抖阴社区

Takdir Cinta Alisa

By FitriaJannah_

11K 54 5

[End] Alisa merasa takdir sangat mempermainkannya, kedua orang tuanya sudah pergi untuk selamanya. Alisa juga... More

Prolog
Chapter 1 : Behavior Kian
Chapter 2 : Betrayal
Chapter 3 : A Truth
Chapter 4 : Give Up and Leave
Chapter 5 : Veni's Secret Is Revealed
Chapter 6 : Divorce Letter From Alisa
Chapter 7 : Biggest Regret Kian
Chapter 8 : Second Chance
Chapter 9 : I Really Love You
Chapter 10 : I Will Always Be With You
Chapter 11 : Start A New Chapter In Life
Chapter 12 : Accident
Chapter 13 : Coma
Chapter 14 : Wake Up From A Coma
Chapter 15 : Happy Anniversary
Chapter 16 : Trust Me
Chapter 17 : Honeymoon
Chapter 18 : Sweet Surprise
Chapter 19 : Obsession
Chapter 20 : Nightmare
Chapter 21 : Thalia's Evil Intentions (1)
Chapter 22 : Thalia's Evil Intentions (2)
Chapter 23 : I Will Always Protect You
Chapter 24 : Hiding
Chapter 25 : Suicide
Chapter 26 : Kian's Jealousy
Chapter 28 : Kian's Strange Desires
Chapter 29 : Alisa Gives Birth
Chapter 30 : A Happy Ending To My Love Destiny (Epilog)

Chapter 27 : Pregnant

175 0 0
By FitriaJannah_

"Dear"

"Ya kak"

"Jika kau hamil, sebaiknya kita pindah dulu kerumah mama dan papa ya dear, karena aku belum menemukan rumah yang cocok untukmu dan anak-anak kita nantinya alisa"

"Eum itu terserah kakak saja, aku tidak masalah asal kita tetap bersama dimana pun kita tinggal aku akan bahagia"

Kian tersenyum kecil lalu mendekatkan dirinya pada alisa, dia menangkup wajah cantik sang istri kemudian mengecup lembut bibir manis alisa.

"Kita akan selalu bersama alisa, sampai kita menua bersama dan sampai maut memisahkan kita, jangan pernah meninggalkanku alisa aku sangat mencintaimu dear"

Saat ini keduanya sedang beristirahat di dalam kamar di apartemen mereka, ya mereka sudah kembali ke apartemen.

"Ayo kita tidur sayang ini sudah larut malam" ucap kian.

Alisa mengangguk lalu memeluk tubuh suami tampanya itu, mereka pun tertidur sambil berpelukan.

Dan keesokan harinya di hotel bintang lima itu, kian,alisa dan para sahabatnya sedang berkumpul untuk makan malam bersama, bahkan kedua orang tua kian juga ikut bergabung bersama mereka sudah lama mereka tidak berkumpul seperti saat ini.

"Alisa, kami semua sudah sangat menantikan keponakan darimu" ucap ranti sambil mengelus perut rata alisa.

Dan para sahabat yang lainnya juga ikut menganggukkan kepala mengiyakan ucapan ranti.

Sedangkan alisa wajah cantiknya sedari tadi sudah merona malu.

"Iya sayang mama dan papa juga sudah sangat menantikan cucu kami" ujar nimas.

"Doakan saja supaya alisa bisa cepat hamil, jika alisa hamil pasti akan sangat menyenangkan" ucap bagas.

"Dan aku sudah bisa membayangkan pasti kian akan sangat kerepotan jika alisa mengidam" ucap heri.

"Pastinya itu aku akan kerepotan maka dari itu kalian semua harus membantuku" sahut kian, dan mereka semua pun mengangguk.

Mereka semua menghabiskan malam dengan berbincang dan berharap semoga alisa mereka akan segera hamil, bahkan mereka juga membahas rencana pernikahan bagas dan melisa yang akan di langsungkan 2 bulan lagi.

Begitu juga dengan heri dan ranti yang akan pergi honeymoon besok.

"Baiklah ayo kita pulang, besok kita harus bangun pagi sekali honey" ucap heri.

"Ah iya sayang" ranti mengiyakan perkataan suaminya.

"Jam berapa kalian berangkat ke hawai kak?" tanya alisa.

"Jam 5 pagi alisa" jawab heri.

