkan kedua alisku.
"Kau tidak akan mengerti." Ia mulai berjalan lagi. Aku mengikutinya dari belakang. "Ternyata jalan lebih lambat mengasikkan juga ya. Padahal, sebenarnya kita bisa saja sudah sampai. Cuma kan aku harus mengimbangimu. Kalian memang lemah..."
Aku masih tak mengerti setiap kata yang ia ucapkan. "Lalu kau itu apa?! "
"Apa kau benar-benar membutuhkan ransel bodohmu itu? Aku saja capek melihatnya. " Dia mengalihkan pembicaraan huh!
"Apa yang kau maksud bodoh? Aku atau-"
"Diamlah. " ucap Alhya. Jari telunjuknya yang terbang di udara membuatku berhenti. Aku lalu mengikuti arah pandanganya. Aku hampir memekik, tapi sesuatu sedang terjadi di balik rimbunya hutan dan rerumputan. Aktivitas siapa selain aku yang berani ke dalam hutan ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
Kobe, what's wrong with her?
VampireKobe, anak remaja yang tiba-tiba percaya tentang alien percaya bahwa Alhya 'salah satu dari mereka'. Ia sangat yakin dengan apa yang terjadi pada ladang gandum ayahnya adalah perbuatan Alien, walaupun Leon-anak gemuk sahabat Kobe sudah memberikan k...