#NCTseries
[COMPLETE]
"Untukmu, lelaki sempurna yang telah dikirim Tuhan pada ku" -Nara
Seorang anak gadis dengan kekurangannya yang mengharapkan kehadiran sosok yang membuat hidupnya terasa sempurna..
-schoollife
-bahasa semi baku
-fiksi remaja
?ar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu tau apa cita-cita terbesarku? Cita-cita terbesarku adalah memilikimu.
Namun, Tuhan hanya mengijinkanku untuk mencintaimu saja"
-Nara-
🍁🍁🍁
"Bodoh!!" ucap Renjun saat melihat gadis yang dia sayang terduduk bersimpuh di depan dua lelaki paruhbaya itu. Siapa lagi jika bukan Nara.
Renjun dan Dejun baru saja dari taman yang ada di pelataran rumah sakit. Ketika mereka akan kembali ke ruang rawat Renjun, mereka tidak sengaja melihat Nara yang memohon agar dia dapat mendonorkan matanya untuk Jeno. Sekarang, mungkin bisa di bilang Nara sudah gila... Ya, bagaimana tidak? Dia saja sudah tunarungu dan tunawicara, apa dia mampu untuk menjalankan harinya tanpa melihat isi dunia?
"Ck, dia itu ngga bodoh..dia itu cuma terlalu baik dan polos, sekarang gue udah tau kenapa lo kekeh banget ga mau jauhin dia.. Ya udah sekarang kita balik ke ruang lo lewat sana aja." jelas Dejun pada Renjun, mereka berduapun meninggalkan Nara dan dua pria paruhbaya itu.
Setelah mereka sampai diruang rawat, Dejun membantu adiknya untuk kembali berbaring diatas bangsal. Kini Renjun telah kembali berbaring dan juga merutuki dirinya sendiri dalam hati karena tidak bisa membantu Nara saat berada dalam kesulitan.
"Nih, buku sama pena yang lo minta tadi... Gue mau keluar sebentar cari makan, kalo ada apa-apa lo bisa calling gue pake hp lo yang ada di nakas, udah gua isi baterainya.." ucap Dejun yang dijawab dengan anggukan oleh Renjun.
Dejun pun melangkah meninggalkan ruang rawat Renjun, kini tersisalah Renjun sendiri di ruangan itu. Senja berganti sinar bulan yang terang, Renjun menatap langit itu dengan mata yang nanar. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini, menyesal karena tidak dapat membantu Nara? Atau masalah yang lain?
Tangan Renjun perlahan bergerak menulis sesuatu diatas secarik kertas, sampai beberapa jam kemudian, banyak sekali kertas yang ia robek lalu ia lipat dengan rapi, mungkinkah itu surat? Sampai pada kata terakhirnya pada kertas itu, ia meneteskan air mata.
(Gue kira, lo bakal sayang sama gue juga... Ternyata rasa sayang lo itu buat Jeno, sampe-sampe lo ngorbanin mata lo buat dia) batin Renjun dengan tatapannya yang beralih menatap langit malam yang dipenuhi oleh bintang dan cahaya bulan.
Tiba-tiba ponselnya berdering, menampilkan nama Dejun disana. Saat Renjun mengambil ponsel itu, oh itu hanya pesan dari sang kakak.