"Baiklah, sampai jumpa lagi dan kabarkan kalau kalian sudah sampai di hawai" ucap kian.

"Oke kian, bye alisa sayang" ujar ranti sambil melambaikan tangannya ke arah alisa.

"Kalian hati-hati di jalan ya " ucap kian.

Dan mereka semua pun kembali ke kediaman masing-masing.

***

Sekarang kian dan alisa sudah berada di kamar mereka.

"Kak aku akan buat susu coklat hangat, apa kakak juga mau susu?" tanya alisa yang hendak keluar dari kamar.

"Tunggu dear, biar aku saja yang buat susunya" ucap kian menahan tangan alisa.

"Tidak kak biar aku saja"

"Biar aku saja dear" alisa mengangguk.

"Terima kasih my husband"

Kian mendekat lalu mencium dahi alisa.

"No need to thank my wife, i love you so much dear" ucap kian sambil berlalu ke dapur untuk membuat susu untuk istri mungilnya.

Alisa tersenyum sangat cantik, dia benar-benar melupakan sikap dingin kian dulu kepadanya, kini alisa sangat bahagia dengan perlakuan manis kian kepadanya, sungguh bahagia.

Drt!Drt!Drt!

Ponsel kian berdering saat dia sedang sibuk membuat susu, dia segera mengambil ponselnya dari saku celana dan melihat siapa yang meneleponya, ah ternyata sang mama.

"Halo ma"

"Halo sayang kalian sedang apa" tanya nimas.

"Aku sedang membuatkan susu untuk alisaku ma" jawab kian, nimas yang mendengarnya sangat bahagia.

"Alisa bukan hanya milikmu sayang, tapi juga milik mama alisa kesayangan mama"

"Tidak ma alisa hanya milikku saja, mama kan sudah punya papa" ucap kian menggoda sang mama.

"Enak saja alisa juga milik mama, kalau bukan karena mama dan papa kau tidak akan mengenal putri cantikku itu" ucap nimas pura-pura kesal.

"Hahaha baiklah mamaku tersayang alisa milik kita"

"Dimana alisa sekarang kian?" tanya aji.

"Alisa ada di kamar pa"

"Kian, mama dan papa sangat bahagia karena sekarang kau sudah membahagiakan alisa, ingat kian kau jangan pernah lagi menyakiti alisa" ucap aji menasehati putra tunggalnya itu.

"Iya sayang kau harus terus menjaganya dan membahagiakan alisa" sambung nimas.

"Iya ma,pa aku akan selalu menjaga alisa dengan baik dan akan membahagiakannya seumur hidupku, aku sangat mencintainya, aku tidak ingin kehilangannya lagi."

"Aku sangat menyesali sikapku dulu pada alisa" ucap kian matanya sudah berkaca-kaca mengingat kembali perlakuannya buruknya dulu kepada istri mungilnya itu.

Kini alisa adalah hidupnya, dia akan melalukan apa pun untuk alisa agar istrinya itu bahagia.

Setelah selesai menerima telepon dari mamanya kian pun segera kembali ke kamar dengan membawa dua gelas susu hangat ditangannya.

"Dear, ini susunya"

"Terima kasih sayang" ucap alisa mengambil susu dari tangan kian.

Lalu segera meminum susu itu hingga habis, kian tersenyum senang saat melihat alisa menghabiskan susu buatannya.

"Kak"

"Iya dear"

"Eum, sekarang jam berapa ya kak?"

"Jam 9 dear, kenapa hmm"

"Aku ingin es krim kak" ucap alisa pelan.

"Es krim dear"

Alisa mengangguk lalu menoleh menghadap ke arah kian.

"Baiklah dear biar aku pesankan, kau ingin rasa apa?" tanya kian.

"Eum, aku ingin es krim rasa green tea,strawberry,caramel,blackforest,coklat dan vanila" sahut alisa.

Kian mengerutkan dahinya mendengar permintaan alisanya, dia bukan tidak ingin memenuhi permintaan sang istri namun di hanya heran istri mungilnya itu ingin makan es krim sebanyak itu.

"Sebanyak itu sayang? Ini sudah malam kau bisa sakit makan es krim sebanyak itu dear"

"Boleh ya kak aku sangat ingin makan es krim dan itu tidak banyak hanya enam dengan rasa yang berbeda" pinta alisa.

"Apa kau mengidam dear?"

