抖阴社区

10. Must Forget Each Other

637 67 5
                                        

















🌴Happy Reading🌴

















Kacau.

Satu kata itulah yang dapat menggambarkan keadaan Sehun saat ini.

Entahlah. Terlalu sulit untuk dijelaskan. Bahkan sekadar membayangkan, kepala Sehun sudah berdenyut sakit. Berat, pusing.

Ia menyesal tidak curiga pada Lisa lebih awal. Jika begitu, mungkin saja Sehun telah menuntaskan segalanya. Pemuda Oh tersebut tidak mengerti, mengapa ia bodoh sekali. Seharusnya Sehun menyelidiki, melacak kemana Lisa pergi, dan memeriksanya. Bukan malah memendam, lalu bertengkar di rumah bersama sang istri.

Dan andaikan tadi Dokter Kim Jisoo sedang tidak ada urusan penting, maka Sehun ingin sekali bertemu dengannya, menanyakan semua hal tentang sosok Lalisa Kwon yang Chaeyoung maksud. Namun sayang, dewi fortuna tidak berpihak padanya.

Perasaan Sehun semakin tidak tenang. Ia... Takut. Tak tahu pasti karena apa, tapi Sehun benar-benar berharap waktu bisa berhenti sejenak.

Sehun tidak mau kehilangan siapa pun.

"Tidak, tidak! Apa yang kau pikirkan, huh?! Tidak akan terjadi yang aneh-aneh." Sehun menghembuskan napas berkali-kali, seolah kehabisan pasokan udara. "Everything's gonna be okay. Believe that."

Lelaki itu berusaha kembali normal. Seperti mula-mula, ketika dirinya belum mendengar fakta yang Chaeyoung berikan. "Lisa baik-baik saja. Yeah, she said it too," ucap Sehun, sembari menggeleng tegas, memusnahkan hal-hal negatif yang hinggap di otaknya.

"I'm always fine. I lie."

"Argh!" Sehun berseru frustasi. Ia jadi teringat kata-kata Lisa pagi tadi. "Lisa tidak mungkin baik-baik saja," ujar pria tersebut pada akhirnya. Ia tak bisa menyangkal lagi.

Sehun lantas memfokuskan diri pada jalanan di depan sana. Membuang jauh-jauh pemikiran rumit ini untuk sementara waktu. Ia harus sampai di rumah terlebih dahulu. Baru nanti Sehun akan mencari cara untuk memecahkannya.

Kebetulan, sekarang, kota Seoul sedang tidak begitu padat. Dan Sehun sangat bersyukur karenanya.

Ia mengendarai mobil dengan kecepatan sedikit di atas rata-rata, guna mempercepat tujuannya. Tak peduli tanggapan orang-orang bagaimana. Toh, hanya ada satu-dua mobil yang berlalu lalang. Bukan masalah besar, kan?

Pemuda itu nampak datar. Raut wajahnya tak menunjukkan ekspresi yang berarti. Seram, bagi beberapa insan yang belum mengenalnya.

Langit siang yang cukup panas di musim seperti ini, berbanding terbalik dengan dinginnya Sehun. Atmosfer yang semestinya identik pada liburan di pantai dan menyenangkan, justru bagai terganti dengan tertimpa salju yang datang entah dari mana. Huft~

"Aku bersumpah tidak akan memaafkanmu, Sayang."

Pelan, memang. Namun di dalam hatinya, Sehun menggeram marah. Ia benci mengetahuinya dari orang lain. Sungguh.

TIN TIN

Sehun menekan klakson dengan sangat kencang. Mengagetkan sejumlah satpam yang tengah mengobrol santai di dekat gerbang.

Salah satu dari mereka langsung membukakan pagar. Tak ingin terkena amukan dari sang majikan. Apalagi kalau sampai terancam potong gaji. Amit-amit! pikirnya.

"Lama sekali! Apa yang kalian lakukan, huh?!" bentak Sehun. Dan sontak mereka semua terkesiap. Ini tak biasa. "Bekerjalah dengan benar! Atau kupecat kalian!"

Finally Now || Hunlice ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang