Seorang wanita yang sedang mengandung, menahan hasrat untuk tidak penasaran terhadap pekerjaan suami nya yang menggunakan rinnegan untuk menuju kediaman Istana Kaguya.
Semenjak menikah dan berkelana bersama.
Perut buncit nya sangat terlihat jelas di dalam baju nya, mantel yang di berikan oleh suami nya terbilang cukup tebal untuk diri nya beserta calon anak nya.
Entah kenapa mual selalu berdatangan tidak tepat, bahkan perut nya yang sudah membuncit pun masih memiliki efek mual dan pusing.
Sakura meminta Sasuke untuk cepat pulang, diri nya sedang tidak baik - baik saja. Bahkan keberadaan Sakura sekarang berada di goa dan bersenderan di dinding goa, di tambah dengan mantel hitam milik suami untuk menyelimuti nya.
Portal terbuka, menunjukan seseorang pria jangkung keluar dari gelombang dan pusaran hitam dari sana.
" Anata " Ucap Sakura pelan, tak lupa mengelus perut nya di dalam mantel.
Sasuke langsung menghampiri Sakura yang cukup lemah, membuatnya sedikit iba terhadap istrinya.
" Sakura, lebih baik kita pulang "
Sakura menolak " Tidak! Tidak mau. Kau mau meninggalkan aku lagi? "
" Tidak Sakura. Kau sedang hamil, seharus nya kau beristirahat di rumah "
" Kau pemaksa! Aku tidak suka. " Ucap Sakura, bibir nya mengkerut. Bahkan air mata nya turun, pengaruh ibu hamil membuat Sasuke terlatih mental.
" Sakuraa, ini demi anak mu dan anak kita "
" Sasuke - kun, sudah ku katakan. Aku ingin bersama mu. "
" Baiklah, kalau begitu kita lanjut perjalanan "
Sasuke langsung mengambil mantel yang berada di tubuh Sakura, lalu membantu istri nya yang sedang mengandung untuk beranjak berdiri.
Menarik nya pelan, memegangi pinggang sang istri untuk tidak terjatuh " Hati - hati " Ucap nya posesif.
" Ehm... Terimakasih anata " Jawab Sakura malu - malu. Bahkan hampir tersipu malu. Lantaran suami nya sangat beribawa bahkan dengan umur yang cukup terbilang masih muda 19 tahun dan butuh waktu beberapa bulan umur nya sudah mencapai 20 tahun.
Mereka berdua keluar dari goa, Sasuke yang sudah memakai mantel nya kembali di leher nya dan Sakura yang dari tadi memakai mantel putih menutupi semua tubuh nya beserta perut nya yang membuncit.
" Kau lapar? " Tanya Sasuke kepada sang istri yang berada di samping nya.
Langkahan kaki berhenti, Sakura menatap suami nya " Hum.. Ya, aku lapar "
" Kita ketempat makan, disana ada yang jual makanan "
" Sasuke -kun, kau yakin di sana tempat makan? Kau tau kita berada di polosok hutan, tidak mungkin ada yang jual makan disana "
Sakura terus mengamati setiap dahal pohon yang terletak di sana, bahkan suasana nya terbilang sangat sunyi, ia sangat takut jika ada hantu. Bahkan sekarang memegangi tangan Sasuke sangat erat.
Untung saja suami nya adalah Uchiha Sasuke, bagaimana jika Uzumaki Naruto? Masih ingat tentang Sakura dan Naruto pergi ke festival, mereka berdua sesama takut hantu. Satu berteriak dan satu nya mencari kesempatan dalam kesempitan.
" Sakura, ada apa? " Tanya Sasuke, memperhatikan raut wajah Sakura yang nampak menutupi mata nya.
" Aku takut anata "
" Hn. Tidak usah takut, disini memang terbilang angker "
" Kenapa kau mengajak ku ke tempat ini "
" Kau bilang lapar? Jadi aku membawa mu ke sini"
" Tapi aku takut, bagaimana jika anak ku ikut takut dengan hantu itu " Sambil menunjuk asal ke salah satu pohon.
" Hn. Tidak akan Sakura " Ucap Sasuke datar.
Melihat reaksi Sakura yang begitu ketakutan, membuat Sasuke gemas terhadap tingkah nya saat ini. Pipi nya yang gembul bahkan tak segan Sasuke mencubit nya gemas, dan mencium pipi cubby sang istri.
Mereka berdua sampai di kedai yang dimana menjual ramen di sekitaran hutan, Sakura mengingat kembali ucapan Naruto dahulu kala bahwa hantu suka menjual ramen di hutan. Membuat Sakura kembali gemeteran, tak ingin menginjak kediaman kedai tersebut.
" Ada apa? " Tanya Sasuke bingung.
" Aku takut "
Sasuke langsung melepaskan genggaman Sakura, menjadi merangkul nya " Jika kau takut, pegang perut mu. " Ucap nya sambil membisik.
Rona merah di pipi Sakura bermunculan di pipi cubbynya, rasanya Sasuke ingin sekali memakan nya. Sayang nya, kedai di depan nya begitu ramai pengunjung.
Eh...
Tunggu...
Ramai penggunjung????
Bagaimana bisa, hutan yang plosok ramai pengunjung?
Dengan rasa positif thinking Sasuke mengajak Sakura duduk di kedai tersebut, menikmati hidangan yang sudah mereka pesan.
" Makan Sakura "
" Tapi, Anata. Bagaimana jika makanan ini berubah menjadi cacing? Atau makanan kodok seperti Naruto bilang "
" Ck. Kau mementingkan gumalan tidak jelas dari Dobe bakka. Kau harus mementingkan anak mu yang minta makan "
" Tapi, Sasuke - kun "
" Makan, atau aku akan memesan nya lebih banyak?"
" Kau mengancamku? "
" Tidak, lebih baik kau makan Sakura. " Sasuke menyodorkan makanan cepat saji yang berada di piring Sakura. Meski Sasuke tidak memesan, ia berusaha membuat Sakura tenang dan percaya. Langsung memasukannya ke dalam mulutnya.
" Lihat " Ucapnya.
" Sasuke - Kun " Emerald Sakura membulat. Bagaimana jika suami nya berubah menjadi siluman ular?
Mulut Sasuke penuh dengan makanan, menyunyah nya perlahan. Bibir nya mengulum begitu lembut, menikmati masakan yang jarang sekali ia temui. Sakura bergegas mengambil tangan Sasuke, melepaskan sarung tangan hitam ninja sang suami. Melihat tangan nya secara detail, tidak ada perubahan.
Sasuke sedikit syok melihat Sakura, bahkan ia berjinjit dari kursi. Membuat Sasuke gesit meletakan tangan nya di ujung meja yang hampir mengenai perut istri nya " Sakura " Bentak Sasuke.
Sakura yang ingin menyampingkan rambut Sasuke untuk melihat leher jenjang nya, langsung berhenti menatap Sasuke yang membentak nya. Niat nya tidak jadi, langsung duduk di tempat dengan wajah yang cemberut.
" Kau ceroboh sekali, kau tidak lihat perut mu hampir bersentuhan dengan meja "
Amarah Sasuke benar - benar sangat tidak bisa di toleransi lagi. Mengambil sendok dan mengaduk sup tomat yang berada di mangkuk menyodorkannya ke mulut sang istri.
" Telan "
Sakura menelan nya dengan susah payah. Sasuke jika marah sangat menyeramkan. Kesabaran seorang lelaki sedang teruji sekarang.
" Enak? "
Sakura mengangguk tanpa berbicara, bibir nya sedikit mengilu. Pikiran menjadi mengebu - ngebu, tangan kanan nya yang berada di dalam jubah megulum dengan chakra hijau milik ya ke dalam perut.
' Maafkan mama sayang ku, papa mu begitu keras kepala ' Ucap Sakura di dalam hati.
Sasuke merasakan chakra aneh di dalam kedai ini, angin topan bermunculan. Dengan sigap menghampiri Sakura, mereka berdua keluar dari kedai " Sakuraa, jangan jauh dari ku " Pintah nya tegas.
Sakura mengangguk.
Angin topan bagaikan portal mengelilingi kedai, Sasuke dengan gesit mengeluarkan Chakra besar yaitu Susano berwarna ungu. Tangan kanan nya di peluk erat oleh Sakura, ia pun mengeluarkan byakugou dari dahi nya memusatkan ke tubuh sang suami untuk mempertahankan Susano nya.
Cukup lama pusaran itu menghantam pertahanan Susano, butuh banyak chakra mengeluarkan Susano. Sasuke menoleh sesekali melihat wajah istri nya yang begitu cantik dengan rambut yang berterbangan ke belakang, di tambah garis di dahi nya yang menjalar keseluruh tubuh bagaikan 1 raga dengan dua jiwa.
Sakura yang berusaha memejamkan mata nya, mengontrol chakra. Ia takut chakra nya tak tersisa untuk calon bayi nya, berusaha memindahkan sedikit dan terus mengontrol chakra yang ia transfer ke tubuh Sasuke.
Ketika Sasuke menoleh ke depan, hutan yang tadi ia lihat berubah menjadi perdesaan yang hampir menjadi desa.
Sasuke terkejut bukan main, menghilangkan Susano. Menatap Sakura yang sudah lelah.
" Sakura kita.... "
Sambil melihat patung hokage
" ......"
Tbc
Hallo guys, ini Squel yang ingin melanjutkan cerita ini dengan gembira😚
Jangan lupa mampir dan vote ya
(Urutan cerita Sakura Canon > Sasuke canon)
*Sasusaku Canon gak masuk, soalnya udh ada Sarada sampai end hehe