"Aku tidak mengidam kak, aku hanya ingin makan es krim dengan enam rasa itu boleh ya?" tanya alisa dengan berbinar.

"Tapi jangan langsung di habiskan semuanya ya dear, kau bisa flu nanti karena terlalu banyak makan es krim" ucap kian memperingatkan.

"Eum iya" alisa menganggukkan kepalanya pelan.

"Baiklah dear aku pesankan, tunggu sebentar ya" ucap kian mengetik sesuatu di ponselnya untuk memesan.

"No kak, aku ingin kakak yang membelinya langsung, tidak usah memesan" ucap alisa, kian yang mendengarnya jadi bingung.

"Ah, harus aku yang membelinya langsung dear?" alisa mengangguk cepat.

"Kak jangan rasa yang lain ya, aku hanya ingin ke enam rasa itu" pesan alisa.

"Baiklah dear, aku pergi dulu ya"

"Iya hati-hati ya kak, jangan mengebut bawa mobilnya"

Kian tersenyum kecil, entah mengapa dia yakin alisanya sedang mengidam saat ini.

"Ya tuhan semoga alisaku benar-benar mengidam" gumam kian di dalam hati.

Setelah membeli es krim yang di inginkan alisa, kian pun segera pulang dia tidak ingin istri mungilnya itu menunggu lama.

Kini alisa sedang memakan es krimnya dengan senang, di temani oleh sang suami yang duduk tepat di sampingnya.

"Apa kakak mau" tanya alisa menyodorkan sesendok es krim pada kian.

Kian mengangguk pelan, namun saat alisa akan menyuapkan es krimnya kian langsung mengambil alih sendok itu lalu menyuapkannya ke mulut alisa.

"Apa enak dear?" tanya kian pelan sambil terus menatap bibir plum sang istri dengan intens, dan alisa menyadari itu.

"Iya sangat enak" jawab alisa.

Alisa kembali menyendokkan es krim itu memasukkannya ke dalam mulutnya menoleh ke arah kian, kemudian mengikis jarak dengan kian lalu dengan lembut menangkup wajah tampan suaminya itu kemudian.

Cup!

Alisa mengecup bibir tebal kian, lalu melumat bibir itu dengan lembut kian dengan senang hati membalas ciuman sang istri.

Dia bisa merasakan rasa strawberry di mulut istri mungilnya itu, tidak lama alisa melepas ciumannya lalu menatap kian lembut.

"Apa es krimnya enak kak?" tanya alisa pelan.

"Sangat enak dear" jawab kian lalu kembali mengecup bibir alisa.

***

Pagi harinya alisa terbangun namun tidak menemukan kian di tempat tidur mereka.

"Di mana kak kian" gumam alisa.

Dia bangkit dari tempat tidur dan saat ingin membuka pintu kamarnya dia mendengar suara dari dalam kamar mandi.

"Huweeek, uweek, kenapa aku mual sekali, apa karena semalam aku makan es krim"

Alisa mendekat kearah pintu kamar mandi dan dia mendengar kian muntah-muntah dari dalam kamar mandi itu, dan itu membuatnya panik.

Cklek!

Alisa segera membuka pintu kamar mandi itu, dan langsung menghampiri suaminya.

"Kak, kakak kenapa?"

"Aku ti-- huweek"

"Kakak sakit ya? Kenapa muntah-muntah begini?" tanya alisa khawatir, dia membasuk mulut kian yang terkena muntahan.

Alisa memeluk kian dari samping, memapahnya untuk keluar dari kamar mandi, lalu membantu kian untuk berbaring ke atas tempat tidur mereka.

"Aku tidak tahu dear, perutku mual sekali sepertinya aku masuk angin sayang, tubuhku juga lemas sekali alisa"

"Kakak tunggu di sini ya" alisa segera kedapur membuatkan kian tea hangat.

Setelahnya dia kembali ke kamar mereka.

"Kak ayo di minum dulu sayang" ucap alisa membantu kian meminum tea hangatnya dan memijit pelan tengkuk sang suami.

"Kak kita kerumah sakit ya, aku khawatir sekali padamu, aku tidak ingin kakak sakit" pujuk alisa.

"Tidak sayang aku tidak mau kerumah sakit" tolak kian.

"Tapi kak kau---"

Ucapan alisa terjeda saat kian menarik lembut tangannya agar ikut berbaring di sampingnya, alisa pun hanya bisa pasrah menuruti keinginan suaminya itu.

