Foster

Jangan lupa pencet tombol vote💖

"Vanya, belum tidur?" Tanya Rafi pada anak bungsunya.

Waktu sudah menunjukan pukul 20.15, "Belum, Pa. Vanya gak bisa tidur." Alibi Vanya.

Sebenarnya ada hal yang menganggu pikiran Vanya, tidak lain dan tidak bukan adalah;
Apakah esok ia masih diperlakukan sama seperti hari ini?

Seenggaknya kamu bisa berbagi cerita sama Abang, daripada kamu harus mendem sendiri.

Tiba-tiba saran Adam terlintas difikiran Vanya, dan Vanya perlahan berjalan mendekati kamar Adam.

Ceklek,

Vanya membuka pintu kamar Adam, dilihatnya Adam yang tengah berkutat dengan game mobile legend di ponselnya.

"Abang," Panggil Vanya. Sekilas sang pemilik nama pun menoleh lalu kembali menatap ponselnya.

"Kenapa?" Jawabnya.

"Vanya mau curhat," Ujar Vanya lirih.

Adam menatap Vanya dan segera menghentikan game diponselnya. Lalu Adam segera berdiri merangkul Vanya dan membawanya duduk di ujung ranjang.

"Vanya ganggu Abang ngegame, ya?"

"Mendingan Abang turun rank daripada Abang gak tau masalah Adik Abang sendiri," Jawabnya.

Vanya menghela nafas dan memulai ceritanya, "Abang tau kan tadi pagi Vanya berangkat sama siapa?" Tanyanya.

"Alan," Adam menjawab dengan cepat.

"Nyampe disekolah Vanya-emmh!" Tiba-tiba mulut Vanya ditutup oleh telapak tangan Adam.

"Kamu dibully?" Tebak Adam.

Vanya mengangkat satu alisnya, "A-"

"Apa? Kamu kaget ya Abang bisa tau?" Adam sedikit tersenyum.

Namun Vanya malah mengangguk polos.

"Vanya Raveena Wijaya, kamu lupa ya kalo Abang mantan Ketua Foster?" Adam membanggakan dirinya sendiri.

"Vanya inget kok, terus apa hubungannya?" Tanya Vanya polos.

Adam memutar bola matanya kesal, "Abang pernah diposisi Alan,"

"Hah?" Vanya semakin tidak mengerti.

"Abangmu yang ganteng ini, dulu dikejer-kejer banyak cewe juga, Vanya sayang." Adam mencubit pipi Vanya gemas.