Jaemin terus menarik haechan hingga keluar dari lingkungan sekolah,haechan terlihat bingung dia menengok ke belakang untuk melihat sekolahnya yang sudah menjauh dari pandangannya diapun melihat kedepan dan hanya menemukan punggung jaemin. Jaemin sama sekali tidak menolehkan kepalanya dari awal dia menarik haechan entah apa yang ada di pikiran namja tampan itu saat ini.
'aissh..kim haechan kau membuatku bingung,mengapa hatiku tiba-tiba sakit dan ingin marah saat melihatmu dipeluk dengan seenaknya oleh namja kurang ajar tadi..dan lagi kenapa kau melepas kacamatamu huh? Kau tau wajah manismu itu bisa membuat semua orang menjadi gila..ya ampun apa yang kau pikirkan jaemin sepertinya kau memang sudah gila' rutuk jaemin dalam hati sambil terus menarik haechan entah kemana, dan namja manis itu hanya mengikuti jaemin dengan tampang bingung yang menggemaskan.
Jaemin dan haechan memasuki sebuah toko optik dan disambut oleh pelayan toko dengan ramah.
"selamat siang ada yang bisa kami bantu?" ujar sang pelayan
"tolong carikan kacamata yang cocok untuknya!" perintah jaemin sambil melirik haechan yang ada di sebelahnya
"kalau boleh tau minus anda berapa?" tanya sang pelayan pada haechan.
"ma-mataku tidak minus" jawab haechan pelan.
Jaemin terlihat kaget,dan langsung menatap haechan.
"lalu kenapa selama ini kau selalu memakai kacamata?" tanya jaemin pada haechan.
"aku hanya di suruh oleh daddyku" jawab haechan polos.
"mwo?maksudmu seseorang yang kemarin meninju-ku itu?" tanya jaemin lagi.
"ne.. jeongmal mianhe atas perbuatan dadku kemarin" ujar haechan membungkukkan badannya di depan jaemin.
Jaemin hanya diam melihat haechan yang membungkukkan badan di depannya.
Sebenarnya dia belum bisa terima diperlakukan dengan kasar oleh jongin kemarin,tapi di sisi lain dia juga kasian melihat haechan yang polos ini meminta maaf padanya toh mungkin jongin melakukan hal itu karena khawatir terhadap anak manisnya ini.
"sudahlah lupakan" ujar jaemin akhirnya.
Haechan mendongakkan kepalanya dan tersenyum riang.
"benarkah kau sudah memaafkan dadku?" tanya haechan berbinar sambil memegang tangan jaemin dengan kedua tangan mungilnya.
"sudah kubilang lupakan" ujar jaemin dingin.
Dan haechan hanya menanggapi dengan senyum manisnya membuat jaemin salah tingkah.
"ehem..jadi bagaimana tuan apakah anda masih mau membeli kacamata?" ujar sang pelayan yang sedari tadi hanya menonton (?) percakapan mereka berdua.
"sepertinya kita tidak ja..."
"carikan saja kacamata tanpa minus yang cocok untuknya"
Ucapan haechan yang berniat tidak jadi membeli tiba-tiba di potong oleh jaemin,dan haechan hanya memiringkan kepalanya kearah jaemin dengan tampang bertanya.
***
Jaemin dan haechan keluar dari toko optik dengan haechan yang sudah kembali memakai kacamata "aku bilangkan mataku tidak minus,kenapa kau tetap membelikanku kacamata?" tanya haechan dengan tampang cemberut.
"aissh..apa kau tidak malu masuk ke dalam sebuah toko dan tidak membeli apa-apa?" tanya jaemin balik sambil menahan perasaannya saat melihat haechan.
Haechan memang kembali memakai kacamata,tetapi kacamata yang digunakanya saat ini lebih baik dari kacamata haechan sebelumnya.
Jaemin mengulurkan tangannya untuk melepas kacamata haechan,dan haechan hanya diam karena dia tidak tau apa yang akan jaemin lakukan. Setelah melepas kacamata haechan, jaemin hanya diam dan matanya tidak lepas dari wajah haechan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'mengapa wajah semanis ini harus di tutupi?' batin jaemin.
Haechan yang bingung sekaligus kesal terhadap jaemin melambaikan tangannya di depan wajah jaemin membuat namja tampan itu langsung tersadar dari lamunannya.
Jaemin melirik kacamata yang ada di tangannya sebentar dan kembali melihat haechan.
"pakai kacamata ini saat aku tidak ada di sisimu,dan kau harus melepasnya saat sedang bersamaku,Arrasso?" ujar jaemin memerintah.
"wae?" tanya haechan polos
"tentu saja agar aku bisa terus melihat wajah manismu,oops!"
Blush..
Wajah haechan langsung memerah saat jaemin mengatakan hal itu,dia menundukan wajahnya untuk menutupi rona merah di pipinya.
'aissh..jung jaemin bagaimana bisa kau berkata seperti itu di depannya,dan kenapa dia terlihat bekali-kali lipat lebih manis saat memerah seperti itu?'batin jaemin.
"ehem..maksudku kalau kau memakai kacamata saat aku tidak ada setidaknya kau tidak akan di ganggu oleh namja kurang ajar seperti tadi" jaemin memcoba memperbaiki kata-katanya.
"kenapa kau menjadi seperti jongin daddy ku?" haechan mengembungkan pipinya kesal mendengar pernyataan jaemin tadi.
"mwo? Ya...jangan samakan aku dengan dad sangarmu itu" ujar jaemin tak terima.
"Dadku tidak sangar,dia orang yang sangat baik tau" bela haechan terhadap ayahnya.
"ah..sudahlah,oh ya aku mau menagih jawabanmu kapan kita bisa pergi kencan?" jaemin mengalihkan pembicaraan.
"ehhhmm..i..itu...ehmmm" haechan terlihat berpikir untuk menjawab pertanyaan jaemin.
Dan jaemin hanya diam menunggu jawaban haechan dengan tampang kesal
"ehmmm...nana harus meminta ijin dulu dari dadyku" jawab haechan akhirnya.
"mwo?aisssh..merepotkan" ujar jaemin sambil berbalik meninggalkan haechan.
"Jaemin..tunggu aku" teriak haechan sambil berlari kecil menyusul jaemin.