"saat aku ingin menjauh darimu, mengapa engkau selalu datang kepadaku? Memberiku luka yang sama, menyakitiku tanpa rasa bersalah karena ulah mu sendiri. Apa yang kamu inginkan dariku? Tolong lepaskan aku. Semua perlakuan mu menyiksa ku, aku tidak ingin lagi terjebak di dalam palungmu. Tapi... Semuanya amat sangat tidak mungkin. Aku tidak akan pernah mungkin bisa terlepas dari mu. Karena sekarang, aku terjebak bersama mu."
Ps : jangan lupa untuk votmen nya ya dan typo banyak bertebaran
HOSEOK menatap satu kotak makanan yang telah ia isi dengan tiga roti tawar yang telah hoseok olesi selai rasa strawberry dengan mata yang berbinar-binar. Jika di ingat ingat, sudah cukup lama hoseok menyimpan kotak makan pemberian dari taehyung, bermula saat taehyung memberikan nya untuk hoseok dua tahun yang lalu saat hoseok berada di lapangan sekolah.
Hoseok mengalihkan atensinya dari kotak makan setelah mendengar suara derap langkah kaki terdengar menuruni anak tangga dari kamar lantai atas yang merupakan kamar taehyung. Malam ini taehyung dan teman teman satu tim basket sekolah nya akan melangsungkan perjalanan ke bandung. Itu sebabnya hoseok dengan sengaja menyiapkan roti isi selai strawberry spesial untuk taehyung.
"Udah mau berangkat, taehyung?"
Suara seorang pemuda yang begitu familiar di telinga taehyung menghentikan langkah kaki taehyung yang hendak melewati pintu rumah. Taehyung berbalik badan dan mendapati hoseok yang kini berjalan tergesa gesa ke arahnya sambil membawa satu kotak makanan di tangannya.
"Kalau udah sampai di bandung, jangan lupa kabarin aku, ya." Hoseok tersenyum tipis, melihat taehyung dari jarak yang dekat membuat rasa rindu hoseok selama ini terobati. Hoseok menyodorkan kotak makanan yang ia bawa itu ke arah taehyung.
"Ini dari aku buat kamu. Di dalam kotak makanan nya udah ada roti tawar isi selai strawberry ke sukaan kamu. Kalau kamu lapar, kamu bisa makan itu...."
"Memang gue pernah minta sama Lo?" Taehyung berjalan mendekat. Senyum sungging di sudut bibir taehyung tercetak.
"Sekarang gue tanya sama Lo. Lo memang nggak punya urat malu, ya, selalu dekati gue?"
"Taehyung, aku cuma...."
"JAWAB PERTANYAAN GUE, SIALAN!!"
Prang!
Hoseok tersentak kaget saat taehyung merampas kotak makanan dalam genggaman nya itu lalu melemparkannya dengan keras ke dinding hingga kotak makanan itu pecah. Hoseok memundurkan langkahnya saat taehyung semakin maju mendekati nya dengan tatapan tajam yang sama seperti biasanya. Taehyung menarik kasar lengan hoseok, membuat hoseok berjinjit kala taehyung menarik paksa tubuhnya ke atas.
Hoseok mengigit bibir bawah nya kuat kuat, bulir bulir bening lini terlihat mengenang di pelupuk matanya. "Sa-sakit, taehyung. Aku mohon lepasin." Hoseok merintih kesakitan, air mata hoseok terjatuh ketika taehyung dengan sengaja semakin menguatkan cekalan tangannya di kulit lengan hoseok sebelum akhirnya mendorong hoseok ke dinding.
"Lo pikir la, bangsat! Otak Lo ada, kan? Jadi cowok jangan bego bego amat." Taehyung menarik dagu hoseok kasar, menekannya dari samping hingga membuat bibir hoseok mengerucut seperti mulut ikan.
"Lo kasih gue makanan sampah, padahal Lo sendiri juga tau kalau gue jijik sama pemberian apapun dari Lo!" Taehyung membuang muka hoseok ke samping.
"Jika Lo pikir gue akan suka, jika Lo pikir gue akan senang dengan semua perhatian palsu yang Lo berikan buat gue. Jawaban nya nggak. Gue nggak pernah senang sama sekali. Jangankan makan makanan pemberian Lo, lihat muka Lo aja gue udah jijik, lihat muka Lo aja enek bikin gue pengen muntah aja rasanya saking menjijikkan nya Lo di mata gue yang kotornya melebihi sampah jalanan."
Tuhan, hati dan perasaan hoseok benar benar sakit saat mendengar taehyung mengatakan itu. Tidak tahukah taehyung jikalau ia telah berhasil menancapkan belati tak kasat mata untuk hoseok?
