抖阴社区

06 | Cemburu

3.2K 428 26
                                        

Yuni dan juga ibunya pindah dari desa ciputat, semua orang mengetahui hal itu. Yuni sembuh dari santet dan warga setempat melotot tak percaya, sementara Ningrat meninggal dunia secara tragis karna ulahnya sendiri. Santet yang ia kirim berbalik pada dirinya sendiri.

Ningrat tewas dalam keadaan mengerikan, bahkan saat pemakaman'nya-pun tanah kuburan itu penuh dengan ular hitam, membuat orang-orang takut dan pergi meninggalkan kuburan itu.

Yuni dan ibunya datang, kemudian mengusap batu nisan yang berdiri kokoh di atas kuburan Ningrat. "Semoga kamu tenang di alam sana Ning, saya sudah memaafkanmu" Lirihnya, lalu berlalu pergi bersama ibunya.

Sementara di tempat lain Satya dan juga Adira memperhatikan kejadian itu, semua orang menyalahkan Yuni bahwa Yuni menyantet balik Ningrat.

Tetapi Yuni tidak peduli dengan tuduhan mereka, Yuni dan ibunya akan segera pergi dari desa ciputat.

Adira melihat sosok Ningrat menangisi kuburannya sendiri dengan lehernya yang hampir putus dan mengeluarkan banyak darah.

"Sat kita pergi sekarang!" Adira menarik tangan Satya untuk segera pergi.

Nenek tua yang menampung Adira dan Satya sudah mengetahui itu, bahkan penganut ilmu hitam itu meminta agar iblis yang bersekutu dengannya itu segera menghabisi Satya dan juga Adira.

Saat Satya dan juga Adira kembali ke gubuk reot itu, Adira mendapati boneka yang menyeramkan berdarah.

"Adira yang melakukan itu adalah iblis" ucap Lilly.

Satya mengambil boneka tersebut, ketika Satya pegang keluarlah binatang mengertikan berupa kalajengking, dan darah yang keluar dari boneka tersebut. dengan cepat Satya melemparkannya.

"Siapa sih yang jail kaya gitu? goblok banget! Bercandanya kaga lucu!!" pekik Satya.

Adira hanya terdiam saja, ia meluruskan pandangannya tanpa ekspresi. ia mencoba berkomunikasi dengan Lilly sedetail mungkin.

"Dia mau bunuh kamu adira"

"Dia ingin kamu jadi tumbal"

"Aku tau kamu gak akan mundur, tapi ini berbahaya"

"Dukun sihir itu benar-benar kejam"

Satya menepuk pundak Adira, membuat Adira seketika bergelak kaget. "Apaan sih lo!" Umpatnya kesal.

"Lo bengong aja kenapa? Tuh liat Dir makin gak jelas kita lama-lama disini, sekarang ada bon--" Saat Satya menunjuk ke arah boneka itu, boneka itu menghilang membuat Satya melotot kaget. "Loh tadi disini ada boneka serem Dir, lo tau kan?"

"Itu tipu daya iblis"

"Iblis? Dir kayanya kita harus bener-bener pergi dari desa ini.."

"Gak akan sebelum gue dapetin apa yang gue mau, ini menarik Satya!"

"Gigi lo pirang! Menarik kata lo? come on this is really crazy Adira!! atau jangan-jangan nenek tua itu setan ya Dir? Iyah?"

Tiba-tiba tangan keriput menyentuh pundak Satya, dan itu adalah nenek tua pemilik gubuk reyot. "Kamu mengatakan saya hantu?" Seketika Satya menoleh terkejut, lalu kemudian tersenyum kikuk.

"Hehe enggak nek, bercanda saya. Saya percaya kok nenek manusia, buktinya nenek napak kakinya hehe. Jangan marah ya nek, vissss. Kalau nenek marah-marah nanti cantiknya ilang loh, body nenek yang aduhai ini bisa rontok nek" Lirih Satya panik.

Si nenek di godain bukan salting, malah wajahnya tetap saja flet dan dingin. Ia memilih melengos pergi, tanpa mengatakan apapun.

"Ye gua gombalin malah pergi. boro-boro mukanya cantik, kalau di ibaratin sama minyak goreng juga bagusan minyak goreng, secara minyak goreng kan glowing lah dia? Keriput. boro-boro bodynya aduhai, gua tepuk juga udah rontok tuh jadi abu" beo Satya laun takut-takut kepergok lagi.

Sementara Adira sedari tadi memperhatikan kepergian nenek itu yang sudah masuk ke dalam gubuk.

Sampai saat ini Adira belum bisa mendapatkan penglihatan mengapa nenek itu bisa hidup sebagai manusia, sementara kenyataannya dia iblis?

Adira tidak akan bicara dalam hatinya, sebab ia tau bahwa iblis bisa membaca fikiran seseorang. Adira bersikap sebiasa mungkin layaknya manusia normal, agar tidak terbongkar bahwa dirinya memiliki mata batin terbuka.

Saat ini Satya dan juga Adira sedang duduk di teras depan, dengan fikirannya masing-masing. Satya memikirkan tentang boneka tadi, dan Adira memikirkan soal bagaimana nenek itu bisa hidup seolah seperti manusia normal.

Tiba-tiba ponsel Satya berdering, Adira mengintip sedikit nama dari kontaknya.

"Syifa?" tanya Adira saat mendapati nama dari nomer yang menelfon Satya.

Satya mengangguk ragu. tetapi ia tetap mengangkat telfon dari Syifa karna takut-takut penting.

"Hallo apa?"

"(.....)"

"Gue lagi ada urusan, nanti kalau udah selesai, gue langsung temuin lo."

"(.....)"

"Oke"

Telfon di matikan.

Adira memalingkan wajahnya kesal.

Syifa adalah mantan pacarnya Satya, yang sampai saat ini dekat dengan cowok itu.

"Dir masuk yuk, makan. Gua laper" rengek Satya

"Lo aja duluan!!" Kalau udah judes begini, artinya sedang cemburu.

"Kok gue doang sih? Berdua dong sayang."

"Gak usah panggil gua kek gitu!! Jijik dengernya!!"

"Widih... ada yang cemburu nih" Peka juga ni bujang.

"Siapa cemburu?"

"Lo."

"Kaga! Ngapain gue cemburu? Gue juga punya kok gebatan!"

"Masa? Buktiin kalau punya"

"Aduh salah ngomong nih gue, boro-boro gebetan, tiap hari aja gue sibuk sama laptop! Atau mentok-mentok ngobrol sama Lilly" gumam Adira dalam hatinya

"Kenapa diem? Boongin gue kan lo?"

"Laptop gebetan gue!!!" dengusnya sebal. Lalu segera masuk ke dalam gubuk itu, tanpa memperdulikan Satya yang sedang menertawakannya.

Satya menggelengkan kepalanya terkekeh melihat tingkah gadis itu yang berusaha menyembunyikan rasa cemburunya, biar bagaimanapun Satya menyayangi Adira sepenuhnya.

Syifa hanya sekedar mantan tidak lebih, Syifa dekat dengan Satya kembali karna orangtua Satya yang meminta. walaupun sebenarnya Satya sendiri malas masih dekat dengan mantan, terutama Satya tipekal orang yang cuek terhadap gadis lain. hanya Adira yang bisa membuatnya seperti orang tak waras.

SIHIR ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang