抖阴社区

SRP

935 39 0
                                        

   Sang mentari telah menampakkan wajahnya, senyum indah nya memberikan kehangatan untuk semua makhluk yang mendiami bumi bulat ini. udara sejuk berhembus dengan sejuk di Bandung, membuat semua orang semangat untuk memulai hari mereka dengan beragam kegiatan mereka masing-masing.  Sama halnya dengan Dylana yang sudah bersemangat untuk memulai harinya, apalagi hari ini dirinya dan ketiga sahabatnya akan pergi ke berlibur kesebuah tempat yang saat ini tengah menjadi primadonanya Indonesia. Sangking bahagianya Dylana sudah duduk manis di teras rumahnya untuk menunggu Adhit menjemputnya, namun sudah lewati dari jam yang Adhit janjikan pemuda itu belum juga menjemputnya. Namun Dylana mencoba untuk berpikir positif, dia berpikir mungkin Adhit baru bangun tidur, atau pemuda itu tengah mencari kunci mobilnya, karena Dylana tahu bahwa Adhit sudah terlalu sering lupa menyimpan kunci mobil, maupun kunci motornya. Sudah sekitar dua jam Dylana menunggu Adhit di depan rumahnya dan sudah dua gelas besar Dylana menghabiskan susu hangat, namun pemuda itu belum juga menampakkan wajahnya. Kemana sebenarnya pemuda itu, apa pemuda itu lupa kalau dirinya akan pergi, apalagi saat Dylana mencoba menghubungi ponsel Adhit, tapi sambungan teleponnya tak terhubung, belu, lagi Arina dan Taoran yang terus menghubunginya dan menanyakan keberadaanya dan Adit, karena mereka sudah menunggu di bandara sudah hampir tiga jam dan Adhit maupun dirinya belum menampakkan dirinya. 

"ehhh,,,,kok neng Dy belum berangkat ?" tanya mbok Latmi yang baru pulang dari pasar

"Adhit nya belum jemput, padahal ini udah jan delapan"jawab Dylana dengan wajah yang ditekuk

"atuh kok bisa, emangnya neng gak janjiaan dulu sebelumnya ?"

"udah, tapi mungkin dia lupa"jawab Dylana

"eleuh,,,,eleuhh mani karunya teuing si neng teh, ya udah neng masuk lagi ke dalam nunggunya di dalem aja"kata mbok Latmi 

"Gaklah, Dy ngantosan di dieu bae"

"Ya ntos, mbok ke dalam dulu, permisi ya neng"

"Mangga mbok"jawab Dylana

   Gadis cantik itu kembali sendiri, menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Dylana akhirnya memutuskan untuk berangkat seorang diri saja, dari pada dirinya terus menunggu Adhit yang tak kunjung datang, yang ada nanti dirinya menjadi lumutan. Akhirnya Dylana memilih memesan grab, dan setelah menunggu sekitar sepuluh menitan akhirnya grab yang ia tunggu sudah sampai.  Baru saja dia menghampiri sang pengemudi grab dan baru mau naik ke atas motor, tangannya tiba-tiba saja ditarik oleh seseorang, dan seseorang itu adalah Adhit orang yang sedari tadi ia tunggu.

"Apasi  ??????bisa gak , gak usah narik-narik tangan, sakit tau ...."ucap Dylana sewot dan langsung menghentakkan tangannya

"Mau kemana kamu Dy, kita kan udah janji mau pergi kamu lupa ya ?"tanya Adit tanpa dosa "a, ini ongkosnya, sahabat saya gak jadi pergi, dia bakal pergi sama saya"lanjut Adhi sambil memberikan uan seratusan ribu dua lembar, dan setelah itu grab yang Dylana pesan pergi

"Hello.......Harusnya aku yang tanya kamu, kamu lupa kalau lamu punya janji sama aku, kalau kamu bakal jemput aku jam enam, kamu luapa sama janji kamu itu ?"kata Dylana berapi-api 

"Dy sorry, tadi aku,,,,"Jawab Adhit ragu, sehingga dia tak melanjutkan ucapannya

"Aku apa ?"tanya Dylana dengan tatapan tajamnya yang jarang dia tunjukkan pada orang-orang

"Aku ke rumah Shania dulu?"jawab Adhit dengan cepat

   Saat mendengar apa yang membuat Adhit terlambat menjemputnya, Dylana menatap Adhit dengan tatapan kecewa. Dylana tahu, malahan sangat tahu bahwa rumah Shania itu jauh, ada di daerah Cicaheum, sedangkan Adhit ada  di Dago, malahan satu komplek dengan rumahnya. Tapi mengapa laki-laki itu malah bela-bela kesana, ada apa dengan pemuda ini sebenarnya. 

"Dy,,,,,"panggil Adhit

"Kamu tahu, untuk saat ini aku muak liat muka kamu"ucap Dylana lantang, dan setelah itu dia memilih masuk ke dalam rumahnya

"Dy, kamu gak bisa kaya gini, DYLANA......"teriak Adhit lantang, hingga membuat Dylana membalikkan tubuhnya, dan menatap Adhit

"kamu,,,,,apa kamu tahu, sikap kamu itu gak bisa seperti ini terus Adhit,,,,bukan cuma kamu aja yang harus dimengerti,,,kamu mendingan pergi ke bandara samperin Arina dan Taoran, kesian mereka"ucap Dylana tenang

"Aku bakal pergi, tapi sama kamu" Adhit

 "Aku gak ikut, kalian saja yang pergi"ucap Dylana, dan langsung berlari ke dalam rumah dalam rumah, dan masuk ke dalam kamarnya

Sedangkan Adhit menendang tempat sampah yang ada di hadapannya, dia tahu dia salah tapi dia tidak tahu kalau Dylana bakal semarah ini, dan apa katanya tadi, dia gak jadi ikut. Tidak, Adhit ingin Dylana ikut, tapi sekarang dia harus melakukan apa. Adhit pun mengejar Dylana ke dalam rumah, namun saat ia akan masuk ke kamar Dylana, ternyata dikunci oleh gadis itu.

"Dy buka pintunya, Dy,,,," teriak Adhit

"sana pergi, urusin Shania kamu aja"teriak Dylana sambil menahan tangisnya

dorrr....dorrr....dorrr

dorrr....dorrr...dorrr

Adhit terus menggedor pintu kamar Dylana, namun gadis itu tidak membukakannya pintu, yang ada malahan suara tangisan gadis itu yang terdengar. Adhit semakin dibuat frustasi, dia merasa sesak saat mendengar suara tangisan Dylana, apalagi karena ulahnya ini, Adhit semakin dibuat mumet.





Hallo reider's ku yang paling-paling setia 

Thank's for you, because kalian masih setia sama Adhit dan Dylana

Thank's juga because kalian selalu ngasih vote dan komentarnya selama ini

Dan sorry because akhir-akhir ini Adhit dan Dylana jarang update, tai mulai bulan ini

 Adhit dan Dylana bakalan sering updaet kok

So thank's for all

SEE YOU NEXT TIME AND SEE YOU NEXT CHAPTER

SAHABAT RASA PACARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang