Taehyun's POV
Suasana mall cukup banyak pengunjung, mungkin karena ini hari jum'at dan besok sudah akhir pekan.
Kami berpapasan dengan beberapa anak berseragam sekolah seperti kami, tapi untungnya kami tidak ada yang kulihat berasal dari sekolah kami.
Kata Beomgyu hyung, jika pergi ke mall lain yang lebih dekat dengan sekolah akan merepotkan karena mereka bersama Soobin hyung. Pasti ada saja yeoja yang akan mengikuti mereka disana.
"Agar tidak pulang terlalu sore, bagaimana kalau kita berpisah? Aku dan Hyuka pergi kearah sana, kalian kesana." Saran Soobin hyung sambil menunjukkan arah ke dua arah berbeda.
Seperti yang sudah ku duga, begitu sampai mall Soobin hyung mencoba menculik dan membawa Hyuka untuk dirinya sendiri.
"Hutangmu lunas." Bisik Soobin hyung sebelum menghilang meninggalkanku dan Beomgyu hyung di tengah pusat perbelanjaan.
Senior yang berdiri disebelahku ini terlihat tidak keberatan sama sekali dengan kepergian mereka berdua, aku rasa Beomgyu hyung juga sudah mengira sahabatnya akan melakukan hal ini.
Atau bisa jadi Beomgyu hyung juga mempunyai 'hutang' padanya sama sepertiku, meskipun alasan aku ikut kesini, selain tidak ingin meninggalkan Hyuka, juga agar tidak perlu menemui Yeonjun hyung.
Hmm. Yeonjun hyung.
Apa seharusnya tadi aku menemuinya sebentar sebelum pergi? Dia meminta dibawakan minum.
Dia sudah mendapatkan banyak minuman dari penggemarnya, dia tidak butuh darimu.
Benar juga!
Lagipula untuk apa aku memikirkannya. Dia juga pasti sebenarnya tidak mengharapkanku datang.
Tapi dia tidak mungkin menungguku kan?
Ck. Tidak mungkin. Untuk apa menungguku? Dia punya banyak yeoja yang ku yakini sedang memberinya dukungan mengingat besok ia akan bertanding.
Membayangkannya sedang tebar pesona pada para yeoja itu membuatku kesal.
Ini sudah paling bener. Aku memang tidak perlu pergi menemuinya.
"Hyung, sebenarnya barang apa yang harus kita beli untuk besok?" Tanyaku penasaran karena sejak tadi belum mampir ke satu toko pun.
"Hanya sedikit logistik." Jawabnya.
"Bukankah bisa kita beli di minimarket?" Tanyaku.
"Iya. Ini hanya akal-akalan Soobin saja agar bisa mengajak temanmu jalan." Jelasnya terkekeh.
Aishhh. Aku seharusnya tidak heran dan bisa mengetahuinya sejak awal.
"Karena kebetulan sudah disini, apa ada yang ingin kau beli?" Tanyanya.
Aku menggeleng dan menanyakan kembali pertanyaan yang sama.
"Tidak ada juga." Jawabnya menggeleng. "Ayok cari minum, aku haus." Ajaknya.
Dia menarik tanganku untuk mengikutinya.
Saat aku melihatnya, yang terbayang dipikiranku adalah Yeonjun hyung yang sedang menggenggam tanganku dengan lembut. Dia berbalik dan tersenyum.
'Kenapa tidak datang? Aku menunggumu.' Katanya lembut.
Aku segera menarik tanganku dan diam terpaku.
"Hey, ada apa?" Pertanyaan Beomgyu hyung membuatku tersadar.
"Ah, maaf hyung, tali sepatuku lepas." Jawabku asal, dan langsung berjongkok berpura-pura memperbaiki tali sepatu.
'Ada apa denganku tadi?!'
Kenapa Beomgyu hyung tiba-tiba berubah menjadi senior menyebalkan itu?!!!
----
Author's POV
Keduanya sudah sampai disalah satu gerai minuman. Cukup banyak yang sedang mengantri disana.
Beomgyu sibuk memilih varian minuman yang akan di pilihnya. Sedangkan Taehyun? Dia masih merasa tidak karuan setelah kejadian tadi.
Apa mungkin karena akhir-akhir ini aku terlalu sering memikirkannya sehingga menyebabkan halusinasi seperti tadi?
'Yeonjun hyung, pergilah dari kepalaku!!'
Taehyun mulai merasakan lagi sensasi aneh saat mengingat genggaman tangan Yeonjun.
Dan tiba-tiba merinding ketika ingatan saat Yoenjun mengelus lembut kepalanya muncul.
'Yakk! Yakk!! Hentikan, Hyun!!'
Dia menggeleng dan menepuk-nepuk kecil pipinya agar kembali fokus.
