抖阴社区

Rooftop?

44 5 18
                                        

Peringatan!!!
Siapkan tisu sebelum membaca chapter ini!

Author POV

Beberapa bulan kemudian

Ketika matahari mulai tenggelam di ufuk barat, langit berwarna oranye, burung-burung beterbangan, serta terdengar kicauan beberapa burung yang dikurung dalam sangkar, dan terlihat seorang gadis sedang berdiri merentangkan kedua tangannya di ujung rooftop sebuah sekolah.
Saat dia sedang menikmati semua keindahan alam itu, tiba-tiba ada seorang pemuda yang menariknya ke belakang hingga ia jatuh tersungkur.

“Kenapa main tarik?” tanya si wanita kesal, lalu bangkit dan membersihkan bajunya yang kotor karena terjatuh tadi.

“Justru, kamu ngapain di situ?” tanya balik sang lelaki.

“Berdiri. Kenapa?”

“Halah, bohong. Bilang aja mau bunuh diri ya, Ci?” ungkap lelaki itu seperti baru saja menangkap pelaku kejahatan.

Hening.

“MHAHAHAHAHAHAHA.”

“Kenapa ketawa?”

“Jam, jadi daritadi kamu pikir aku mau bundir? Hahaha.”

“Bukan mau bundir ya?” tanya Ajam dengan polosnya bikin Uci makin ngakak.

“Hwahahahahahaha. Lucunya pacar aku yang polos ini.” tawa Uci terpingkal-pingkal.

“Habisnya kamu ngapain berdiri di situ, di ujungnya pula. Bikin orang salah paham tau?”

“Emangnya kamu pikir aku itu kamu? Kamu yang kalo ada masalah sedikit langsung down, kepikiran. Terus berpikiran mending mati aja dengan mengakhiri hidup. Hahaha.” kata Uci tanpa menyadari perkataannya itu menyakiti lawan bicaranya.

“Iyain aja, biar cepet.” kesal Ajam dengan nada sinis.

“Eh.. maafkan maaf.”

“Gakpapa.”

Selama beberapa saat mereka tak bersuara dan menikmati suasana sore hari di rooftop sekolah itu, sebagai tanda perpisahan dengan sekolahnya karena seangkatan mereka sudah dinyatakan lulus sebagai 'angkatan corona'. Angkatan tanpa UN, dan tanpa perpisahan resmi dengan teman-teman.

Tapi untungnya 2 hari lalu Pemerintah sudah menyatakan bahwa Indonesia udah aman dari virus corona setelah melewati masa-masa kritis. Tentu saja hal ini disambut kebahagiaan oleh semua rakyat di berbagai kalangan. Dan sekarang, suasana di rooftop itu masih hening hingga Ajam membuka suara.

Yang,”

“Hm?”

Yang, sayang.”

“APAAN SIH YANG-YANG-YANG EMANGNYA AKU SAMYANG?”

“Enggak.”
“Aku cuma kepikiran sesuatu—”

“Apa?”

“Kepikiran aja kalo waktu itu kamu gak pernah masuk dalam hidup aku apa mungkin aku masih hidup kayak sekarang?”

“Mau ada aku atau enggak, aku yakin kita pasti bakal ketemu. Cuma mungkin beda waktunya aja.”

“Tapi kalo waktu itu kamu gak dateng apa aksi bunuh diriku berhasil?”

“Aku juga ga tau pasti soal itu. Tapi dengan pertemuan kita itu sudah membuktikan kalo kita memang ditakdirkan bertemu di waktu itu.”

'Greb'

LYBLOP [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang