抖阴社区

Transmigrasi Zheta

By mel_rntaa

338K 13.5K 204

"MUKA GUE KENAPA BERUBAH GINI?!!" "Gak mungkin! Gak! Ini mustahil!" "Gak mungkin gue transmigrasi!" Menceri... More

Prolog
01. Change Fate
02. Putus?
03. Bantahan
04. Ketahuan
05. I Don't Need
06. Turnamen
07. Someone
08. Bukan Untuk Argan
09. Tidak Biasa
10. Cemas
11. Alergi
12. Salah Tingkah?
13. About Bara
14. Berkhianat?
15. Pertemuan
16. Curious
18. Dalam Bahaya
19. Dalangnya
20. Terungkap
21. Pencarian
22. Menarik
23. Clear
24. Rahasia Itu

17. I Love U

12.2K 448 10
By mel_rntaa

selamat siang semuaa<3

jangan lupa vote dan komen di paragraf yang kalian sukaaa, karena komenan kalian bikin aku semangattt<3

────────୨ৎ────────

Cessa naik ke tangga rooftop dengan keadaan hati yang sedikit cemas karena Argan tiba-tiba menyuruhnya datang untuk bertanya sesuatu padanya. Ia bisa menduga apa yang ingin Argan tanyakan padanya, namun ia berharap Argan tidak mengungkit hal itu lagi.

"Gue ga mungkin salah. Lo bener cewenya Alden?"

Cessa tertegun, terdiam sesaat, apakah pertanyaan itu untuknya? Semoga saja tidak.

"Cessa, gue nanya sama lo."

Deg.

Cessa gelagapan, ia menoleh mendapati Bara yang menatapnya dengan tatapan penuh tanya. Ia menggeleng.

"Bukan, kan gue udah bilang lo pasti salah orang," ujar Cessa menghindar sekali lagi, semoga Bara percaya.

"Lo pikir Cessa cewe apaan ngejalin hubungan sama sahabat sampah lo itu?" imbuh Argan yang sedikit tak terima. Ia tau bagaimana Alden, ia pun tahu dia yang keluar dari Gaxeraz karena apa.

Berusaha menahan emosi karena Argan lagi-lagi berusaha memancingnya dengan embel-embel sahabat Alden. Ia tak pernah lagi menganggap Alden sahabatnya. Memang benar kata Argan, dia sampah!

"Gue ga asal nanya dia, gue pernah liat HTS-an lo ini main sama Alden di club!"

Cessa menghembuskan napas lelah sembari memejamkan matanya sebelum ia benar-benar menemui Argan setelah ini. Ia harus bisa meyakinkan Argan bahwa ucapan Bara tidak benar.

Cessa kembali melangkah dan mendekat ke arah Argan yang terlihat sedang duduk di kursi dengan raut wajah tenang.

"Argan," panggil Cessa.

Argan membuka matanya saat mendapati namanya dipanggil, ia menoleh saat Cessa sudah berada di sampingnya.

"Duduk, gue mau nanya satu hal sama lo," titah Argan dengan wajah yang masih datar tentunya.

Cessa pun mengangguk dan duduk di salah satu kursi yang berhadapan dengan Argan. Ia bersiap mendengar pertanyaan dari Argan dengan harapan Argan tidak melontarkan pertanyaan yang sangat ia hindari itu.

Argan menghela napas pelan. "Gue tau apa yang Bara liat mungkin salah. Tapi ga ada salahnya gue nanya sama lo dan mastiin itu ga bener," ujar Argan dengan tatapan menginterogasi.

"Bener, Ar. Aku bahkan ga pernah ketemu sama Bara. Dan yang dibilang aku main sama Alden? Aku aja ga tau Alden itu siapa," balas Cessa dengan cepat. Benar apa yang ia duga bahwa Argan pasti akan menanyakan hal ini. Sebisa mungkin ia menyembunyikan wajah paniknya.

Argan mengangguk paham. Menurutnya, Cessa tak akan melakukan hal kotor seperti itu. Apalagi yang Argan tahu Cessa adalah siswi berprestasi yang pastinya berpikir-pikir jika bertindak.

"Kamu percaya kan? Aku ga akan mungkin lakuin itu. Kaya yang aku tahu kalian berdua musuhan, pasti dia berusaha ngejatuhin kamu ataupun orang terdekat kamu," ungkap Cessa. Dalam hati ia bernapas lega karena Argan percaya.

Argan berdehem. "Gue percaya, emang tu anak suka nyari gara-gara. Kalo lo diapa-apain sama Bara, bilang sama gue," ujar Argan.