Masih menangis, hoseok memberanikan diri mengangkat kepalanya untuk menatap ke dua manik mata taehyung. "Apa aku sekotor itu sekarang di matah kamu? Taehyung, aku bahkan tidak tau perihal apa yang membuat kamu sampai sebenci itu sama aku...."
"BODOH!!" Taehyung memotong ucapan hoseok.
"Lo masih tanya perihal sebab kenapa gue bisa benci sama Lo? Gue rasa Lo nggak amnesia saat di mana Lo tega batalin pertunangan kita di hadapan semua orang, saat Lo dengan tega buat keluarga gue menanggung malu malam itu." Taehyung menekan ucapannya.
"Dan sekarang setelah gue punya Jungkook di dalam hidup gue, Lo pingin perbaiki semua yang udah hancur karena perbuatan Lo sendiri. Lo lakuin berbagai cara supaya bisa dapatkan apapun yang Lo mau termaksud rebut gue dari Jungkook. Di sini gue bisa tahu kalau selama ini Lo memang nggak pernah cinta sama gue, Lo itu cuman obsesi sama gue. Yang Lo pikirkan seberapa banyak harta gue buat bisa Lo miliki nantinya. Lo dan Jungkook benar benar berbeda." Taehyung menyerang hoseok dengan berbagai kata yang tak benar adanya.
Hoseok menggeleng cepat, ia menangkis semua ucapan taehyung yang mengatakan bahwa dirinya hanya terobsesi dan gila akan harta.
Hoseok mengusap kasar air matanya. "Itu nggak benar, taehyung." Hoseok sesenggukan, hoseok menyentuh kedua pergelangan tangan taehyung untuk di genggam. "Aku tahu kalau aku yang salah malam itu. Tapi nggak ada kata maaf sedikit saja buat aku dari kamu?"
Hoseok menarik nafasnya berat. "Taehyung... Kasih aku kesempatan untuk perbaiki semua kesalahan ini."
"LO GILA!" Taehyung menangkis tangan hoseok ke samping. "Sekarang gue tau gimana bentuk dari Lo yang nggak tau diri itu dan itu Lo!" Taehyung menunjuk wajah hoseok kasar.
"Gue kasihan sama Abang gue yang dengan bodohnya mau pungut sampah jalanan kayak Lo ini!" Taehyung mendorong kedua bahu hoseok ke belakang. "Jauh jauh Lo dari hidup gue!" Tekan taehyung lalu berbalik membelakangi hoseok, berjalan semakin jauh hingga punggung tegap itu tak terlihat lagi di balik pintu.
Tersenyum kecut mengingat bagaimana taehyung memperlakukan nya barusan, hoseok berjongkok memunguti tiga lembar roti yang tadinya ia berikan untuk taehyung kini berakhir mengenaskan di bawah lantai setelah taehyung membanting kotak makanan nya.
Susah payah hoseok menahan rasa sesak yang sangat menyakitkan di dalam dadanya saat kata kata yang taehyung ucapkan tadi terus berputar di dalam ingatan nya, hoseok terus memunguti bekas pecahan plastik kotak makanan itu yang berserakan di mana mana hingga akhirnya pergerakan tangan nya terhenti begitu saja saat sebuah kaki yang terbalut sepatu pantofel kini tiba tiba berada tepat di depannya. Hoseok mendongak kan kepalanya ke atas dan saat itu juga tatapan mata sembabnya bertemu dengan tatapan kilatan penuh amarah milik seokjin. Entah dari mana datangnya, tetapi yang jelas penampilan seokjin yang kini sangat acak acakan.
Seokjin setengah berjongkok ke bawah dan menarik cepat tubuh hoseok untuk berdiri.
"Malam ini Lo ikut gue ke bandung," ucap seokjin begitu saja.
"Maaf, kak, tapi aku nggak bisa."
Seokjin menyeringai iblis. Seokjin mencengkram kasar lengan hoseok. "Ikut atau Lo gue pukul?" Tidak memedulikan hoseok yang sudah kesakitan lantaran cekalan tangannya yang kian menguat, seokjin merongoh saku jaket kulit hitam yang ia kenakan lalu mengeluarkan sebuah karet dari dalam sana, seokjin sedikit menyibak poni hoseok ke atas kemudian mulai mengikat rambut hoseok tanpa meminta persetujuan dari hoseok.
"Selama Lo mau nurut apa kata gue, gue nggak akan kasar selama Lo nggak bebal." Selanjutnya, seokjin mendorong kasar tubuh hoseok ke belakang hingga menabrak dinding sementara seokjin sudah berjalan memasuki kamarnya.
