抖阴社区

Kenapa Aku Berbeda?

By ekaning123456

1.9K 218 113

Kenapa yang lain boleh dan aku tidak? "Hanya satu hal yang bisa dibanggakan darimu, tapi kau gagal melakukann... More

Mimpi dan Rencana
Forgive me
Kenapa aku berbeda?
Kami salah telah mengasingkannya
Don't lost him again

Nilai

448 43 18
By ekaning123456

Pemuda bermanik silver dengan nametag 'Solar' itu mengangkat kerah seragam teman sekelasnya dengan tatapan tajam. Menjadikan mereka pusat atensi semua orang yang sudah memasuki kelas setelah jam istirahat.

"Beraninya kau..mau menantangku dengan adu otak? kau pikir dengan siapa kau sedang berhadapan?", tanyanya dengan suara yang ditekan.

Temannya yang sudah gemetar menghadapi tatapan kemarahan Solar hanya bisa menggeleng takut. "Aku tidak bermasud Lar. I-ini hanya kebetulan saja, aku tidak bermasud menantangmu.."

"Bohong.."

"A-aku tidak bohong. Aku tidak tau kenapa aku bisa mendapat nilai 90, sungguh aku hanya belajar seadanya sa--"

"Bohong!!". Anak laki-laki itu terkulai dilantai saat sebuah tinjuan keras melayang kewajahnya. Tak lain dan tak bukan, Solarlah pelakunya. Ia membenarkan letak kacamata oranye miliknya dan dengan percaya diri mendekati sang kawan.

"Orang bodoh sepertimu, tidak pantas mendapatkan nilai yang lebih tinggi dariku. Kecurangan apa yang sudah kau buat hah? mau menjatuhkanku? bilang saja yang jujur", ucapnya seraya mengangkat kerah baju kawannya dan sekali lagi membogem pipi yang sudah berdarah akibat ulahnya.

Tak cukup hanya wajah, perut dan dada pemuda malang itupun tak luput dari pukulan sang peringkat satu yang sedang murka akibat nilainya tersaingi dimata pelajaran seni rupa. 

Tak ada yang berani menolong, karena pada dasarnya jika ada yang melerai, mereka harus siap menggantikan posisi korban Solar. Seorang siswa kelas dua SMA yang penuh ambisi gila untuk mendapat nilai tertinggi dalam hal apapun. Dan jika ada yang sengaja ataupun tak sengaja mendapat nilai lebih besar, sudah pasti mereka akan berhadapan dengan Solar.

Di jejeran bangku tengah, nampak enam orang siswa yang hanya memandang saudara mereka berbuat kekerasan pada teman mereka. Ya, mereka adalah saudara kembar Solar. Bukan maksud mereka tak memberitahu saudara mereka, namun mereka sudah kehabisan cara mengatur tempramen pemuda bervisor itu.

Hali, Taufan, dan Gempa. Saudara mereka yang tertua walaupun hanya beda hitungan menit, hanya memandang ulah Solar. Berpikir sudah pasti jika ketahuan, maka pada akhirnya pemuda yang babak belurlah yang harus mempertanggung jawabkan semuanya. Atas kelicikan yang Solar buat.

"Ampun Lar..ampuni aku..aku janji diulangan selanjutnya aku tidak akan mencoba lulus, aku janji akan gagalkan Lar..maafkan aku..". Sebuah tendangan mendarat dikepala sang siswa, sebagai serangan terakhir setelah tubuhnya sudah babak belur oleh Solar.

Ia berjongkok dihadapan temannya itu yang sudah menangis kesakitan. "Oke. Kupegang janjimu. Tapi kalau sampai kau tidak gagal diujian selanjutnya..". Solar menepuk lengan temannya. Bahkan sentuhan pelan itu saja sudah membuat korbannya hari ini meringis kesakitan. "...akan kupastikan kau kehilangan satu atau dua lenganmu. Paham?"

Siswa itu mengangguk, membuat Solar tersenyum tipis karenanya. "Anak baik.."

.

.

.

Dikediaman para kembar tujuh yang besar dan mewah, nampak Solar tengah belajar matematika dengan fokus. Besok adalah dimulainya ujian kenaikan kelas karena pembagian rapot akan diadakan tak lama lagi dan liburan akhir semester sudah menungu para siswa.

Suasana begitu tenang, damai, lebih dari cukup untuk Solar bisa memfokuskan diri pada kegiatan belajarnya. Tak seperti anak lain yang biasanya suka bermain disore hari, ia selalu menghabiskan waktu untuk belajar, bahkan sampai tak melakukan hal lain seperti makan ataupun berkumpul dengan para saudaranya. Solar selalu sendiri dan kegiatannya selalu belajar.

Sementara diruang makan, nampak keenam kembar yang biasa disebut 'elemental' tengah menikmati makan malam mereka yang damai dan penuh canda. Penyumbang keramaian paling berisik ya tak lain adalah Taufan, Blaze, dan juga kembar ketujuh alias Thorn.

"Hey kenapa kau memakan telur? kau kan penyayang ayam, makanya telur ini buatku saja!!"

Blaze yang tidak terima telur ceplok miliknya diambil, menarik tangan Taufan kesal. "Kembalikan!! tidak ada hubungannya aku sayang ayam dengan aku tidak makan telur!!"

"Tapi kan telur datangnya dari ayam Laze! jadi buatku saja!!"

"Arghh tidak mau!!! ayamku itu ayam jantan, jadi tidak ada hubungan dengan telur ceplok!! kembalikan kubilang!! Hali, Gempa, lihat nih saudara kalian!!"

Hali dan Gempa yang merasa terseret masalah hanya fokus pada makanan mereka. Sudah biasa terjadi dan meleraipun hanya akan sia-sia saja.

