¶¶ÒõÉçÇø

Secret Admirer || UN1TY × Sta...

By TRMirae27

18.7K 3.5K 162

"Bisakah kita memandang langit yang sama, pada waktu dan tempat yang sama, dengan perasaan yang sama?" -Kezia... More

Him
Kezia Lizina Alexandra
Ahmad Maulana Fajri
Fenly Christovel Wongjaya
Pain
Beginning
New Student (?)
Canada and Germany
Muhammad Fikih Aulia
After School
1. AUTHOR
Meet
Tent
Washington, DC.
Promise
Help
Night Sky
Let It Go
Smile
Contest
Comeback Home
Morning Time
Bookstore
Before D-Day
Birthday Party
Regret
Sibling
Change
Racing
Between Two "F"
Distance
Wanna Go
Past, Present, and Future
Relationship
Judge
Bottle and Paper
Threat
Be (Care)ful
Cheating (?)
Dream or Love
Business or Feeling
6,800 Miles
Graduation Day
2. AUTHOR
UPDATE!!

Elang Kawah vs. Cheetah Putih

315 65 5
By TRMirae27

"Eh, mau kemana lu, Ji?" Farhan -yang sedang duduk berdua bersama Shella di ruang utama melihat heran penampilan Fajri pada malam hari ini.

"Kepo lu, bang." Jawab Fajri dengan nada bercanda sembari merapatkan jaketnya.

"Lu mau turun ke jalan?" Farhan menyelidiki penampilan Fajri dari ujung rambut sampe ujung kaki.

"Yoi." Fajri mengikat erat tali sepatunya.

"Lu serius, Ji?!" Shella membelalakkan matanya kaget. "Lu udah lama kagak ikut balap loh."

"Ya serius lah, kak. Liat Aji udah siap gini." Fajri berdiri tegap menunjukkan pernampilannya.

"Lawan siapa lu malem ini?" Farhan menatap penasaran Fajri.

"Cheetah Putih, bang." Jawab Fajri santai.

"Hah?! Seriusan? Kok bisa lu ketemu dia?" Farhan sudah sangat mengetahui dunia balap liar, hampir semua pembalap yang sering memenangi balap liar dia tau. Namun, seorang pembalap dengan nama jalan Si Cheetah Putih itu cukup sulit diungkap identitas pribadinya.

"Dia temen satu sekolah gue, bang." Jawab Fajri pelan.

"Siapa?!" Serentak, Shella dan Farhan menatap kaget Fajri.

"Santai aja kali. Kok pada kaget gitu." Fajri terkekeh kecil.

"Ya, kaget lah. Lu kok tiba-tiba bisa tau identitas dia. Dua tahun sejak dia terjun ke balap liar, kagak ada yang bisa ungkap identitasnya." Farhan masih tak percaya.

"Gue juga kagak sengaja denger obrolan dia sama temennya." Ucap Fajri pelan. "Kalau lu penasaran, lu dateng aja ke lokasi sama Kak Shella, bang." Fajri tersenyum lebar.

"Gimana? Mau?" Farhan menoleh ke arah Shella dan bertanya lembut.

"Nanti deh, kita nyusul ya, Ji." Shella tersenyum ke arah Fajri. Fajri membalas senyum Shella, dia sangat bersyukur memiliki seorang kakak perempuan yang selalu mendukung pilihannya. Shella selalu bisa menjadi sosok Ibu bagi Fajri dan papah.

"Kamu ngapain ikut kyk gitu sih?!" Papah membentak Fajri yang tertunduk lemah. Malam itu, papah memergoki Fajri yang sedang melakukan celebration atas kemenangannya.

"Pah." Shella menghampiri papah dan Fajri dengan wajah khawatir. "Udah jangan marahin Aji lagi. Selama dia bisa jaga diri dan gak terlibat hal yang aneh-aneh, biarin aja." Shella mengelus punggung papah, berusaha menenangkannya.

"Tapi balap liar itu bukan lingkungan yang baik buat kamu." Papah masih menatap tajam Fajri.

"Pah, Shella yakin Aji gak akan dengan mudah terjerumus ke dalam hal yang buruk. Itu cuma hobi dia yang suka motor." Shella menatap khawatir Fajri yang hanya bisa terdiam. "Kalau Aji sampe ikut pertemanan yang aneh-aneh, Shella yang bakal tanggung jawab." Refleks, papah dan Fajri menoleh ke arah Shella.

"Tenang, Ji. Gue yakin lu bisa ngalahin dia kok." Farhan berdiri menghampiri Fajri. "Gue pernah liat dia di jalanan. Skill lu jauh di atas dia." Farhan tersenyum bangga sembari menepuk pundak Fajri.

"Duh, bang. Jangan bikin gue jadi overconfidence dong." Fajri tertawa malu.

"Eh, gue serius. Nama dia baru naik dua tahun belakangan ini, lu udah dapet julukan Raja Jalanan dari empat tahun lalu." Farhan merangkul pundak Fajri.

"Iya, bang." Fajri mendesah pelan. "Doain gue aja ya." Fajri menepuk pundak Farhan.

"By the way, taruhan berapa lu?" Bisik Farhan.

"Kagak, bang. Kita have fun aja." Fajri tersenyum tipis.

"Wah, gue curiga. Kagak mungkin lu cuma mau have fun, apalagi lawan lu Si Cheetah Putih. Ada apa nih?" Farhan melirik curiga ke arah Fajri.

"Apaan sih, bang?" Fajri terkekeh kecil sembari menjauhkan wajah Farhan yang berada cukup dekat dengan wajahnya. "Kalau lu mau tau, gue tunggu di tempat balap ya." Fajri mengambil helm fullface dan langsung keluar rumah.

"Hati-hati, Ji." Teriak Shella dari dalam rumah sembari menggeleng pelan, tersenyum melihat tingkah dua laki-laki di hadapannya itu.

҉҉҉

"Selamat malam semuanya." Suara seorang laki-laki dari microphone itu disambut dengan sorakan dari seluruh orang yang hadir di tempat tersebut pada malam ini.

"Dateng juga lu ke sini." Tercetak senyum tak sempurna pada bibir Fajri. Fenly hanya melirik malas. "Lu ke sini karena berani terima tantangan gue? Atau lu kagak mau reputasi maestro sekolah lu ancur?" Fajri menoleh ke arah Fenly.

"Kita main fair aja malem ini." Fenly menatap lurus tak menjawab pertanyaan Fajri. Lagi-lagi, Fajri tersenyum menantang.

"Baik, sudah cukup lama kita tunggu dua orang hebat ini dalam satu jalan yang sama dan malam ini kalian akan melihat balap motor yang epic." Sorakan itu terus saja terdengar tak henti. "Si Cheetah Putih yang dijuluki Penakluk Jalanan sejak dua tahun lalu dan Si Elang Kawah yang dijuluki Raja Jalanan sejak empat tahun lalu."

Fajri dan Fenly menutup serentak helm fullface mereka saat penonton sudah bisa melihat mereka memasuki arena. Pasalnya, Fajri dan Fenly sangat menutup identitas pribadi mereka. Tak ada satupun yang mengenali mereka ketika di arena balap liar, kecuali orang terdekat mereka.

"Tak perlu lama-lama lagi, kalian pasti sudah penasaran siapa yang akan memenangkan balap motor malam ini. Kita mulai saja." Fajri dan Fenly sudah bersiap menyalakan mesin motor mereka.

Satu...

Dua...

Tiga...

Dor...

Ditandai dengan peluru yang ditembakkan ke langit oleh seorang perempuan di sisi jalan, balap liar tersebut dimulai. Pada lap pertama, Fenly memimpin di depan. Sorakan di sepanjang jalan tak berhenti. Fajri menatap punggung Fenly tajam dengan bibirnya yang mencetak senyum tak sempurna. Strateginya tidak pernah berubah sejak awal dia memutuskan untuk ikut balap liar. Fajri akan membiarkan lawannya memimpin pada dua lap pertama, menghitung kecepatan rata-rata dari lawannya dan dia akan menikungnya pada lap terakhir. Dan benar saja, balap liar malam itu kembali dimenangkan oleh Raja Jalanan, hanya berkisar 3 detik selisih waktu dengan Si Cheetah Putih.

"YA! Setelah satu tahun lebih tak terlihat, kemampuan Raja Jalanan kita tidak bisa diragukan lagi. Sudah kita lihat bersama bahwa julukan itu memang cocok untuk Si Elang Kawah." Sorak sorai memenuhi tempat balap tersebut.

҉҉҉

"Gue akui, skill lu keren." Fenly melepas helm fullface miliknya saat sudah menjauhi kerumunan.

"Gue kagak nyangka ternyata lu seliar ini." Fajri mengangkat salah satu ujung bibirnya.

"Wih, mantep emang adik ipar gue satu ini." Farhan berjalan bangga menuju Fajri, diikuti dengan Shella di belakangnya yang juga tersenyum manis.