Kian memeluk alisa di pelukannya dengan erat, mencium pelipis alisa berkali-kali dengan sayang.

"Rasa mualku sedikit berkurang dear saat aku memelukmu, nyaman sekali alisa"

Alisa hanya tersenyum kecil mendengar perkataan suaminya itu, dia mengusalkan wajah di dada bidang kian dia sangat suka harum tubuh kian.

"Aku suka harum tubuhmu kak"

"Benarkah?"

"Iya benar, aku mohon jangan sakit kak" ucap alisa lirih.

***

"Kak kian sakit apa dok?" tanya alisa khawatir.

Ya saat ini kian sedang di periksa oleh seorang dokter yang datang bersama kedua orang tuanya, alisa menghubungi mertuanya memberi kabar kalau kian lagi sakit.

Dia juga menceritakan bahwa suaminya itu muntah-muntah pagi tadi namun kian tidak mau kerumah sakit, nimas yang mendengarnya pun menjadi cemas.

Maka dari itu dia membawa dokter keluarga mereka ke apartemen putra dan menantunya itu.

"Tuan kian tidak apa-apa, dia hanya lemas akibat dirinya terus saja muntah-muntah, itu menyebabkan tuan kian kekurangan cairan" sahut sang dokter.

"Dokter coba periksa menantu saya" pinta nimas.

Kian,alisa dan aji bingung mendengar perkataannya itu.

"Kenapa aku juga harus di periksa ma? Yang sakit kan kak kian, alisa sehat kok ma" sahut alisa.

"Tidak apa-apa sayang hanya di periksa sebentar saja, mau ya sayang" pujuk nimas, alisa hanya mengangguk pelan.

Sedangkan kian menatap sang mama dengan tatapan bingung.

"Silahkan di periksa dokter" perintah nimas.

Alisa pun hanya bisa menuruti permintaan mama mertuanya itu, dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur tepat di samping kian yang sedang duduk bersandar di headboard tempat tidur sambil menatapnya hangat.

Dokter itu pun segera memeriksa alisa dengan teliti, dan sesaat setelahnya dia tersenyum senang.

"Bagaimana dokter?" tanya nimas penasaran.

"Sepertinya menantu cantik anda sedang mengandung nyonya" ucap sang dokter.

Membuat alisa dan kian saling memandang, alisa bangkit dengan perlahan lalu mengusap pelan perutnya yang masih rata, kian tersenyum senang melihatnya.

"Apa benar aku sedang hamil dokter? Kak aku sedang mengandung, kita akan punya bayi kak" ucap alisa bahagia.

Alisa sangat bahagia, matanya berkaca-kaca kian yang melihatnya langsung memeluk alisa dengan erat.

"Iya dear, sebentar lagi kita akan punya bayi dan mama papa akan mempunyai cucu" sahut kian sambil menatap kedua orang tuanya lembut.

Kian sangat bahagia saat dokter itu mengatakan bahwa istrinya sedang hamil saat ini.

"Pa kita akan punya cucu" ucap nimas dengan perasaan senang.

"Iya ma" sahut aji menatap putra dan menantunya dengan perasaan haru.

Alisa pun melepaskan pelukannya lalu menatap kedua mertuanya dengan senyuman manis.

"Mama, papa alisa sedang mengandung cucu kalian, hiks"

"Mama bahagia sekali sayang" ucap nimas sambil memeluk erat menantu kesayangannya itu.

Aji dan kian yang melihat keduanya pun sangat bahagia, sungguh bahagia.

"Tapi ma kenapa malah kak kian yang mengalami gejala muntah-muntah?" tanya alisa bingung.

"Itu terjadi karena tuan kian sangat mencemas kondisi nyonya alisa, jika anda hamil nyonya" jelas sang dokter.

"Dan karena kau sangat mencintai alisa, rasa khawatirmu itu jadi berlebihan" tambah nimas.

Hati alisa menghangat saat mendengar penjelasan dari dokter dan mama mertuanya, kian sangat mencintainya dan sangat mencemaskan kondisinya.

Alisa bahagia, sangat-sangat bahagia bisa di cintai oleh kian sebesar itu dan sekarang dia sedang mengandung buah hati mereka.

Alisa tidak pernah menyangka hubungannya dengan kian bisa sampai sejauh ini.

***

2 bulan kemudian

"Kak aku ikut ya ke hotel" pinta alisa manja.

