7th Round : Solar as Blaze
•
'Dealing with stress or depression effectively is a mark not of weakness, but of strength'
•Solar bin Amato. Anak terakhir yang paling pintar dalam keluarganya.
Kini ia memandang heran kepada enam saudara kembarnya, sebab mereka semua sudah berubah padahal Solar sudah susah payah mencari dan menganalisis data agar jiwa saudara kembar dan dirinya kembali ke tubuh masing-masing.
Si bontot menghampiri saudara terdekatnya, Thorn.
"Kak Thorn." Panggil Solar.
Thorn menoleh dengan tatapan setajam silet, namun ketika melihat Solar yang menghampiri dirinya tatapan itu berubah sekejap menjadi lembut.
"Kenapa Solar?" Tanya Thorn.
Awalnya Solar bergidik ngeri tetapi ia hilangkan karena ia tahu kakaknya masih bersikap seperti biasa kepadanya.
"Mumpung hari ini hari Minggu... Kakak mau jalan-jalan? Sekalian nyari bahan-bahan dan alat-alat eksperimen milikku." Jawab Solar.
Thorn bangkit dari posisi duduknya lalu tersenyum manis. "Ayo! Thorn pengen cari biji bunga matahari juga!"
Seketika Solar terpesona dengan ketampanan wajah milik Kakak sulungnya yang mempunyai banyak penggemar di sekolah maupun luar sekolah.
Tidak perlu menunggu lebih lama para Thorn dan Solar bersiap-siap, mereka pun pamit dan izin pamit kepada Taufan yang sedang asyik bikin rujak.
Kembali ke Thorn dan Solar, kedua anak bontot ini sudah berjalan menuju ke toko favorit mereka masing-masing.
"Tunggu, Kak... Kemana dulu nih? Ke toko tumbuhan atau ke toko peralatan laboratorium?"
"Thorn mengalah aja deh. Lebih baik kita ke toko favorit Solar dulu."
"Baiklah."
Mereka berdua pun berjalan dalam keheningan menuju ke toko favorit milik Solar terlebih dahulu.
Tiba-tiba saja dalam perjalanan, mereka disuguhkan pemandangan teman sekelas mereka sedang bermain sepakbola.
Satu laki-laki menoleh, menyadari keberadaan Blaze dengan Halilintar.
"Oi, Blaze! Kau ingin main tidak?!"
Solar panik.Lain dengan Thorn yang berpikir ia harus melakukan apa untuk pergi menjauh dari sana.
Sepintas ide muncul dalam otak Thorn. Dengan pemikiran yang cukup pendek, Thorn yang mendiami tubuh Halilintar memegang kerah baju Solar lalu menariknya agar tidak bermain dengan teman-temannya.
Tentu saja, Solar terkejut. Disebabkan dalam benaknya yang terdalam ia ingin ikut bermain sepakbola, tapi hari ini ia harus memendamnya, hanya untuk hari ini.
'Tenang saja... Aku masih bisa bermesraan dengan Asep dan ayam-ayam sahabat sejati lainnya.' Batin Solar.
•~•
Sesampainya pada tujuan mereka, walau Thorn harus mengalah ia akan selalu baik-baik saja demi adiknya.
"Bau apa nih? Kamu kentut sembarangan, Solar?" Tanya Thorn secara tiba-tiba menutup hidungnya sebab menghirup udara tidak sedap.
"Biasalah!" Jawab Solar ngerandom.
Thorn mengerjap-ngerjapkan matanya, ia tidak mengerti. Solar juga melakukan hal yang sama, mereka kebingungan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shuffle Siblings ??
RandomApa yang akan kalian lakukan jika tubuh kalian tertukar dengan saudara kalian? Ya, inilah yang terjadi kepada ketujuh kembar yang memiliki kekuatan elemental. Lalu bagaimana cara mereka menjalani kehidupan sehari - hari sampai mereka menemukan jalan...