"Dateng juga lu, bang." Senyum Fajri merekah melihat Farhan.

"Iya dong. Masa gue melewatkan epic moment ini sih." Farhan tertawa lepas. "Lu juga keren. Akhirnya gue tau siapa Cheetah Putih itu." Farhan menepuk pundak Fenly. Fenly tersenyum tipis. "Gue traktir kalian makan, mau kagak?" Farhan merangkul kedua pembalap hebat ini.

"Wah, boleh tuh." Fajri tersenyum lebar sembari menunjuk Farhan sebagai tanda setuju. Fenly hanya mengangguk kecil.

"Yaudah, yok." Farhan tersenyum melihat dua laki-laki di sampingnya ini, tanpa mengetahui permasalahan di balik mereka berdua.

"FAJRI." Teriakan perempuan dari belakang Fajri itu membuat semua mata tertuju padanya. Terlihat Kezia menghampiri Fajri dengan kesal. Tak memerdulikan Farhan dan Shella yang menatap Kezia heran, tiba-tiba saja satu tamparan mendarat pada pipi kanan Fajri. Fajri yang kaget langsung menatap Kezia kesal dengan tangan kiri yang memegang pipi kanannya.

"Kezia." Shella menatap kaget perlakuan Kezia pada adik laki-lakinya.

"Sorry, kak. Kezia gak suka liat Aji kyk gini." Pandangan Kezia tak sedikit pun beralih dari Fajri. "Gue emang kagak mau liat lu sampe lu minta maaf sama Fenly, tapi lu bisa celakain Fenly juga dengan cara gini." Kezia menatap tajam Fajri.

"Lu kenapa..."

"Gue yang harus nanya, lu kenapa?" Kezia memotong kalimat Fajri.

"Lu liat Fenly!" Nada bicara Fajri meninggi tak terkontrol. "Dia celaka?! Dia luka setelah balap sama gue?!" Fajri membentak Kezia. Kezia terdiam membeku menatap Fajri di depannya, untuk pertama kalinya Fajri semarah itu dengannya.

"Ji, Ji, Ji." Farhan menepuk punggung Fajri pelan, berusaha menenangkannya. Farhan takut Fajri melakukan hal yang lebih menyakiti Kezia.

"Gue kagak percaya sih. Lu lebih milih cowok yang baru lu kenal selama beberapa minggu daripada cowok yang udah jagain lu selama beberapa tahun." Fajri menghela nafas panjang, mencoba menurunkan intonasi bicaranya saat melihat Kezia menatapnya berkaca-kaca.

"Ji, Ji, udah kita pulang aja." Bisik Farhan kepada Fajri. Farhan tak tega melihat Kezia yang terdiam.

"Kalau lu kagak suka liat gue, ya udah kagak perlu samperin gue mulu." Fajri memakai helm dan langsung melajukan motornya cepat.

"Zi." Shella menghampiri Kezia dan mengelus lengannya lembut. Kezia langsung memeluk erat Shella dan tangisnya pecah.

"Bro, sorry, gue traktir lain waktu aja ya." Farhan menepuk pundak Fenly dengan ekspresi menyesal.

"Iya, bang. Sorry gue buat suasana makin buruk." Fenly menunduk -merasa bersalah. "Gue duluan, bang." Fenly menggunakan helm dan langsung melajukan motornya.

"Zi, kita pulang ya." Shella merangkul Kezia menuju mobilnya, diikuti dengan Farhan di belakangnya.

Continue Reading

You'll Also Like

4K 205 25
"Ketika aku dihujani kebahagiaan disitu aku lupa, bahwa seharusnya aku belajar untuk merasakan sakit." *Marshanda zemira Anastasia* "Aku terlalu bodo...
9.9K 1.7K 50
Second book of : UN1TY [Love Story.] Cerita cinta usai SMA || UN1TY FenSonShanFikHanLangJiRick. Semua cerita cinta di SMA, adalah cerita yang sangat...
17.4K 2.8K 69
~Takdir ingin membuat kesan indah, bahagia dan duka diciptakan berdampingan, karena itu bersiaplah dengan segala kemungkinan.~ ~~~~ ~Dunia boleh meng...
9.8K 2.1K 32
"Woi! Ada anak baru, cewek cakep." -Gilang "Sedikit kagak penting sih ya." -Fenly "Oh, terus gue harus apa?" -Shandy "Siap aja nih denger ada yang pu...