"Kau tidak ada sakit asma kan?" Tanya Beomgyu hyung dengan tatapan khawatir.
Taehyun menggeleng dengan cepat. Dia tidak mempunyai asma, dan tidak ada riwayat asma di keluarganya.
Kenapa tiba-tiba Beomgyu hyung menanyakan hal itu?
"Kau berkali-kali menarik nafas, dan memegangi dada. Kau sungguh tidak apa-apa?" Tanyanya memastikan.
Aku melakukan itu?
"Tidak hyung. Aku tidak apa-apa. Sepertinya tadi ada nafas tersesat." Jawabnya semakin asal. "Hyung, pilih yang mana?" Tanyanya kemudian untuk mengalihkan pembicaraan.
"Cinnamon dolce latte."
"Hyung juga suka itu?"
"Kau juga?" Tanyanya bersemangat.
Bertemu orang yang memiliki selera yang sama memang menyenangkan.
"Aku kira kau suka mint choco." Tambah Beomgyu.
"Tidak mungkin. Aku justru heran bagaimana seseorang menyukai rasa itu."
"Benar kan? Aku juga heran saat mengetahui Yeonjun menyukainya." Katanya.
"Yeonjun hyung?"
"Iya. Padahal kan rasanya aneh."
"Seperti pasta gigi." Kata mereka dengan kompak lalu tertawa.
Beomgyu mulai menceritakan tentang Yeonjun dan semua hal-hal yang tidak biasa tentangnya. Obrolan mereka seputar Yeonjun menjadi panjang.
Awalnya Taehyun cukup tertarik untuk mendengarnya tetapi kemudian dia merasa tidak ingin lagi mendengar apa yang dikatakan Beomgyu mengenai Yeonjun.
Semakin lama Taehyun mendengar, semakin dia sadar bahwa dia tidak mengetahui apapun tentang Yeonjun. Tidak sedikitpun. Dan Taehyun tidak menyukai fakta itu.
Mereka mendapatkan minuman mereka dan beruntung ada bangku kosong di dekat gerai yang tidak menyediakan tempat tersebut.
Beomgyu kembali bercerita tentang Yeonjun. Jika menceritakan sahabatnya itu, seharianpun tidak akan ada selesainya.
"Hyung, sebenarnya aku dan Yeonjun hyung tidak ada hubungan apa-apa." Kata Taehyun memotong ucapannya.
Taehyun berpikir mungkin saja Beomgyu terus membicarakan Yeonjun karena mengira hubungan mereka itu sungguhan.
"Kami hanya berpura-pura." Jelas Taehyun lagi.
"Sudah kuduga." Kata Beomgyu tanpa diduga oleh juniornya itu.
Beomgyu sejak awal sudah mengetahui kalau mustahil jika Yeonjun dan junior yang sering di ganggunya tiba-tiba memutuskan untuk menjalin hubungan. Meskipun dia sedang mencoba berpikir positif karena dia akui masalah perasaan adalah hal yang rumit.
"Jadi, apa dia mengancammu? Beritahu aku, biar aku yang mengurusnya nanti."
"Tidak, tidak." Kata Taehyun meskipun sebenarnya yang dilakukan oleh Yeonjun masuk ke dalam kategori mengancam.
Kemudian dia menceritakan singkat alasan kenapa mereka melakukan kesepakatan untuk berpura-pura selama beberapa waktu.
"Untuk memperbaiki nama baiknya?" Tanya Beomgyu terkejut tetapi kemudian tertawa. "Yeonjun? Memperbaiki nama baiknya? Sejak kapan dia peduli? Astaga." Tambahnya masih dengan tawa tak percayanya.
Berbeda dengan Soobin yang cukup memikirkan reputasi di hadapan banyak penggemarnya, Yeonjun sama sekali tidak.
Yeonjun bersikap ramah pada mereka hanya karena dia menghargai orang yang menyukainya, tetapi jika mereka berbalik tidak menyukainya atau membuat rumor buruk tentangnya, dia tidak akan peduli. Jadi jika dia beralasan membuat kesepakatan konyol untuk memperbaiki nama baiknya, sudah di pastikan itu tidak mungkin terjadi.
"Jadi dia membohongiku?" Tanya Taehyun.
"Dia menipumu. Ah aku tidak sedang menertawakanmu ya, aku hanya tidak habis pikir dengan kelakuan anak itu." Kata Beomgyu masih dengan tawa kecilnya. " Ah, aku sampai ingin buang air kecil. Aku ke toilet sebentar." Kata Beomgyu, meletakkan barang-barangnya di samping Taehyun dan berlari kearah papan petunjuk bertuliskan toilet.
"Cih. Jadi dia membohongiku?" Gumam Taehyun kesal.
