Kalo ada typo tandain ya :*
Setelah melewati perjalanan selama kurang lebih empat jam menggunakan mobil dari mansion, akhirnya kami tiba juga di daerah Mokpo, mengikuti alamat yang tertulis dibelakang album hingga kami memasuki daerah pedesaan dengan bangunan rumah khas tahun 80an.
Myungsoo menghentikan mobilnya didepan bangunan rumah hanok, rumah tradisional Korea dengan atap segitiga yang lebar, berdinding serta beralaskan kayu, dengan pintu geser tanpa kaca.
Ia memastikan jika alamat yang ia tuju sudah benar sebelum akhirnya ia turun dan segera ku ikuti.
Ia membunyikan lonceng yang ada tepat didepan pintu gerbang berbahan dasar kayu yang menjulang setinggi lehernya.
Ia membunyikan lonceng itu sekali lagi saat tak ada tanggapan dari sang pemilik rumah, hingga akhirnya gerbang itu terbuka diikuti munculnya seorang wanita paruh baya yang sepertinya seusia dengan ibuku.
Wanita itu menatap kami dengan tatapan bingung sebelum akhirnya Myungsoo membuka suaranya terlebih dahulu.
"Maaf, apa benar ini rumah Park Suk Hwa?" Wanita itu mengangguk namun wajahnya masih terlihat bingung, hingga Myungsoo kembali menjelaskan.
"Saya anak dari Kim Dong Hwa, dan dia anak dari Park Saeron" wajah wanita itu terlihat mengerti dengan senyuman lebar nan ramah.
"Ah iya aku pernah mendengar tentang mereka, masuklah masuklah"
Aku segera masuk mengikuti langkah wanita itu, ia menggiring kami masuk menuju ruang tamu.
Kami melepas alas kaki kami terlebih dahulu sebelum kami memasuki rumahnya, bangunanya sedikit lebih tinggi dari bangunan rumah modern, mirip seperti rumah panggung dengan lantai terbuat dari ubin.
Rumahnya masih sangat asri dengan pemandangan khas rumah-rumah tradisional.
Kami mengambil duduk ditengah ruang tamu, lalu tak seberapa lama keluarlah seorang pria yang ku lihat didalam album foto yang Taehyung berikan, walaupun usianya sudah bertambah namun wajahnya tidak banyak berubah kecuali kerutan-kerutan samar di kening, kantung mata serta sekitar bibirnya.
"Apa kalian anak Saeron dan Donghwa?" Kami mengangguk bersamaan. "Iya paman"
Pria itu tersenyum bahagia lalu mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan kami.
Ia menggenggam tanganku dengan erat, ekspresinya seperti orang yang sedang ingin menangis.
"Aku tidak menyangka bisa bertemu dengan kalian" kami mengangguk dengan senyum kikuk, aku sih lebih tepatnya, karena seperti biasa wajah Myungsoo selalu tenang dan datar.
"Beberapa minggu yang lalu anak Donghwa juga kesini, apa ia saudaramu?" Aku menoleh melihat Myungsoo, ia mengangguk sopan.
"Iya paman, mereka adik-adik saya" pria bernama Park Sukhwa itu mengangguk mengerti dengan senyum yang sangat ramah.
"Paman sudah dengar tentang kabar kedua orang tua kalian, maafkan paman karena tidak bisa kesana untuk berkunjung, bahkan hingga hari terakhir mereka" sepertinya paman ini sangat menyayangi ibu dan juga ayah, terlihat dari ekspresinya yang terlihat sangat bersalah saat membicarakan ibu dan juga ayah.
"Tidak apa-apa paman, itu karena paman tidak mengetahui kabarnya" paman itu menatapku dengan tatapan haru, lalu tak seberapa lama ia tersenyum tipis, senyum tipis namun ramah seperti senyum seorang ayah.
"Kamu sangat mirip dengan Saeron nak, siapa namamu?" Ah iya aku belum memperkenalkan diri.
"Saya Bae Suzy paman" paman terlihat terkejut lalu tersenyum tipis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Me and 4 Dwarfs (Slave Girl) ?
FanfictionCOMPLETE STORY ? WARNING : 21+ ( MATURE CONTENT ) ME AND 4 DWARVES BLURP Menjadi sex slave dan dikurung didalam penjara? Aku memang pernah membaca novel dengan tema sex slave sebelumnya, namun aku tidak mempercayai kejadian seperti itu benar-benar...