Cessa tersenyum lalu mengangguk cepat. "Pasti, makasi udah percaya sama aku. Eum, ada yang mau kamu tanyain lagi sebelum aku balik ke kelas?"

Argan menjawab dengan gelengan dan ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Yaudah aku pergi dulu. Kamu jangan lama-lama di sini, bentar lagi bel masuk." Cessa pun membalikkan badannya dan segera pergi meninggalkan Argan.

Sebelum Cessa benar-benar menghilang, Argan beralih menatap punggung gadis itu yang perlahan menghilang dari pandangannya.

Terasa aneh.

***

Jam istirahat kedua baru saja berbunyi, ada yang memutuskan untuk tidur karena jam-jam segini paling enak tidur setelah menghadapi pelajarin tadi. Selain tidur ada siswa yang memilih ke kantin dan bermain ke luar kelas.

Namun, berbeda dengan ketiga gadis ini yang melakukan aktivitas yang berbeda-beda. Jessica, gadis belasteran itu terlihat fokus pandangannya pada buku di depannya sambil menulis angka-angka yang siapapun melihatnya pasti akan mual apalagi bagi yang tidak menyukai pelajaran itu, ya matematika.

Sedangkan Nala sibuk dengan ponselnya, jika dilihat gadis itu sibuk check-in barang-barang di aplikasi belanja online nya.

Beralih pada gadis selanjutnya, yakni Zheta si pemeran utama. Tidak ada yang bisa gadis itu lakukan selain tidur. Tidakkah ia berniat membuat cerita ini lebih berjalan? Bukankah seru jika Zheta tiba-tiba bangun dan pargoy di depan kelasnya? Hehe, bercanda teman.

Nala menoleh saat mendapati seseorang di depan kelasnya. Ia segera tahu siapa orang itu. Sedikit interaksi dengan laki-laki itu, akhirnya ia tahu siapa yang laki-laki itu cari.

Nala berbalik badan menghadap Zheta yang sedang tertidur. Ia menepuk bahu Zheta pelan beberapa kali.

"Zhe, Zheta..." panggil Nala sedikit menggoyangkan tubuh Zheta.

Zheta melenguh dan membuka matanya perlahan, padahal sudah nyenyak sekali tidurnya, dan sempat memimpikan oppa tercintanya, malah dibangunkan Nala.

"Eum.. Kenapa?" tanya Zheta tanpa minat.

"Bara nyariin lo di depan tuh, bangun," ujar Nala.

Bara? Zheta berdecak. Malas sekali, lebih baik ia tidur.
"Suruh balik ke kelasnya aja, gue ngantuk." Ingin kembali tidur, Nala kembali menghalanginya.

"Gue ga mau ya, orang dia nyari lo, lo juga dong yang harus nyuruh dia pergi. Cepet Zhe," suruh Nala.

Zheta mendengus, dan sedikit merengek kesal. Dengan kekesalannya ia bangun dari duduknya. Sedikit merapikan rambutnya agar tidak terlalu berantakan, setelah itu ia langsung menemui Bara yang katanya menunggunya di depan kelas.

Dengan mata sayunya, ia berhadapan dengan Bara.
"Kenapa?! Balik sana, ganggu tidur aja lo," cetus Zheta.

"Ada alasan gue nyari lo ke sini," sahut Bara sambil bersidekap dada.

"Apa?"

"Gue cuma kenal lo," balas Bara.

Zheta memutar bola matanya malas, "Sa ae lo Bara api, makanya bergaul! Yaudah terus ngapain sekarang?" tanya Zheta.

"Gue tiba-tiba kepikiran deh, lo masih bagian dari Faleon?" tanya Bara. Siapa tahu semenjak Zheta dan Argan putus, Zheta sudah bukan bagian Faleon lagi.

Zheta mengernyit. "Emang gue pernah gabung di sana?" tanya Zheta.

Bara mendengus. "Ya iyalah, lo kan pacar Argan dulunya, ya pasti otomatis lo gabung Faleon dong," sahut Bara.

Zheta mangut-mangut, tapi setelahnya ia menggeleng.
"Tapi walaupun gitu, gue ga pernah ngerasa gue pernah gabung di sana." Mungkin seperti itulah Zheta dulu berpikir.

Bara tersenyum. "Bagus kalo gitu, lo gabung aja ke Gaxeraz, dijamin lo nyaman di sana."

"Zheta ga bakal keluar dari Faleon walaupun dia udah putus sama Argan."