Tapi menurutku tidak masuk akal jika terus menerus mengganggumu sampai sejauh ini, aku rasa dia memang menyukaimu.
Ucapan Hyuka kembali terngiang di kepala Taehyun. Belum dia mengusirnya, suara lain datang.
Mengganggu dan menghampirimu setiap ada kesempatan itu membutuhkan effort. Logika saja, dia ketua koord acara, aku tahu dia pasti sangat sibuk mengurus ini itu. Tapi dia menyempatkan waktunya hanya mencari dan mengganggumu, bukankah itu membutuhkan niat?
Kali ini suara Minho yang terdengar.
"Hentikan Hyun, tidak perlu dengarkan bisikan-bisikan setan itu!" Perintahnya pada dirinya sendiri.
Tetapi semakin dia mencoba menyangkal, semakin kencang jantungnya berdetak.
Tak berapa lama setelah kepergian Beomgyu, terdengar suara dari ponsel yang di letakkan diatas bangku disebelahnya. Ada panggilan masuk.
Melihat nama Yeonjun tertera di layar ponsel itu, membuat dadanya semakin bergemuruh.
"Ah sial!! Bahkan membaca namanya saja aku menjadi seperti ini." Kesalnya.
Taehyun menoleh kearah toilet, Beomgyu belum keluar dari sana.
Saat panggilannya berakhir, ada bunyi notifikasi dan layar ponsel menyala. Taehyun melihat ada pesan masuk dari seniornya itu.
Yeonjun
Dimana?
Tak lama kemudian, satu pesan masuk lagi.
Yeonjun
Aku tanya, kau sedang dimana?!!
Entah ini perasaan Taehyun saja, atau memang Yeonjun seperti sedang kesal di pesan itu.
Ah aku seharusnya tidak membaca pesan orang lain. Abaikan saja, abaikan saja.
Tapi saat ponsel berbunyi lagi, Taehyun dengan spontan kembali melihat pesan yang lagi-lagi datang dari Yeonjun hyung.
Yeonjun
Aku tanya kau sedang dimana?!!
Kau seharusnya meminta ijin padaku sebelum pergi!!
Pesan terakhir yang dibacanya membuatnya terhenyak.
Kenapa Beomgyu harus meminta ijin padanya?
Taehyun terdiam, tak bisa memikirkan kemungkinan lain.
'Yeonjun hyung dan Beomgyu hyung..? Apa mereka ...?!'
Dia memegang dadanya, kali ini karena ada perasaan nyeri yang muncul disana.
Ponsel itu sekali lagi berbunyi bertepatan dengan Beomgyu yang datang dari arah toilet.
Beomgyu bergegas mengambil ponselnya dan pergi menjauhi Taehyun yang masih sibuk dengan pikiran dan apa yang dia rasakan.
Taehyun mengatur kembali nafasnya, rasa nyeri kembali muncul setiap kali dia menarik dan membuang nafas.
Sekarang, dia merasa sangat bodoh karena sempat terpengaruh oleh ucapan Hyuka dan Minho bahwa Yeonjun mungkin menyukainya.
"Sakit sekali." Gumamnya mencengkeram dadanya perlahan.
Dia menarik nafas dalam dan mengeluarkannya perlahan berkali-kali.
'Dasar bodoh!!' Gumamnya lagi.
Darisana dia melihat Beomgyu masih menerima panggilan yang Taehyun yakin itu dari Yeonjun. Beomgyu beberapa kali tertawa setelah mengucapkan satu atau dua kata yang tidak bisa di dengar.
Yang muncul di pikirannya sekarang adalah kenapa Yeonjun membuatnya setuju untuk berpura-pura menjalin hubungan?
Beomgyu mengatakan bahwa dia sama sekali tidak peduli dengan nama baiknya, lalu apa alasannya?
Karena Yeonjun menyukainya? Karena Taehyun dianggap menyebalkan?
"Itu mereka." Kata Beomgyu yang tanpa disadari sudah berdiri disampingnya. Dia menunjuk kearah Soobin dan Hyuka yang sedang berjalan kearah mereka.
"Ayok makan Pizza Nanas." Seru Hyuka bersemangat.
Dia menarik tangan Taehyun yang saat itu sudah tidak tertarik untuk melakukan apapun.
"Astaga jika Yeonjun disini, dia pasti akan senang melihat istri-istrinya akur seperti ini." Kata Soobin.
------
Moaaaaa ƪ(˘⌣˘)ʃ
Baru bisa publish gegara kemaren punya utang bikin onshoot ff di sebelah (・_・;)
Tapi aku publish 2 chapter sekaligus dong ♪ \(^ω^\ )
Seneng engga kalean?
Big Luv ♡,
Min93yoonna