♠♪♥
Tatapan seokjin tak lepas dari hoseok. Hoseok dengan balutan sweater abu abu dan memakai celana pendek berjalan menuruni anak tangga setelah menutup pintu rumah sesuai perintah seokjin. Suara ketukan sepatu sneaker yang hoseok kenakan membuat seokjin semakin enggan untuk mengalihkan perhatiannya dari hoseok.
"Kenapa Lo lepas ikat rambut yang gue ikat tadi?" Seokjin bertanya dingin saat hoseok sudah berdiri di depannya.
"Aku nggak suka pakai ikat rambut kak. Karena...."
"Pakai sekarang!" Ucap seokjin berjalan pelan mendekati hoseok.
Hoseok menatap wajah seokjin sekilas, satu hal yang menarik perhatian nya, satu bandana hitam yang di kenakan seokjin itu mengingatkannya pada taehyung meskipun warnanya berbeda.
Ps : beginilah seokjin pakai bandana hitam nya di pengelihatan hoseok.
Gambar hanya sebagai pemanis dan perlengkapan.
"Pakai sebelum gue bertindak," ucap seokjin sarkastik.
Hoseok kemudian merongoh saku sweater nya, mengambil ikat rambut karet nya dari sana. Belum sempat ia melakukan apa yang di perintahkan oleh seokjin, tetapi seokjin sudah lebih dulu merebut ikat rambut tersebut dari tangan hoseok lalu mengikat rambut hoseok menjadi setengah. Seokjin membuka pintu mobilnya cepat lalu mendorong kasar tubuh hoseok masuk ke dalam sana.
Mobil seokjin melaju dengan kecepatan sedang di atas jalanan malam ini. Hoseok duduk di kursi depan tepat di samping kursi kemudi yang seokjin duduki. Sejak tadi hoseok hanya terdiam Memilih untuk terdiam. Hoseok terus menatap keluar jendela, menikmati pemandangan malam selama perjalanan. Hoseok sangat enggan membalik badannya hanya untuk sekedar menatap seokjin yang sedang duduk di sampingnya. Sedangkan seokjin, seokjin sesekali menatap hoseok kemudian saat itu juga seokjin tersenyum miring, membiarkan pikiran nya di dalam sana terus berkelana ke mana mana. Perjalanan mereka semakin menjauh, hingga akhirnya mobil yang di kemudikan seokjin memasuki hutan yang menjadikan sekelilingnya semakin gelap. Hanya pencahayaan dari sinar lampu mobil lampu jalanan itupun tidak terlalu banyak. Benar benar tidak ada percakapan sama sekali di antara keduanya hingga akhirnya sebuah tembakan keras dari arah belakang mobil seokjin terdengar yang saat itu juga membuat mobil seokjin terpelanting setelah kedua ban mobil belakangnya di tembak hingga meledak.
Benturan keras terdengar di keheningan malam saat mobil seokjin menabrak pembatas jalan di samping kiri dengan sangat keras. Beberapa pecahan kaca mobil nya berserakan di mana mana sebelum akhirnya mobil itu berhenti dengan posisi terbalik dan berputar putar di atas aspal. Asap asap hitam tampak terlihat menyembul dengan tinggi ke atas udara.
"ARGHHH! SIALAN!" Seokjin mengumpat keras saat cairan merah kental mengalir dari atas kepalanya. Seokjin beralih menatap hoseok di sampingnya yang sudah tidak sadarkan diri. Kulit wajah hoseok sedikit terluka akibat teriris pecahan kaca.
"Hoseok....," panggil seokjin dengan suara pelan. Kedua mata seokjin memerah, menahan amarah yang ingin bergejolak lepas di dalam sana. Masih dengan posisi mobil yang terbalik di atas jalan, seokjin berusaha menggapai hoseok, tangan seokjin bergerak pelan mengusap wajah hoseok yang di penuhi darah.
"Hoseok bangun..." Seokjin menepuk pelan kedua pipi hoseok tetapi tidak ada tanda tanda hoseok akan terbangun. Seokjin melepas sabuk pengamannya, ia bergerak pelan ke arah hoseok. Belum sempat seokjin melepas sabuk pengaman yang masih melingkar di pinggang hoseok, tetapi samar samar cahaya lampu mobil yang cukup terang yang terlihat semakin mendekat menyita perhatian nya.
Di depan sana, lima mobil dengan warna serba merah berhenti tepat di depan mobilnya yang kini sudah setengah hancur.
Seokjin tertawa kecil di balik rasa sakit yang ia rasakan. "BANCI SIALAN, BERANINYA KEROYOKAN!" kedua rahang seokjin mengeras dengan urat urat yang terlihat jelas di sekitar lehernya. Emosi seokjin benar benar terpancing.
TBC.....
Jangan lupa untuk votmen nya ya
See you chingu🤗❤️