Zheta dan Bara sontak menoleh ke arah suara. Rion, cowok itu tiba-tiba muncul dan mendekat ke arah mereka.

Bara terkekeh sinis dengan kedatangan Rion yang berusaha ikut campur dengannya. "Terus buat apa Zheta masih bertahan kalo dia sendiri bilang dia ga ngerasa pernah gabung di sana?"

Rion menatap Zheta heran. "Dia bilang gitu karena Argan selalu nyakitin dia, tapi engga sama yang lain. Kita selalu nganggep Zheta, kita selalu support dia di masa-masa sulitnya dia," ungkap Rion dengan perasaan yang sedikit tergores.

Zheta tahu Rion mungkin sedikit kecewa dengannya. Tapi dengan cara itulah agar Rion melupakan perasaannya.

Bara mengangguk. "Oke, gue ga bakal maksa. Tapi semua keputusan ada di Zheta. Lo gimana, Zhe?" tanya Bara beralih menatap Zheta.

Zheta bergumam dan berpikir. Tapi jika dipikir-pikir, lebih baik ia tak memilih salah satu dari mereka. Ia tak ingin keduanya memperdebatkan hal sepele, apalagi hanya karenanya.

"Bara, Rion... suatu kepentingan kah kalo gue gabung di antara geng kalian itu? Gue rasa ga ada pengaruhnya 'kan?"

Rion mendekat ke arah Zheta. Tiba-tiba saja Rion menarik tangannya dan membawanya ke suatu tempat. Meninggalkan Bara yang sempat mengumpat pada Rion.

"Sialan tu anak!"

***

Zheta terlihat kebingungan dengan kedua alis yang mengernyit karena Rion mengajaknya ke taman sekolah setelah meninggalkan Bara.

Kemudian, Rion menyuruh Zheta duduk di kursi putih yang sudah ada di sana, Rion juga duduk setelah itu.

Setelah Rion menunduk, Ia beralih menatap Zheta. "Lo kenapa jadi mihak Bara?" tanya Rion tanpa mengalihkan pandangannya pada Zheta.

"Lo lupa sama gue dan yang lain yang selalu ada buat lo kalo Argan nyakitin lo? Segitu ga berartinya kita buat lo, Zhe?" lanjut Rion dengan tatapan kecewa. Benar, ia sangat kecewa dengan jawaban Zheta yang sempat ia dengar saat bersama Bara tadi.

Zheta tak bisa menjawab, ia mengalihkan pandangannya ke depan untuk menghindari tatapan dari Rion. Ia menghela napas sambil menunduk.

"Maaf... Tapi gue ga pernah lupa sama kebaikan kalian. Gue bicara kaya gitu mungkin karena Argan ketua Faleon, makanya gue ngerasa ga pernah masuk ke Faleon karena Argan ga pernah nganggep gue," ungkap Zheta.

Zheta menoleh menatap Rion dengan wajah yang masih terlihat kecewa. "Mungkin gue udah bukan bagian dari Faleon lagi setelah putus dari Argan, tapi kita masih bisa temenan," ujar Zheta dengan menarik kedua sudut bibirnya.

Rion menghela napas kasar, tatapan mata Rion kini sendu membuat perasaan Zheta tak tenang.

"Rion?"

"Zhe, gue suka sama lo."

halo guyss, gimana kabarnyaa??

aku mutusin buat update seminggu sekali. akhir-akhir ini selalu capek sama tugas sekolah, makanya aku nulis kalo ada waktu senggang dan tentunya perlu mood hehe..

gimana sama chapter ini?

kalian berharap Zheta jawab apa nih ke Rionn ?

....

makasi udah setia sama cerita inii, love uu

jangan lupa vote dan komen, juga follow akun akuuu, thankss

13/09/24

Continue Reading

You'll Also Like

5.1M 444K 53
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] SEBAGIAN PART TELAH DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN馃槇 Argos, geng legendaris yang saat ini sedang dipimpin oleh R...
41.3K 3.5K 16
Transmigrasi adalah suatu perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Namun bagaimana bila bukan penduduk yang transmigrasi? Melainkan han...
RANZARES By AMERTA

Teen Fiction

589K 37.3K 60
[Follow dulu sebelum membaca, ada beberapa part yang di private] 15+ Terdapat banyak kata-kata kasar, adegan kekerasan, dan konflik yang sulit diteba...
64.7K 3.4K 46
~ Teenfict, romance, drama ~ Rinzy diberi waktu satu bulan, menyamar sebagai murid SMA sekaligus pembantu pribadi. Ia bertugas memantau kegiatan Alre...