抖阴社区

@52

24.3K 2.5K 186
                                        

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamu'alaikum 🙃

Happy Reading 🍁

Sebelum lanjut baca yuk mampir dulu di Cast🤗

___________________________________

_____________________________

_________________


"Sekali lagi Abang minta kamu nanti jawab jujur. Kamu suka—"


"Assalamu'alaikum." Izza dan Gus Adnan kompak langsung menoleh ke arah pengucap salam. Seorang santri abdi ndalem.

"Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh." Izza akhirnya bisa menghembuskan nafas lega. Namun ia juga penasaran apa yang akan dikatakan Gus Adnan tadinya.

"Ada apa?"

"Gus Adnan dipanggil Umi Fauziah." Gus Adnan mengangguk, santri itu undur diri, mengucap salam kembali ke ndalem.

Gus Adnan terdiam dikursi taman, Izza yang melihatnya bingung sendiri. Inisiatif menepuk pipi Abangnya. "Bang dipanggil Umi." Peringatnya kembali.

Lagi Gus Adnan mengangguk, melupakan pertanyaan yang akan dia ajukan. Mungkin akan jadi rahasia alam.

"Abang ke ndalem dulu, Assalamu'alaikum." Pamit Gus Adnan berjalan meninggalkan Izza ditaman.

"Wa'alaikumsalam."

Hufftt

Izza menghembuskan nafas leganya, ia tadi sempat menahan nafas menunggu apa yang akan ditanyakan Abangnya.

Untuk kali ini mungkin ia sudah aman tapi? Bagaimana nanti malam. Bagaimana kalau Gus Adnan ternyata mencarinya? Kalau nanti benar ia akan bersembunyi.

"Tauk lahh."

🌟🌟🌟

Malamnya setelah selesai sholat magrib berjamaah di aula asrama putri. Izza mengendap-endap meninggalkan sahabatnya yang masih bermurottal Al-Qur'an.

Tujuannya masih sama seperti pagi tadi, perpustakaan. Ia sudah memantapkan hatinya untuk bersembunyi sementara waktu.

Sekitarnya masih sepi para santri yang rajinnya kelewatan masih berdiam diaula membaca kitab sucinya. Sedangkan yang hampir disebut malas mereka memilih menghabiskan waktu di kamarnya.

Izza berjalan cepat menuju perpustakaan. Inilah yang paling ia sukai dari pesantren ini, perpustakaan selalu dibuka dua puluh empat jam. Tanpa ada penjagaan. Para Kyai menetapkan pada hati santrinya bahwa kejujuran adalah salah satu pondasi penting dalam kehidupan.

Beliau pendiri pondok pesantren yakin kalau santrinya pasti bisa menancapkan benih kejujuran dalam hatinya. Sehingga pastinya tak akan pernah mencuri atau sejenisnya dirumahnya sendiri, pesantrennya.

Perpustakaan saat ini lenggang hanya menyisakan satu dua santri yang rajinnya benar-benar kelewat batas. Saat hari libur pun masih sibuknya membaca setumpuk buku.

Izza menyapa sekilas santri itu, walau ia yakin tak mengenalinya. Biar kelihatan ramah gitu. Setelah menjauh ia memilih tempat duduk paling pojok. Menatap penuh binar sebuah rak setinggi satu meter.

Dengan pelan ia mendorongnya.

Ini pintu rahasia.



Yang tak pernah ia katakan pada siapapun.

Gue Santri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang