抖阴社区

NAYVAN [END]

By Diiyyyaan

59K 3.1K 144

Berawal dari pertemuan yang tidak terduga di sebuah tempat umum dan kecelakaan kecil. Ini sebuah kisah kedua... More

PROLOG
1. Awal bertemu
2. Satu kelas?
3. Deja vu
4. Jaket
5. Ngepel bareng?
CAST
6. Hanya Syarat
7. Baper
8. Sandaran Ternyaman
9. Manusia Es yang care
10. Tumbang
11. Buah tangan spesial
12. Seblak
13. Bimbingan konseling
14. Ulah Senior
15. Moodbooster
16. Ucapan terima kasih
17. Klarifikasi
18. Ribut
19. kata Maaf
20.Aneh deh
21.Kejutan for Nayya
22.RESMI
23.Nayya milik gue!
24.Mabar or Join
25. Camer dan calon mantu?
26.Rencana jahat
27.TEROR?
28.Si pelaku
29.I'm sorry
30.Cemburu?
31. Berhenti
32. Ada yang berkunjung
33. Dinner
34. Young People'8
35. Rumah Devan
36. Jalan-jalan
37. Unit Galau Darurat (UGD)
38. Taman Kota
39. Langit Senja
40. Juan yang menyebalkan
41. Camping
42. Tersesat?
43. Hukuman berjamaah dan Permintaan maaf
44. Lelaki serba hitam
45. Penguntit
46. Ruang bernuansa putih
47. Antara hidup atau mati?
48. Selamat berjuang, Cantik
49. 24/7
50. Back home
52. Mengakhiri dan Melepaskan
53. Khitbah
54. Wedding (END)
55. Akhir dari cerita
Ektra Part. [1]
Ektra Part. [2]
Ektra Part. [3]
PENGUMUMAN PENTING!!
Info
MEMORIES SUNDAY BEST

51. Aksi Viona

479 31 0
By Diiyyyaan

🎵Isqia Hijri- Terlalu Cepat.

Viona Chelsea. namanya, Gadis yang berdarah australia atau di kenal gadis blasteran, memilik wajah yang sangat cantik dan sekilas seperti bule kulitnya yang putih membuat siapa saja ingin mendekatinya. Tapi, sayangnya Viona tidak merespon pria yang sedang berusaha mendekatinya, ia justru menunggu balasan cintanya dari seseorang yang ia sangat cintai saat pandangan pertama ia melihatnya.

Viona Chelsea anak dari kedua pasangan suami-istri yang bernama Fitri Kusuma dan Hanang Abidin. Keluarga mereka terkenal dengan tajir belum juga Hanang yang memiliki cabang perusahaan terbesar di indonesia yang berada di London. Keluarga mereka terkenal harmonis dan sangat baik di kalangan orang-orang serta orang yang di luar sana juga maupun luar negeri.

••••••••

Di kediaman keluarga Widana saat ini mereka sedang mengadakan makan malam bersama. dengan keluarga yang sudah lengkap mereka duduk di kursi masing-masing dengan sajian makanan masakan buatan Shoffa, serta hidangan buah-buahan yang sudah tersusun rapi di meja panjang tempat makan.

Mereka sudah lama merayakan momen ini, sebenarnya sudah sering di pagi dan sore hanya saja anggotanya keluarga yang tidak lengkap. Paling hanya Widana dan Zaqy yang selalu tidak ada tetapi tidak sering, hanya saat sedang sibuk saja.

Keluarga Widana sanga terkenal dengan humoris, ramah, baik hati, serta selalu saling tolong menolong kepada orang sedang membutuhkan dan meminta bantuan. Keluarga Widana juga di nilai apik dengan masyarakat di sini bahkan orang lain pun ada.

"Nay ada kabar gembira nih," celetuk Widana dengan semangat. Membuat Nayya seketika menoleh ke arah Widana.

"Kabar gembira, apa yah?" Tanya Nayya penasaran lalu melanjutkan memakan Ayam Krispy.

"Zaqy abangmu itu, sebentar lagi menikah." Sahut Widana lalu tersenyum senang.

Nayya sontak terkejut hingga terbatuk-batuk hampir saja tersedak tulang paha ayam. Shoffa yang melihat reaksi Nayya langsung mengambil segelas air putih dan menyodorkan kepada Nayya.

Nayya menenguknya hingga habis tak sadar ia bersendawa di depan keluarganya sendiri. Untung masih de keluarga sendiri. "Maaf," ucapnya lalu menyengir tanpa dosa.

Mereka hanya menatap Nayya dengan tak suka dan geleng-geleng kepala. Sopan kah begitu?!

Nayya menyenggol lengan Zaqy yang kebetulan duduknya di sampingnya. "Syut, lo serius bang?" sambil menatap Zaqy dengan serius dan memastikan.

Zaqy menoleh ke arah Nayya. "Ekrhm, gue serius lah." Sahutnya enteng lalu mencomot bakwan jagung dan memakanya.

"Jadi, bang Zaqy mau menikah dengan Kak Jessica?" Nayya memastikan kepada mereka. Mereka bertiga mengangguk dengan antunias.

"Kapan tunanganya, kok Nayya baru tau?"

"Kemarin Nay, ini juga mendadak banget loh. Keluarga Kak Jessica minta hubunganya di seriusin, mereka minta bang Zaqy untuk menikahi Kak Jessica." Ujar Widana memperjelas.

Nayya berfikir sejenak sambil menopang dagunya dengan telapak tangan. "Jadi waktu Nayya pulang dari rumah sakit sama Devan, kata Devan bunda ada urusan, jadi waktu itu acara tunangan?"

"Iya Nay, tempatnya juga di rumah tantenya Jessica. berhubung dadakan acaranya." Ujar Shoffa.

Kaya tahu bulat bae. Batin Nayya malas.

"Bang lo yakin? Ini nikah muda lo bang, lo udah siap?" Nayya sembari menyempitkan kedua matanya.

"Gue udah siap. dari dulu malah, impian gue tercapai." Sahut Zaqy dengan bangga.

"Gue juga udah siap mau bikin an--" ucapan Zaqy terhenti. Ia hampir saja mengucapkan hal yang tidak seharusnya di lontaran di depan keluarganya ini.

"Apa bang?" Sahut Nayya penasaran.

Zaqy menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Aduh apa ya lupa." alibinya lalu menyengir tanpa rasa malu.

Nayya, Shoffa, dan Widana hanya menatap Zaqy dengan tatapan aneh dan bingung. Mereka bertiga tidak paham dengan ucapan Zaqy.

"Terus nanti acara nikahnya, hari apa bang?" Tanya Nayya ia masih penasaran dengan hal ini.

"Pihak keluarga Jessica yang menentukan." Sahut Zaqy. Nayya hanya manggut-manggut saja sebagai jawaban.

•••••••

Pagi ini Nayya sedang duduk di taman rumahnya, ia sedang duduk di ayunan dengan raut wajah sendu dan sedih sambil mengayun-ayun kakinya dengan pelan.

Nayya sedang sendiri di taman sambil menatap rerumputan hijau dengan tatapan kosong tak sadar air matanya turun ke pipi tanpa permisi.

Sudah 5 hari Devan meninggalkan Nayya di indonesia dan selama 5 hari itu Devan tidak memberi kabar kepada Nayya. Pamitnya ia pergi ke LA katanya sedang mengurus dan membahas bisnis papahnya dengan teman papahnya juga. Di sana ia tidak boleh memainkan ponsel dulu, ia harus fokus dengan bisnis ini.

Bagi Nayya 5 hari itu seperti 2 minggu karena waktu harinya sangat lama, ia merasa kesepian dan sangat bosan.

Tepat pada hari ini adalah hari ulang tahun Nayya, umur Nayya sekarang menambah satu tahun tak terasa Nayya sudah tumbuh menjadi dewasa. Tetapi kadang sifat bocahnya Nayya muncul ketika ingin meminta sesuatu.

Tetapi kali ini Nayya sangat berbeda, di hari ulang tahunya Nayya menjadi sedih. pasalnya tidak ada satu pun yang menyahut pertanyaan Nayya waktu sarapan pagi tadi, justru Shoffa, Widana dan Zaqy menatap Nayya dengan datar dan seperti tidak suka.

Notif dari Devan pun tak kunjung masuk sedari tadi di ponsel Nayya. Nayya yang sabar dirinya selalu menunggu pesan Devan, berharap ia tidak melupakan hari spesial ini hari ulang tahun Nayya.

Tak lupa dengan sahabat Nayya, entah kenapa mereka tidak membalas pesan dari Nayya sejak pagi dan Nayya merasa mereka semua berubah seketika.

Sekarang seperti tidak ada yang memperdulikan Nayya. Seketika Nayya menangis dengan tersedu-sedu.

"Bunda, ayah, bang Zaqy. Nayya punya salah sama kalian ya." gumam Nayya dengan suara seraknya. Ia semakin menangis dengan air mata semakin deras.

"Happy Birthday Nayya, Happy Birthday Nayya, Happy Birthday Nayya, Happy Birthday Nayya, Happy Birthday Nayya."

Nayya yang mendengar suara itu dari arah belakang ia langsung menoleh ke sumber suara.

Mata Nayya membulat dengan sempurna dan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan mungilnya itu. Ia terkejut melihat sesua dari belakang, tak sadar dirinya meneteskan air mata dengan perasaan terharu dan bahagia.

Di situ sudah ada beberapa orang dengan jumlah bisa terhitung banyak, yang pertama, ada keluarga Nayya dengan jumlah 3 orang di tambah Nayya, sahabat Nayya dengan jumlah 3 orang, serta teman cowok Nayya tetapi hanya 3 orang saja. Andaikan ada kehadiran Devan pasti sudah lengkap dan Nayya pun merasa sangat bahagia di hari ulang tahun ini.

"Tiup lilin dulu sayang." titah Shoffa sambil menyodorkan kue ulang tahun dengan bentuk unicorn.

Huhf!

"YEAY!" Seru mereka dengan senang.

"Tuh mata sembab kenapa? Habis nangis lo," sahut Zaqy ia terkekeh lucu.

Nayya menatap Zaqy dengan wajah cemberut. "Apaan si bang," eleknya malu.

"Bunda, ayah, bang Zaqy, dan kalian semua. Makasih ya atas kejutanya." Ucap Nayya dengan perasaan antara terharu, sedih, dan bahagia menjadi satu.

"Sama-sama Nayya." Sahut mereka dengan kompak. Nayya saat ini menangis bahagia, tidak menyangka mereka semua tidak lupa dengan hari ulang tahunnya.

"Ini ide dari bang Zaqy loh Nay," celetuk Widana menatap Nayya dengan senang.

"Iya kah?" Nayya tak percaya sambil menatap Zaqy untuk memastikan.

"Iya Princessnya abang." sahut Zaqy sambil menangkup pipi Nayya dengan gemas.

Nayya justu merasa kesal, dan Zaqy hanya tertawa melihat raut wajah Nayya.

Seketika Nayya langsung memeluk tubuh ideals Zaqy dengan erat Zaqy-pun membalas pelukan Nayya dengan lembut. Nayya menangis tepat pada bidang dada Zaqy bodoamat dirinya di lihat oleh sahabat serta teman-temanya.

"Udah jangan nangis, gak malu apa." Ucap Zaqy pelan sambil mengelus puncak kepala Nayya dengan halus.

Nayya mendongakan kepalanya menatap Zaqy yang sedang menatapnya juga. "Nayya bertima kasih banyak sama abang, Nayya sayang abang." lalu memeluk tubuh ideals Zaqy lagi.

"Peluk bunda sama ayah juga." ucap Zaqy berbisik.

Nayya melepaskan pelukan Zaqy kemudian ia berlari menghampiri Shoffa dan Widana, ia langsung memeluknya sekaligus Shoffa dengan Widana. Nayya memeluk dengan sangat erat dirinya juga menangis dengan tersedu-sedu.

"Ulang tahun gak boleh cengeng." Sahut Shoffa meledek.

"Nayya nangis bahagia tau bun." ucap Nayya dengan serak tanpa melepaskan pelukanya.

"Anak ayah udah dewasa ya." celetuk Widana sambil merapikan sehelai rambut Nayya yang sudah melepaskan pelukanya.

Nayya hanya membalas dengan senyuman saja, wajahnya kini tampak sangat menangis bahagia.

"Selamat ulah tahun ya, anak kesayangan ayah yang cantik." Ucap Widana lalu tersenyum lalu mencium kening Nayya.

Zaqy menghampiri Nayya dengan membawa kado yang berbeda jenis, dengan berjumlah 6 yang ia sengaja di letakan di keranjang.

"Terima kasih ayah." sahut Nayya senang.

"Selamat ulang tahun princess abang." ujar Zaqy sambil mengacak-acak pelan puncak kepala Nayya.

Nayya menoleh ke arah Zaqy. "Aaaa makasih abang prince." Ucapnya dengan senang.

"Putri kecil bunda, selamat ulang tahun ya sayang." Shoffa mencium kedua pipi chuby Nayya dengan bergantian.

"Makasih bunda baik." sahut Nayya.

Alena, Salsa, Jingga, Aldo, Salman, dan Rizky. Tak sadar di antara mereka ada yang ikutan menangis dan terharu, melihat dan menyaksikan momen itu dengan mata dan kepalanya sendiri. Di antara Mereka juga tidak kuat dan tidak bisa menahan air mata yang ingin keluar.

"Ini ada kado dari ayah, bunda, abang sama kak Jessica." Ujar Zaqy memberikan kerancang berisi kado kepada Nayya.

"Yang double itu kado dari abang sama kak Jessica," lanjut Zaqy sambil menunjukan kado itu.

Nayya langsung menerima dengan senang hati bahkan dirinya menangis lagi air matanya keluar tanpa permisi.

"NAYYA!!" Panggil Rizky dengan semangat.

Nayya langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut.

"Sini!!"

Nayya hanya menuruti Rizky saja ia lalu melangkah dan menghampiri mereka.

"Happy Birthday Nayya." Ujar mereka bersamaan sambil memperlihatkan kado mereka masing-masing untuk Nayya.

Nayya menatap mereka dengan terkejut dan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan mungilnya itu.

"Ya ampun kalian sosweet banget." sahut Nayya dengan terharu dan bahagia.

Mereka semua memberikan kado masing-masing kepada Nayya tak lupa memberikan ucapan selamat untuk Nayya. Karena ini hari special untuk Nayya ini adalah hari ulang tahun Nayya.

Beberapa detik kemudian raut wajah Nayya menjadi sedih dan di tekuk, mereka yang menyadari itu hanya menatap dengan bingung dan ada yang tidak mengerti.

"Dek, lo kenapa? kok wajahnya di tekuk gitu," tanya Zaqy yang sudah berada di samping Nayya.

"Devan lupa ya sama hari ultah aku?"

Zaqy yang mendengar ucapan Nayya dirinya menjadi ikut sedih. "Sabar Nay, percaya sama abang Devan pasti tidak lupa." sambil mengelus pundak Nayya.

"Mungkin dia lagi bikin kejutan buat lo," lanjut Zaqy ia sengaja mengatakan ini supaya adiknya kembali tersenyum lagi.

Seketika Nayya tersenyum mendengar ucapan yang di lontaran Zaqy.

"Udah jangan sedih, kita makan-makan ya." Titah Zaqy penuh semangat. Nayya mengangguk dengan antusias.

Sahabat, teman-teman Nayya, serta keluarga Nayya mereka menikmati aneka hidangan yang sengaja Shoffa siapkan untuk hari ulang tahun Nayya. Mereka semua sangat menikmati momen ini terutama Nayya ia sangat bahagia di hari ini meskipun tidak ada Devan di sampingnya.

••••••••

Tepat pada hari selasa ini adalah hari terakhir Devan di negeri orang. pagi ini Nayya sedang duduk di balkon sambil di temani segelas susu vanila dan roti selai coklat sesekali menghirup udara pagi.

Nayya sangat senang lantaran saat subuh Devan mengirim pesan katanya, ia akan segera pulang ke indonesia Nayya tak habis-habisnya mengembangkan senyumnya dengan senang.

Sebenarnya Nayya ingin menjemput Devan saat telah sampai di bandara tetapi, berhubung pesawat yang di naiki oleh Devan tidak landing di bandara Jakarta melainkan di bandara Yogyakarta. Jadi Nayya hanya menunggu kabar pesan dari Devan di rumah.

Ting!

Ponsel Nayya seketika berbunyi lalu Nayya dengan cepat membuka notif tersebut.

Mr.Ice:
Hari ini aku mau pulang,

Pesawat segera take off.

Nayya yang membaca pesan dari Devan dirinya sangat senang. artinya, ia akan bertemu dengan Devan setelah 5 hari tidak ada di sampingnya.

"PARARUNTEN AKANG TETEH PAAAKEEET!!"

Nayya yang mendengar suara itu ia langsung melihat dari atas balkon dekat kamar Nayya.

"AASYIIAAP!"

Nayya segera keluar dari kamarnya menuruni anak tangga dengan lincah membuka pintu rumah terakhir membuka gerbang rumah yang menjulang tinggi. Berhubung satpam pribadi Nayya sedang pulang kampung waktu kemarin jadi ia yang menemui Kurir itu.

"Ada paket buat mbak Nayya." ujar Kurir itu dengan girang.

Nayya mengerutkan kedua alisnya. "Paket? dari siapa mas?" Tanyanya bingung.

"Dari LA Neng." seru Kurir tersebut sambil memberikan kotak besar itu kepada Nayya.

"Saya permisi dulu ya Neng." ucap Kurir tersebut menuju ke motornya.

"Makasih ya mas." sahut Nayya. Kurir tersebut mengacungkan jempol sambil menunjukan mata genit kepada Nayya.

Nayya yang melihatnya bergidik ngeri ia segera melangkah memasuki ke rumahnya lagi.

Nayya membawa kotak besar tersebut menaiki anak tangga untuk di bawa ke kamarnya. Hampir saja ia kesusahan membawa dan hampir saja terjatuh karena ukuran paket kotak tersebut terlalu besar.

Bruk!

Nayya menaruh kotak besar tersebut di karpet tebal tepatnya di bawah. Ia memutari paket tersebut fikiran mendadak curiga dengan isi kotak besar itu.

"Jangan-jangan bom atom." gumam Nayya bergidik ngeri.

"Kalau bom atom kan seharusnya udah meledak." ucap Nayya polos.

Karena rasa penasaran Nayya semakin bertambah ia dengan berani dan nekat membuka kotak besar tersebut perlahan-lahan. Dan---

"Couple boneka unicorn!" Seru Nayya dengan girang. sambil mengeluarkan dua buah unicorn dari kotak besar itu.

Nayya menemukan amplop berwana coklat paling bawah kemudian ia segera membuka isi di amplop tersebut.

Tak sadar Nayya mengeluarkan airnya matanya dengan deras tanpa permisi ia terharu, sedih, dan bahagia. ternyata Devan tidak melupakannya meskipun paketnya telat datang tetapi Nayya menerima dengan senang.

Nayya mengambil boneka unicorn yang berwarna putih ternyata di situ ada secarik kertas yang terselip. Nayya segera mengambil dan membaca surat tersebut.

Jika kamu sedih dan aku tidak ada di samping kamu. Kamu boleh peluk boneka ini sebagai pengganti aku.

Nayya segera memeluk boneka unicorn berwarna putih dirinya menangis antara sedih bahagia. Tak lupa ia memeluk boneka unicorn yang berwarna pink.

Nayya tak habis-habisnya memandang kedua boneka unicorn couple dengan tersenyum bahkan ia sesekali menoel-noel dengan gemas. Nayya juga sangat suka sekali dengan berbau unicorn.

"Gemoi banget si." gumam Nayya sesekali terkekeh lucu.

••••••••

Nayya kini sudah berada di CoffeShop dirinya tak habis-habisnya tersenyum dengan senang. pasalnya Devan akan memberikan kejutan kepadanya ia sangat penasaran kejutan apa yang di berikan nanti.

Sebenarnya Devan ingin menjemput Nayya, tetapi Nayya menolaknya ia meminta nanti ketemuan saja di tempat CoffeShop. Devan hanya pasrah saja dan menuruti permintaan Nayya.

Lonceng itu berbunyi lantaran Nayya yang baru saja masuk ke dalam cafe tersebut.

"Dev, lo harus tanggung jawab." Ujar wanita yang sudah berdiri di samping Devan dengan menunjukan sebuah benda. Test pack?

Devan seketika menoleh ke arah sumber suara.

Viona? Batin Devan.

Devan beralih menatap test pack yang masih di pegang oleh Viona ia tidak maksud dengan Viona apalagi test pack.

Devan bangkit dari duduknya menatap Viona dengan aneh dan tak suka.

"Tanggung jawab?" Beo Devan mengangkat satu alisnya. Ia sungguh tidak mengerti.

"Iya Dev," lirih Viona sambil menetaskan air matanya. bakat dramanya ia keluarkan dengan sempurna.

"Maksud lo apa sih?! Jangan ngaco."

"Gue mau lo tanggung jawab, Karena lo udah hamilin gue DEVAN!" Sentak Viona.

"Cuman settingan." Ucap Devan singkat menatap Viona dengan tajam. Ia sudah paham dengan gerak gerik Viona.

"Gue gak drama Dev, lo lupa? karena permainan gila lo itu waktu kita di LA."

"Lo udah ngambil mahkota gue, yang gue jaga selama---"

"CUKUP VIONA!" Sentak Devan dengan emosi yang tidak terkontrol.

"APA?! Lo, gak mau mengakui kesalahan lo, itu iyah?!" Sahut Viona tak mau kalah juga.

Bagai di sambar petir di siang bolong, hati Nayya terasa sangat sesak dan sakit bahunya langsung melemas tak sadar ia meneteskan air matanya karena, menyaksikan percakapan Devan dan Viona dengan mata dan kepala sendiri.

Nayya langsung berjalan menghampiri mereka berdua dengan air mata yang sudah mengalir membahasi pipi.

Plak!

Tamparan keras itu mendarat tepat di pipi Devan dengan mulus. Nayya'lah pelakunya.

"Tega kamu ya Dev," ucap Nayya pelan menatap Devan.

"Nayya?" Gumam Devan.

"Nay,---"

"Apa, mau jelasin? Tapi, semuanya udah jelas Dev," Potong Nayya lalu tersenyum miris.

Nayya mengambil test pack yang berada di genggaman tangan Viona dengan kasar. Ia melihat garis yang berada test pack tersebut.

"Dua garis?" Gumam Nayya ia terkejut melihatnya.

"INI APA DEV?!" Sentak Nayya menunjukan test pack tersebut tepat di depan Devan.

"Kamu," Nayya menunjukan wajah Devan dengan test pack. Matanya menatap ke arah Devan dengan tajam.

"ORANG JAHAT DAN PEMBOHONG DEVAN!!" Bentak Nayya.

"Yang pernah aku kenal." sambung Nayya dengan nada lirih.

"Makasih untuk semua kejutannya Devan." Nayya menatap Devan ia tersenyum getir. Setelah itu ia melangkah pergi dari sini dengan keadaan masih menangis.