"Iya dear kau memang harus ikut denganku" sahut kian gemas melihat tingkah manja alisa saat sedang mengandung seperti ini.

Alisa segera menuju meja rias memoles sedikit bedak di pipinya, lipbam di bibirnya dan akan menata rambutnya.

Usia kehamilan alisa sudah 2 bulan dan kian sudah tidak muntah-muntah lagi namun mengidamnya itu yang membuat sang istri, kedua orang tua, sepupu dan para sahabatnya pusing.

Kian sedikit rewel dan manja selama mengidam dan hanya alisa yang bisa mengendalikannya, seperti saat ini.

"Alisa ayo peluk aku" rengek kian yang sedang berbaring di tempat tidur dan memperhatikan sang istri yang sedang menata rambutnya.

"Kak aku sedang make up, nanti dulu ya sayang" sahut alisa lembut, berharap kian akan mengerti.

"Aku ingin di peluk" pinta kian dengan wajah memelas.

"Sebentar ya kak"

"Hiks, alisa sudah tidak mencintaiku lagi hiks" isak kian.

Alisa yang mendengarnya terkejut dan dengan segera menghampiri kian yang berada di atas tempat tidur.

"Astaga kak, kenapa menangis hmm?" tanya alisa, dia mengusap pipi kian lembut.

"Mau di peluk" ucap kian lirih.

Alisa yang merasa gemas pun merentangkan tangannya, kian yang melihatnya langsung memeluk alisa dengan erat.

Alisa mengecup lama dahi kian sayang membuat kian memejamkan matanya, kian suka alisa memeluknya,menciumnya dan menyentuhnya.

Saat sampai di hotel kian dengan semangat menuju ke restoran hotel itu dia ingin bertemu sahabatnya di sana.

Ya bagas, melisa, heri dan ranti ada di sana menunggu kian dan alisa.

"Hay semua" sapa kian.

"Hay kian" sahut ke empatnya.

"Hay kak" sapa alisa yang baru saja datang.

"Hay alisa bagaimana keponakan kakak?" tanya bagas senang melihat kedatangan alisa.

"Iya bagaimana dia?" tanya melisa sambil mengelus perut alisa yang masih rata, karena masa kehamilannya masih dua bulan.

"Aku baik kok om, tante" ucap alisa dengan suara anak kecil yang membuat kian dan para kakaknya gemas melihatnya.

"Alisa, kemarilah dear" panggil kian.

Alisa pun segera menuju tempat duduk kian dan duduk tepat di samping suami tampannya itu.

"Alisa, kakak tidak ingin di panggil tante" ujar ranti.

"Terus kakak maunya di panggil apa kak?" tanya alisa bingung.

"Mommy" sahut ranti.

"Iya dan aku di panggil daddy" timpal heri.

"Wah, lalu kak bagas dan kak melisa mau di panggil apa sama bayi?" tanya alisa.

Bagas dan melisa saling pandang tersenyum sebentar lalu menoleh kearah alisa.

"Mami dan papi" sahut keduanya.

"Dan kita mama dan papanya dear" ucap kian mengelus rambut alisa dengan lembut.

"Wah, dia akan punya mama,papa,mommy,daddy,mami dan papi" lanjut kian mengusap lembut perut istri mungilnya itu.

"Iya kak" sahut alisa senang.

"Ah, kak bagaimana persiapan pernikahan kalian?" tanya alisa sambil mengelus perutnya lembut.

"Sudah 95% sayang" sahut melisa tersenyum cantik.










































































to be continue ... 🥀

Terima kasih sudah membaca ... 📖

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 253K 62
Kecelakaan fatal membuat Kania dan Alby dipaksa berpisah jarak. Seakan belum cukup kacau, sebuah kesalahpahaman juga membuat keluarga Kania mempertan...
273K 11.3K 22
Perkenalkan aku Aiman hakim yang hendak menyambung kuliahku ke luar negri namun keluargaku sudah pada parno, karena takut aku akan seperti pamanku ya...
196 56 50
Alisha, seorang gadis yang pernah merasa hancur karena pengkhianatan yang datang dari pacarnya sendiri, kini berusaha untuk bangkit. hubungannya deng...
306 25 15
Jenna tidak pernah menyangka bahwa kisah cintanya dengan Pae harus berakhir karena perjodohan.Ia harus menikah dengan pria dari keluarga Jepang yang...