?? SUAMI ? OSH ??

Chap 1. Pertemuan 💗
.
.
.

"Mau liat respon kalian dulu kayak gimana. Baru aku putusin buat lanjutin atau tidak cerita ini. Jika nggak ada yang bersedia komen, maka aku stop!" 👈

(Typo? Nanti aku revisi kalau ada waktu luang) Jangan lupa tinggalkan vote dan komennya ya all..

Jaga kesehatan dan kebersihan selalu ya.. Stay safe and healty.. 😷 Dan jangan lupa bahagia.. ❤
.
.
.

#AFTERNOON
Hari ini kau harus pulang denganku. Dua jam lagi aku tunggu di basement, jangan coba menolak ataupun menghindar!" Seru Sehun dengan wajah datarnya.

"Kalau aku tidak mau, memangnya presdir akan melakukan apa? Memecatku, eoh? Pecat saja, aku tidak takut!"

"Hem, itu takkan pernah terjadi, manis! Kupastikan kau akan selamanya berada di dekatku. Dengan bekerja ataupun tidak dikantor ini." Tekan Sehun santai.

"Tapi aku bukan mainanmu! Silahkan lakukan hal apapun pada gadis lain, tapi bukan padaku. Aku memiliki hidupku sendiri, presdir. Tolong jangan mengusik, aku butuh ketenangan." Geram Hana mulai meninggi.

"Tidak ada yang yang ingin mengusikmu, nona Kim.. Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan. Oke, selesaikan pekerjaanmu, setelah itu kita akan pulang bersama." Titah Sehun kemudian berbalik pergi, dengan tanpa rasa bersalahnya.

"Pulang saja sendiri, siapa yang perduli. Dasar simuka tebal!"

#NIGHT
Hana terkesiap dan hampir terjungkal, melihat penampakan seorang pria yang tengah berbaring dengan posisi miring, didepan pintu kamar apartemennya saat ini. Hana langsung mendesah frustasi.

Entah sudah berapa lama lelaki rupawan berjidat bening itu berada disana, hanya untuk menunggu Hana pulang. Padahal jelas-jelas Hana sengaja pulang larut untuk menghindarinya.

"Astaga! Sejak kapan dia tertidur disana? Bahkan setelah dikejar anjing gila kemarin siang, ternyata dia masih belum menyerah juga. Dasar kepala batu, sudah diusir masih saja mengganggu!" Gumam Hana geram, sembari mengendap endap melewati pria itu.

"Aish.. Kenapa malah aku yang terlihat seperti penyusup di apartemen sendiri? Semua ini gara-gara dia! Bahkan untuk pulang ke kamar sendiri rasanya tidak tenang seperti ini." Keluh Hana hampir menangis menahan kesal.

Ia berniat memasuki pintu kamar apartemennya dengan aman, tanpa gangguan dari pengacau itu. Hana bergerak pelan, bahkan ia terlihat menahan nafasnya.