Devan dengan cepat langsung keluar dari sini untuk menyusul kekasihnya.

Mata Devan mencari objek yang ia cari matanya celingak-celinguk ke arah kiri dan kanan.

"NAYYA!!" teriak Devan sembari berlari kecil untuk mencari keberadaan Nayya.

Hap!

Devan menahan pergelangan tangan mungil Nayya, sang empunya yang sadar ada yang memegang tangan sendiri langsung menoleh.

"Nay," panggil Devan lembut.

Nayya menepis tangan kekar Devan dengan kasar ia menatap sinis.

"PERGI!" Ketus Nayya ia melanjutkan jalannya tak peduli dengan Devan.

Devan mehanan tangan Nayya lagi. "Nay, dengerin aku dulu." sambil memutar tubuh Nayya hingga berhadapan.

Nayya menghembuskan nafasnya kasar. "Dengerin apa lagi sih Dev?" Sahutnya pelan.

"Percuma kamu jelasin panjang lebar kalau, semuanya udah jelas." Lanjut Nayya dengan nada seraknya.

"Nay, percaya sama aku, aku gak ngelakuin hal bodoh itu." ucap Devan untuk meyakinkan Nayya.

"Ini semua cuman akal-akalan Viona, Nay."

Sebulir air mata Nayya turun lagi ke pipi. "Aku gak percaya." Jawab Nayya tegas.

"Bukti sudah tertera dengan jelas Dev."

"Mau jelasin apa lagi hah?!"

"Pantes waktu 5 hari ponsel kamu gak aktif, ternyata lagi mendua sama perempuan lain." Ucap Nayya lalu terkekeh hambar.

"Nay, aku di fitnah sama Viona." Ujar Devan. Nayya tidak merespon Devan justru kembali menangis.

"Aku gak nyangka sama kamu Dev,"

"Kamu jahat, kamu tega, kamu pem--"

"STOP NAY!"

"Aku udah cape sama kamu Dev," lirih Nayya air matanya terus mengalir masih menatap Devan.

"Kalau kamu bosan sama aku bilang Dev." Ucap Nayya nadanya sedikit meninggi.

Devan menatap Nayya dengan lekat. "Sampai kapan pun dan selamanya aku tetap masih sayang dan cinta sama kamu Nay,"

"Kamu sama Erlangga gak ada bedanya,"

"Sama-sama jahat." Setelah Nayya mengatakan itu ia pergi meninggalkan Devan.

Tak peduli Nayya terus menerus menepis tangan kekar Devan yang selalu menahan ia ingin pergi.

"LEPAS!" bentak Nayya.

"Aku mau sendiri, mulai saat ini jangan ganggu aku dulu."





To Be Continued.

Silahkan berpendapat tentang part ini.

Siap-siap menuju end sodara.

See you next part!

Ini kado dari Shoffa, Widana, Zaqy, dan Jessica.

Ini kado dari sahabat dan teman-teman Nayya.


Continue Reading

You'll Also Like

2.3K 2.3K 24
Budayakan follow dulu yh kawan:')Bucin selon seru kok!! Menjiwai seorang Ice boy/girl鉁卻ombong dikit鉁協amouse鉁匔ool boy鉁卼erkadang PEKA鉁卬akal鉁卨olucon...
98.3K 3K 40
Cover by : Asalutfiats DON'T COPY MY STORY! Kisah tentang antara dua insan yang tidak di sengaja di pertemukan di sebuah tempat. Kedua insan ini bern...
2M 90.9K 40
[WAJIB FOLLOW馃搶] [MENGANDUNG UNSUR UWUPHOBIA] [BUDAYAKAN MEMBERI VOTE SEBELUM MEMBACA馃搶] [MASIH TERDAPAT TYPO馃搶] ~ Sedang Pre order~ ________________...
18.4M 1.2M 62
Laki-laki itu menatap tajam gadis di hadapannya. "Kenapa dekat-dekat dia?" tanyanya dengan marah tertahan. Gadis itu mendongak menatap pacarnya itu...