"Haih, kalau kalian tidak mau makan biar Thorn saja yang ambil ya". Izin Thor seraya dengan santai mengambil telur ceplok ditangan Taufan dan menyuapnya sekali suapan.

"Hey!!! beraninya kau Thorn!!!". Menggelegarlah Taufan dan Blaze karena sudah bersusah payah berebut dan malah mendapatkan tangan kosong, sertakan ekspresi Thorn yang terkekeh tanpa dosa. 

"Daripada berebut lebih baik kau bagi telur Taufan. Atau kau akan makan nasi saja malam ini..", saran Ice. Menambah nasi kepiringnya untuk yang ketiga kalinya malam ini.

Tanpa permisi lagi, akhirnya Blaze dengan cepat merobek telur dipiring Taufan dan mengambil semua kuning telur untuknya dengan kesal. 

"Hey telurku--"

"Bisakah kalian diam?"

Sebuah suara dingin terdengar dari atas tangga, hingga membuat suasana menjadi hening seketika. Refleks, keenam remaja itu menoleh pada sumber suara dimana Solar berdiri dengan tatapan datar namun penuh determinasinya. 

"Bisakan aku mendapat ketenangan untuk belajar dan jauh dari kekonyolan kalian itu? berhentilah melakukan hal bodoh seperti anak kecil", ucap Solar sinis.

Taufan, Blaze, dan Thorn langsung merasa jika kalimat Solar itu ditunjukkan kepada mereka. Apalagi tatapan manik silver yang tajam dan tidak bersahabat sudah terpaut pada mereka bertiga. Melihat itu, Taufan tak tinggal diam.

"Memangnya kenapa? apa yang salah dari menghabiskan waktu dengan saudara-saudaraku? kami memang tidak sejenius kau, tapi kami bukan orang bodoh"

Tak disangga, Solar tertawa sinis mendengar ucapan Taufan. "Bukan orang bodoh? jadi apa namanya orang seperti kalian yang tidak bisa melakukan apapun? idiot?"

"Cukup Solar. Jaga sopan santunmu", kini suara Hali akhirnya terdengar. Manik ruby miliknya yang tajam memandang Solar diatas sana.

Solar tersenyum tipis. "Satu lagi pahlawan kesiangan", tanggapnya.

"Tidak semua orang yang tidak bisa menandingimu adalah orang bodoh. Berhenti mengucapkan hal seperti itu dihadapanku. Aku muak mendengarnya", lanjut Hali lagi dengan suara yang mencekam. Membuat Gempa dan yang lain tak berani berkomentar lagi. 

Emosinya naik, bahkan bisa dibilang dari tadi siang saat lagi-lagi adiknya menciptakan perkelahian hanya karena masalah sepele. Mungkin Hali tak lebih pintar dari Solar, namun ia adalah peringkat dua yang tidak pernah tergantikan. Tentu terkecuali oleh saudaranya sendiri. Jadi jangan tanya kenapa ia tak suka Solar menyebut saudaranya sendiri bodoh.

"Kalau kau tidak suka, memangnya ada yang menyuruhmu mendengarkan kata-kataku? tidak kan? kau sendiri yang suka mencampuri urusan orang lain"

"..kau benar-benar ya--"

"Hali sudah!". Baru saja Hali hendak bangkit dari duduknya, aksinya itu sudah dihentikan oleh Gempa hingga ia terpaksa kembali duduk dalam emosinya yang sudah meluap. 

"Bahkan kalau kau dan dia berkelahi juga tidak akan ada yang berubah, jadi jangan buang-buang tenaga Hali", ucap Gempa menenangkan. Manik ambernya yang juga sedikit emosi kini terpaut pada manik silver Solar yang angkuh.

"Lebih baik kau belajar lagi Solar. Belajar sampai kau mengerti bagaimana caranya menghormati orang lain"

Mendengar itu, Solar terdiam. Bukan karena tersinggung dengan kata-kata Gempa, namun karena kalimat itu begitu lucu sampai membuatnya terdiam sejenak. Sebelum ia tersenyum lagi. "Menghormati orang lain..heh. Hanya orang pintar yang pantas untuk dihormati. Selebihnya hanya sampah, tidak pantas untuk diperlakukan baik", ucapnya dengan nada dingin, seraya ia masuk kekamar miliknya.

Dibalik punggunya yang sombong, tak ada yang sadar, jika manik silver yang tajam bak pembunuh berdarah dingin itu, terpancar sesuatu yang sulit untuk dijelaskan.

Sesuatu yang dalam, yang jika dijabarkan dengan kata-kata, hanya akan membawa rasa sakit yang menyesakkan.

.

.

.

Author's Note

Komentar untuk episode selanjutnya. Awas ga komen, auth pastiin cerita ini terbengkalai:)


Continue Reading

You'll Also Like

2K 202 20
"[name] ! kembali kepada kami!! " "aku... juga.. ingin.. dicintai" seorang gadis yang memiliki 7 abang posesif tapi mempunyai tingkah yang aneh hingg...
5.8K 615 23
Halilintar adalah si Sulung dari ketujuh elemental pelindung galaksi. Dia itu sangat bertanggung jawab dan sangat menjaga adik adiknya. Namun, pada k...
accept this torment By xynaa

Mystery / Thriller

777 59 15
"Maafkan aku, aku tidak bisa menyelamatkan kalian semua" -ice "Kaka selalu di sisimu icy" -blaze "Maaf, aku sudah melakukan hal seperti ini kepada ka...
3.1K 240 7
Oneshoot elemental. Cus kesini cinta, hati-hati juga yaa? ada unsur angst disini hahaha