"Cih! Berkacalah! Kau tidak pantas menjadi dominant untukku!" Yeonjun menyeringai.
"Setiap hari aku berkaca dan aku bersyukur melihat betapa tampannya masa depan seorang Choi Yeonjun ini."
"Aku tak suka makhluk kerdil sepertimu! Selera ku adalah Pak Jungkook! Tubuhmu kurus! Mana mampu menjadi seorang dominan!" Yeonjun sampai menyebut nama guru seni nya.
Ucapan Yeonjun memang membuatnya agak sakit hati, tapi Beomgyu tentu tak kenal menyerah.
"Asal kau tahu, tubuh kurus ini adalah sebuah bukti. Makan saja aku tak suka minta tambah, apalagi pasangan."
"Jauh jauh sana!" Yeonjun mendorong Beomgyu agar menjauh.
"Aakhh!!! Sesak!!"
Tiba tiba Beomgyu memegang dadanya dan terlihat sangat kesakitan. Otomatis Yeonjun panik dan kembali mendekat.
"Kau kenapa?!!"
"S-sesak... nafas..." ucap Beomgyu lirih.
"Sesak?? Sesak nafas kenapa? Ayo kita ke ruang kesehatan!" dengan wajah panik, Yeonjun hendak merangkul Beomgyu untuk berdiri.
"A-aku sesak karena separuh nafasku ada padamu." Beomgyu mulai menunjukkan senyum jahilnya.
"Yak!" pipi Yeonjun merona, antara malu dan marah.
"Aigoo.... rubah manisku khawatir hm?" Beomgyu tertawa dan membuat Yeonjun semakin kesal. Terlampau kesal sampai dia ingin beranjak dari sana, namun Beomgyu menahannya.
"Tunggu! Jangan bergerak!!"
"APA LAGI?!!" Yeonjun sudah sangat emosi.
"Ternyata kau seperti lempengan bumi. Bergerak sedikit saja, langsung menggoncangkan hatiku."
Plak...
Tamparan yang mulus....
-__________________________________-
"Yakin tidak mau?"
"Kubilang tidak mau! Kau tidak cocok untuk jadi dominanku, jadi tidak cocok memberiku hal seperti itu!"
Walau boneka itu terlihat sangat lembut... dan untuk pertama kalinya dalam hidup aku menolak mintchoco icecream... aku harus tahan.. -cyj
"Berhentilah bicara seperti itu..." niatnya Beomgyu berujar dengan ceria seperti biasa. Tapi yang keluar adalah nada datar tersirat rasa kesal dan kecewa. Mungkin kali ini perasaannya sudah lelah bertahan diam disebut seperti itu tentang masalah dominan. Beomgyu ini bisa jadi seme sejati!
Mendengar nada bicara yang tidak hangat seperti biasanya, membuat Yeonjun melirik Beomgyu dengan bingung.
Ada apa ini? Apa dia kelelahan setelah tampil di panggung wisuda tadi? Tapi kalau dia lelah, kenapa dia mengajakku ke mall ini?
Tanpa berkata kata, Beomgyu melajukan langkah kakinya. Meninggalkan Yeonjun yang masih terdiam, memikirkan apa ucapannya berlebihan?
Niat Beomgyu hanya ingin merayakan kelulusannya bersama Yeonjun. Kemudian setelah tampil Beomgyu mengajak Yeonjun jalan jalan. Mungkin memang hari yang melelahkan. Semua ini dilakukan demi melaksanakan kemauannya yang ingin segera memiliki Yeonjun seutuhnya, Beomgyu ingin menyattakan perasaannya.
Ok, Beomgyu berusaha menegaskan dirinya lagi. Dia ingin Yeonjun menjadi belahan jiwanya. Dia tak boleh menyerah. Dia tak boleh terlihat lemah.
Satu tarikan nafas untuk meredam rasa kesalnya. Kemudian Beomgyu memasang senyumnya kembali dan membalikkan badan ke Yeonjun.

????
Mulai dari awal