抖阴社区

Part 5 - Apa lagi?

Mulai dari awal
                                        

Raga melirik gadis yang masih tertidur pulas di kasurnya, tampaknya ia sangat lelah menangis semalaman. Matanya pun masih terlihat sangat bengkak. Rasanya, Raga tak tega jika membangunkan gadis itu. Tiba-tiba, seolah ada kebisingan yang membuat gadis itu seketika bangun dan mengucek matanya beberap kali. Beralih menatap Raga yang tampak rapi dengan seragam khas SMA Angkasa.

"Eh, udah bangun, Ra?," menyadari bahwa gadis itu telah bangun dari tidurnya. Ya, Tiara namanya. Gadis yang sejak kecil selalu bersamanya. Suka duka ia lewati bersama gadis itu. Gadis yang telah membuat Raga dapat bertahan hingga saat ini. Ia tak tau apa yang akan terjadi jika waktu itu Tiara tak ada disampingnya, mungkin Raga sudah mengakhiri hidupnya.

"Iya, kamu udah mau berangkat?," tanya Tiara dengan suara yang sedikit parau.

"Iya, nih. Yaudah, aku anterin kamu pulang, ya?," Raga bersiap megambil kunci mobilnya. Seketika wajah Tiara berubah masam. "Gak mau," jawab Tiara.

"Emang kamu gak sekolah?,"

"Enggak. Aku mau disini aja. Aku butuh waktu buat nenangin diri, Ga," Raga mengehela napas. Mungkin, kali ini Tiara butuh waktu. Apalagi melihat kondisinya yang seperti ini, semakin membuat Raga khawatir jika ia pergi ke sekolah.

"Oke. Kamu gak papa 'kan aku tinggal sendiri?," tanya Raga dengan suara yang begitu lembut. Memang, Raga berbeda jika dengan Tiara. Ia tampak begitu teduh dan memperlakukan Tiara dengan tulus. Tak pernah sekalipun ia menyakiti gadis itu dengan kata-kata pedasnya. Tapi, Raga sungguh jauh berbeda jika berada di sekolah. Ia begitu dingin dan ketus dengan semua orang. Bahkan, banyak yang menyebut senyuman Raga itu limited edition, karena saking jarangnya ia tersenyum.

"Iya, gak papa, kok," jawab Tiara. Mungkin, hanya Raga lah yang mengerti dirinya. Raga begitu baik dalam memperlakukan dirinya. Tak pernah sekalipun ia membiarkannya memikul beban hidupnya sendiri. Hingga saat ini, hanya Raga yang selalu melindunginya.

Raga menyerahkan kunci apart nya kepada Tiara. "Nih, kuncinya. Pokoknya, sebelum aku pulang, kamu jangan kemana-mana. Sekarang, kamu makan dulu. Aku tau, pasti kamu belum makan 'kan semalam? Kalau masih laper, kamu bisa ambil bahan-bahan di kulkas untuk kamu masak sesuka hati kamu. Oke?,"

"Siap bos!," jawabnya dengan penuh semangat. Setelah itu, Raga tersenyum sekilas dan meninggalkan apart. Inilah yang membuat Tiara tak bisa jauh dari Raga. Ia sangat perhatian, tulus, dan selalu ada untuknya di kala ia sedih dan terpuruk.

"Andaikan kamu tau perasaanku, Ga. Mungkin, aku akan menjadi cewek yang paling beruntung dapetin kamu," gumamnya dengan senyum parau. Memang, semuanya telah ia dapatkan dari Raga. Mulai dari perhatian, ketulusan, perlindungan, tapi satu yang hingga saat ini sulit ia dapatkan. Yaitu, hati Raga.

***

Ghea menghentak-hentakkan kakinya dengan keras menuju kelasnya. Bahkan, sapaan teman-temannya pun tak ia hiraukan. Ia terus berjalan cepat melewati koridor dan menaiki beberapa anak tangga. Tiba-tiba, sepasang mata lentiknya itu tertangkap oleh sepasang mata cokelat Arka. Melihat raut wajah Ghea yang tampak muram dengan mata sembab, ia yakin gadis ini baru saja menangis. Dengan sigap, Arka mencekal pergelangan tangan Ghea, mencegah gadis itu melanjutkan langkahnya tuk menaiki anak tangga.

"Dara, lo kenapa?," tanya Arka dengan raut khawatir.

"Bukan urusan lo!," jawab Ghea ketus, sembari berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Arka. "Lepasin, gak!," Ghea menatap Arka dengan kesal

Arka menggelengkan kepalanya, "Gak, gue gak akan lepasin lo. Gue tau lo lagi banyak masalah. Tolong izinin gue kali ini aja buat jadi pendengar yang baik buat lo, lo boleh luapin emosi lo ke gue, lo boleh jadiin gue tempat disaat lo lagi sedih dan butuh temen curhat,"

Ghea hanya diam. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain, berusaha menghindari tatapan yang begitu teduh dari cowok itu. "Dar, seenggaknya dengan lo berbagi cerita ke orang lain, itu akan ngebuat beban lo sedikit terangkat,"

Ghea menghela napas. Nyatanya, ia selalu lemah jika melihat Arka memohon-mohon seperti ini. "Oke. Gue bakal cerita. Tapi gak sekarang, gue butuh waktu. Biarin gue sendiri," jawab Ghea dengan suara yang melemah.

"Gue akan selalu nunggu kapanpun lo mau cerita ke gue, Dar," Ghea mengangguk pelan dan meninggalkan cowok itu.

🌊🌊🌊

Art/notes :

Thanks yang udah nunggu!! 😉

Biar cepet update, spam next dong buat kelanjutannya!!👇👇

Big love, 💜💜
.
.
.

Impossible. 5 April 2020

ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang