¶¶ÒõÉçÇø

FF BTS - Our Lifes [PRIVATE]

By KimsWifeu9

81.9K 7.7K 523

cast : - all BTS member - all Blackpink member - another cast genre -romance -life story cerita ini meng... More

Prologue
Our lifes pt 1
Our lifes pt 2
Our lifes pt 3
Our lifes pt 4
Our lifes pt 5
Our lifes pt 6
Our lifes pt 7
Our lifes pt 8
Our lifes pt 9
Our lifes pt 10
Our lifes pt 11
Our lifes pt 12
Our lifes pt 13
Our lifes pt 14
Our lifes pt 15
Our lifes pt 16
Our lifes pt 17
Our lifes pt 18
Our lifes pt 19
Our lifes pt 20
Our lifes pt 21
Our lifes pt 22
Our lifes pt 23
Our lifes pt 24
Our lifes pt 25
Our lifes pt 26
Our lifes pt 27
Our lifes pt 28
Our lifes pt 29
Our lifes pt 30
Our lifes pt 31
Our lifes pt 32
Our lifes pt 33
Our lifes pt 35
Our lifes pt 36
Our lifes pt 37
Our lifes pt 38
Our lifes pt 39
Our lifes pt 40
Our lifes pt 41
edisi author curhat
Our lifes pt 42
Our lifes pt 43
Our lifes pt 44
Our lifes pt 45
Our lifes pt 46 *Before Ending*
Our lifes pt 47 *End*
SEQUEL!!

Our lifes pt 34

1.2K 120 13
By KimsWifeu9


.

.

Seperti yang Lisa katakan pada makan siang tadi, sepulang sekolah para alumni club dance sekolah datang dan menemui para hoobae mereka. Dan tentu saja, Hoseok juga datang. Acara meet and greet antara sunbae dan hoobae club dance langsung dimulai, para hoobae senang karena akhirnya setelah lama lulus sunbae-sunbae mereka datang lagi untuk menengok sekaligus memberikan bimbingan pada mereka.

Hoseok duduk bersama dengan teman-temannya tepat dihadapan hoobae-hoobae club dancenya, termasuk Lisa. Sesekali Hoseok mengedipkan sebelah matanya pada Lisa atau membuat love sign dengan jarinya untuk Lisa dan membuat yeojanya itu tersenyum kegirangan.

Acara berlanjut dengan penampilan para sunbae yang akan ditonton hoobae mereka. Satu persatu sunbae menunjukan keahlian mereka dalam dance dan membuat para hooba menjerit kagum. Setelah tampil, mereka kembali duduk dan memberikan bimbingan pada hoobae-hoobae yang duduk didepan mereka. Jarak tempat sunbae duduk memang agak jauh dari para hoobaenya.

Lisa duduk anteng sambil memperhatikan setiap kalimat yang keluar dari pembicara, yaa meskipun sesekali dia melirik kearah Hoseok dan tersenyum karena ulah namja itu yang menggodanya. Namun disaat sedang memperhatikan sunbae-sunbae didepannya, telinga Lisa tidak sengaja mendengar percakapan yeoja-yeoja teman satu clubnya yang duduk dibelakangnya.

"Aigoo, lihat itu,.. Hoseok sunbae dan Mizu sunbae duduk bersebelahan.."

"Ne ne. Mereka serasi sekali~"

"Ah, bukankah mereka dulu sepasang kekasih?"

"Jinjja? Kenapa mereka harus putus, padahal mereka serasi sekali."

"Majja, akan lebih baik kalau mereka balikan lagi. Keduanya sama-sama jago dance dan pasti daebak jika mereka disatukan disatu panggung,"

"Memangnya kalian tidak tahu? Beberapa bulan lalu seharusnya mereka tampil disatu panggung, tapi saat itu Hoseok sunbae menolak. Yaa mungkin karena dia takut."

"Takut??"

"Iya, takut, takut jatuh cinta lagi pada Mizu sunbae."

Yeoja-yeoja itu terkekeh.

Sementara Lisa? Dia justru kehilangan senyumnya. Dia tidak lagi memperhatikan bimbingan sunbae didepannya atau melirik kearah Hoseok lagi. Lisa kehilangan moodnya. Bagaimana bisa mereka mengatakan semua itu padahal tahu yeojachingu Hoseok ada didepan mereka?

Ya, hubungan antara Lisa dan Hoseok memang bukan rahasia lagi. Semua orang tahu, satu club tahu bahkan satu sekolah pun tahu kalau mereka adalah sepasang kekasih sejak 8 bulan lalu. Banyak orang yang mendukung hubungan mereka walaupun tidak sedikit juga yang tidak suka dengan hubungan mereka. Kebanyakan dari mereka yang tidak suka memiliki alasan tersendiri, entah itu karena mereka yeoja-yeoja yang menyukai Hoseok, atau mereka namja-namja yang menyukai Lisa, atau karena mereka menganggap Hoseok terlalu bodoh memilih yeoja super duper polos macam Lisa.

Sepanjang sisa waktu acara berlangsung, Lisa benar-benar tidak terlihat senang. Wajahnya murung, tatapannya tidak lagi tertuju kedepan melainkan kebawah atau kearah lain. Mengingat percakapan teman-temannya tadi membuat Lisa sakit hati. Tapi dia tidak cukup kuat untuk melawan mereka. Jadi yang bisa dia lakukan, hanya diam dan menahan sakitnya sendirian.

Tanpa terasa, meet and greet antara sunbae dan hoobae club dance itupun berakhir. Satu persatu hoobae meninggalkan tempatnya untuk pulang atau berbincang dengan sunbae yang ada. Namun Lisa tidak beranjak dari tempatnya, dia bahkan tidak tahu kalau acaranya sudah selesai. Hoseok yang menyadari perubahan sikap yeojanya itupun langsung menghampiri Lisa dan duduk disampingnya.

"Chagi?" tegurnya, tapi Lisa tak bergeming.

"Lalisaku??"

"Lisa-ya??"

"Chagiya~"

Berbagai macam panggilan sudah Hoseok sebutkan, namun Lisa sama sekali tidak merespons apa-apa. Yeoja itu malah membuang wajahnya kearah lain seakan tidak mau melihat kearah namja disampingnya. Hoseok tahu, jika sikap Lisa sudah seperti ini, pasti terjadi sesuatu dan Lisa pasti sedang marah padanya. Tapi, apa penyebabnya? Kenapa Lisa bisa marah hingga tak mau melihat kearahnya.

"Hoseok-ah!" seru seseorang memanggil Hoseok. Dia spontan menoleh kesumber suara dan menemukan teman-temannya menyuruhnya bergabung. Hoseok menoleh lagi kearah Lisa yang masih dengan posisinya.

"Chakkaman ne, aku temui mereka dulu setelah itu kita pulang bersama. Ne?" ujar Hoseok lembut, tapi lagi-lagi, Lisa tidak merespon apa-apa.

Hoseok pun beranjak dan menghampiri teman-temannya. Lisa menarik napas panjang saat menyadari Hoseok pergi, ia lalu melihat kearah Hoseok yang sedang berbincang dengan teman-temannya. Tak lama, para sunbae yeoja pun datang dan bergabung dengan mereka. Seketika perbincangan itu semakin ramai dan seru dengan canda tawa mereka.

Diam-diam, Lisa sedang memperhatikan gerak-gerik Hoseok dan Mizu yang berdiri berdekatan, meskipun masih terselang satu orang sunbae namja yang berdiri ditengah-tengah mereka, Lisa tetap saja tidak suka melihat namjanya berdekatan dengan yeoja lain. Apalagi yeoja itu adalah Mizu, mantan kekasih Hoseok.

Ah, benar, Mizu mantan kekasih Hoseok dan Lisa baru tahu semua itu tadi. Ya, Lisa sakit hati. Bukan hanya karena percakapan teman-teman satu clubnya tadi yang seakan menginginkan Hoseok dan Mizu kembali bersama, tapi juga karena Hoseok tidak pernah menceritakan apa-apa tentang Mizu. Siapa yeoja itu, kenapa mereka bisa putus, atau siapa saja masalalu Hoseok, namja itu tidak pernah menceritakan apa-apa pada Lisa. Dan itu semua membuat hati Lisa semakin terasa sakit.

Hoseok seakan menyembunyikan Mizu dari Lisa. Atau, benarkah, Hoseok masih menyukai yoeja itu? lirih Lisa dalam hati. Namun dengan cepat Lisa menggelengkan kepalanya seakan menjawab pertanyaan itu sendiri. Tidak, Hoseok hanya mencintainya, ya, hanya dirinya. Setelah berhasil mengusir pikirannya itu, Lisa kembali mengalihkan perhatiannya kearah sunbae-sunbae yang sedang asik berbincang.

Lisa membulatkan matanya saat sadar sunbae yang tadinya berdiri diantara Mizu dan Hoseok sudah tidak ada dan kini kedua orang itu benar-benar berdekatan satu sama lain. Tawa diantara mereka pecah, Mizu menyentuh lengan Hoseok bersamaan dengan tawanya. Lisa terasa ditampar saat itu juga, terlebih lagi saat yeoja jalang itu merangkul lengan Hoseok.

Didalam hati Lisa menjerit. Hoseok oppa!!

Cukup! Ini menyebalkan. Lisa bangun dari duduknya dan dengan cepat pergi meninggalkan tempat itu. dia tidak peduli lagi dengan Hoseok. Ya! Dia marah. Bagaimana bisa Hoseok hanya diam disaat yeoja lain merangkul tangannya. Tanpa sadar, air mata Lisa menetes mengiringi setiap langkahnya. Yeoja itu tidak pernah percaya ini semua akan terjadi. Bagaimana bisa Hoseok melakukan semua ini?

.

.

Hoseok menggulirkan pandangan sekitar dan menyadari Lisa tidak lagi berada ditempatnya tadi atau berada disekitar ruangan ini. Dengan cepat Hoseok langsung berpamitan dengan teman-temannya, membawa tasnya, lalu pergi keluar ruangan untuk mencari Lisa. Ya, tentu saja dia cemas. Pasalnya, Lisa pergi dalam keadaan seperti tadi, dan bisa Hoseok pastikan Lisa sedang marah padanya.

Namja itu mencari Lisa kemana-mana. Toilet, kantin, taman belakang sekolah sampai ke gudang, tapi hasilnya nihil. Dia tidak bisa menemukan yeojanya. Sepanjang pencariannya, Hoseok juga sudah berkali-kali mencoba untuk menghubungi ponsel Lisa, tapi ponsel yeoja itu tidak aktif. Hoseok pun memutuskan untuk mencari kearea luar sekolah. Dengan mata yang terus mencari, dia berjalan menuju keluar sekolah hingga ke gerbang. Dan hasilnya? Tetap sama.

Hoseok berdiri dengan kedua tangan dipinggang. Lisa-ya,.. kau dimana?.. batinnya dalam hati.

Disaat yang bersamaan. Jungkook dan Eunbi baru saja keluar dari gedung sekolah. Jungkook langsung menangkap sosok Hoseok yang berdiri disisi gerbang, wajahnya terlihat begitu cemas.

"Hyung!" panggilnya sambil berjalan mendekat. Hoseok menoleh.

"Oh. Jungkook-ah."

"Wae? Kenapa kau disini?" tanya Jungkook begitu sampai dihadapan Hoseok bersama dengan Eunbi disampingnya.

"Oh, Annyeong Eunbi-ah." sapa Hoseok pada Eunbi yang setia berdiri disamping Jungkook. Eunbi hanya mengangguk sopan merespons sapaan Hoseok.

"Aku mencari Lisa. Kalian melihatnya?"

Jungkook dan Eunbi menggeleng bersamaan.

"Bukankah dia di club dance? kalian ada acara bukan?" tanya Jungkook bingung. Mengingat tadi saat makan siang, Lisa bilang akan ada acara club dance dan para alumni akan datang.

Hoseok menghela napas, "Ne. Tadi dia memang ada disana. Tapi saat aku mengobrol dengan teman-temanku, dia pergi tanpa memberitahuku. Sekarang, aku tidak bisa menemukannya."

"Kau sudah menelponnya?"

Hoseok mengangguk menjawab pertanyaan Jungkook. "Ponselnya tidak aktif."

"Kalau begitu hubungi Jennie, mungkin Lisa bersamanya sekarang." Usul Jungkook.

"Ya! Kau ingin aku menghubungi yeoja galak itu disaat seperti ini?! dia bisa membunuhku jika tahu dongsaengnya pergi karena marah padaku!" seru Hoseok.

Jungkook dan Eunbi terkekeh. Benar juga apa yang Hoseok katakan. Jennie bisa saja membunuh Hoseok atau bahkan semua orang yang ada di bumi ini kalau tahu Lisa hilang disaat bersama dengan Hoseok.

Hoseok mengatur napasnya. Dia mencoba untuk berpikir jernih dan tidak terbawa emosi atau semacamnya. Khawatir? Tentu saja. Siapa yang tidak khawatir kalau yeojachingunya pergi begitu saja saat sedang marah. Hoseok melirik kearah Eunbi dan Jungkook.

"Kalian belum pulang? Sudah sore. Antar Eunbi pulang Jungkook-ah." ujarnya.

"Ne. Arra. Kami baru saja selesai tugas kelompok tadi." Sahut Jungkook.

"Geure? Pulanglah kalau begitu."

"Ne Hyung. Ja, kami pulang duluan." Pamit Jungkook.

"Hoseok sunbae, kami pulang dulu.." pamit Eunbi sembari membungkuk sopan.

"Ne. Hati-hati." Sahut Hoseok.

Jungkook dan Eunbi pun beranjak dan meninggalkan Hoseok sendirian disana. Hoseok menarik napas panjang sebelum akhirnya kembali meraih ponsel disaku celananya dan menelpon seseorang. Daripada harus menelpon Jennie, akan lebih baik jika menelpon Rose dan menanyakan apa Lisa sudah berada di apartemen.

"Yeobbseyo?" seru Rose diseberang sana.

"Ah, yeobbseyo. Rose. Apa Lisa ada di apartemen?"

Terdengar Rose menghembuskan napasnya, "Ne. Dia ada dihadapanku sekarang. Datanglah."

"Apa dia baik-baik saja? Bagaimana keadaannya?"

"Umm.. seperti habis menangis. Cepat datang dan selesaikan masalah kalian. Aku harus menemui Yoongi satu jam lagi. Palli!"

Yeoja itupun menutup teleponnya. Dan tanpa pikir panjang lagi, Hoseok pun segera berangkat dari tempatnya berdiri saat ini menuju ke apartemen. Hanya satu hal yang ingin dia lakukan, meluruskan semuanya. Sepertinya Lisa sangat marah padanya dan dia ingin tahu, sebenarnya apa penyebab Lisa begitu marah padanya.

.

.

.

Jungkook berjalan beriringan dengan Eunbi disampingnya. Yeoja itu tidak banyak bicara akhir-akhir ini, ya memang sih, Eunbi bukan tipe yeoja yang banyak bicara tapi diamnya Eunbi kali ini sedikit aneh. Jungkook menyenggol lengan yeoja disampingnya itu.

"Wae? Kau memikirkan sesuatu?" tanyanya. Eunbi menggeleng pelan.

"Mau ice cream?" tawar Jungkook. Lagi, Eunbi menggelengkan kepalanya.

Jungkook menghembuskan napas frustasi. Dia benci saat-saat seperti ini. Jungkook menghentikan langkahnya dan berdiri diam, apa yang dia lakukan itu membuat Eunbi berjalan beberapa langkah didepannya sampai akhirnya yeoja itu tersadar lalu menoleh kebelakang. Eunbi menatap kearah Jungkook dengan tatapan bingung.

"Wae? Kenapa kau berhenti? Mencariku, huh?" seru Jungkook.

Eunbi tak bergeming dan sama sekali tidak merespons apa-apa.

"Jadi, kau lebih suka pura-pura tidak mengenalku dan berjalan sendirian, hm?" seru Jungkook lagi, dia sedang mencoba memancing respons Eunbi meskipun yeoja itu masih tetap diam.

"Bagaimana jika tiba-tiba ada mobil yang menabrakmu sementara aku tidak cukup dekat untuk menyelamatkanmu? Apa kau tidak takut?"

Kalimat Jungkook tadi cukup membuat Eunbi terkejut dan membulatkan matanya.

"Jungkook-ah.." gumamnya pelan.

Jungkook melanjutkan langkahnya dan berhenti tepat disamping Eunbi. Ditatapnya yeoja itu lekat-lekat. "Anggap orang-orang kejam itu mobil yang akan menabrakmu jika kau berjalan tidak bersamaku. Bayangkan saja kalau aku tidak bersamamu, siapa yang akan menyelamatkanmu dari tabrakan mobil itu."

"Jungkook-ah apa yang-"

"Tidakkah kau sadar? Disaat bersamaku, kau akan lebih aman." Ujar Jungkook menyela kalimat Eunbi.

"Jika aku bersamamu, jika aku berada disampingmu, Aku akan melindungimu dari tabrakkan mobil itu, aku akan membiarkan diriku tertabrak dan menyelamatkanmu. Jika ada seseorang yang tidak suka padamu dan ingin menyakitimu disekolah itu, aku yang akan menahan dan menerima serangannya. Apa kau belum mengerti juga?"

Eunbi tertegun diam dan menatap namja didepannya. Wajah Jungkook terlihat begitu tegas dan serius saat mengucapkan semua kalimat itu dan itu membuat Eunbi tidak bisa mengatakan apa-apa, dia hanya bisa terdiam dan menatap Jungkook.

"Lupakan perjanjian kita diawal kau masuk sekolah itu. Lupakan. Mulai saat ini dan seterusnya, kau akan tetap berada disamping begitu juga sebaliknya. Teman? Kau sudah punya banyak teman sekarang. Kau punya Jimin-hyung, Taehyung-hyung, Sungjae-hyung, Lisa, Jennie, bahkan Hera noona juga sudah jadi bagian dari kita, jadi kau tidak perlu khawatir karena tidak akan ada yang berani mengganggumu lagi." Jelas Jungkook.

Eunbi menundukkan wajahnya. Kalimat Jungkook barusan membuat jantungnya berdetak begitu cepat bersamaan dengan rasa lega dihatinya. Ya, mungkin ini saatnya untuk berubah. Apa lagi yang harus dikhawatirkan? Sekarang Eunbi punya apa yang dia ingingkan dari dulu, teman, bahkan tidak hanya satu orang, dia punya enam orang teman. Dan dia punya Jungkook, sahabat terbaiknya.

"Ya! Cha Eunbi! Kau sudah mengerti sekarang, eoh?!" seru Jungkook. Eunbi mengangguk pelan menjawabnya.

Jungkook menyunggingkan senyum kecil. Dia mengulurkan tangannya lalu mengacak rambut Eunbi. Entah apa yang sedang dipikirkan Eunbi saat ini tapi yang pasti Jungkook lega karena akhirnya Eunbi mengerti kalau Jungkook tidak akan pernah membahayakannya. Sahabat? Hm, entahlah, sepertinya yeoja ini lebih spesial dihatinya lebih dari seorang sahabat.

"Kajja. Kita pulang." Ajaknya.

.

.

.

Ting Tong!

Hoseok memencet bel apartemen dihadapannya. Ya, disinilah dia berada sekarang. Dengan napas terengah-engah karena berlari sekencang yang dia bisa agar cepat sampai disini, Hoseok berdiri dan menunggu seseorang membukakan pintu untuknya. Dia sangat berharap Lisa mau menemuinya dan menyelesaikan semua masalah yang bahkan sama sekali tidak Hoseok ketahui apa penyebabnya.

Tak lama, Rose membukakan pintu dan mempersilahkan Hoseok masuk.

"Dia ada diruang tengah." Katanya sambil melengos pergi memasuki dapur. Tanpa membuang waktu lagi, Hoseok langsung menuju ke ruang tengah dan mendapati Lisa sedang duduk meringkuk memeluk lututnya diatas sofa.

Yeoja itu melirik kearah Hoseok lalu dengan cepat mengalihkan pandangannya lagi. Hoseok menarik napas panjang. Sepertinya Lisa benar-benar marah padanya saat ini hingga tidak mau melihat wajahnya. Hoseok pun duduk disamping yeojanya itu, dia menelaah dari Lisa, lalu bisa bernapas lega. Yeoja itu baik-baik saja. Hanya saja, tidak dengan hatinya.

"Chagiya.. Wae? Kau marah padaku? Wae??" tanya Hoseok dengan nada bicara yang lembut selembut-lembutnya.

Lisa tidak merespons. Tapi Hoseok tidak menyerah. Dia kembali bertanya, "Apa aku melakukan kesalahan, hm?? Apa kesalahanku yang membuatmu semarah ini chagiya??"

Lisa masih tidak mau menjawab. Yeoja itu meneteskan air matanya lagi, namun dengan cepat, dia menghapus air matanya itu. Hoseok melihatnya, dia melihat Lisa menangis dan menghapus air matanya sendiri dan itu membuat hatinya teriris. Dia membuat yeojanya menangis lagi. Hoseok menggeser duduknya semakin mendekatkan diri pada Lisa, dan tanpa aba-aba, namja itu langsung memeluk Lisa erat.

"Mianhae.. apapun salahku. Mianhae.." ucapnya.

Mendengar permintaan maaf namja yang sedang memeluknya itu, Lisa kembali meneteskan air mata. Dia sangat mencintai Hoseok, ya dia sangat mencintai namja itu. tapi Lisa kecewa karena Hoseok menyembunyikan masalalunya dari Lisa, padahal jika Hoseok menceritakan semuanya sebelum Lisa mengetahui semuanya dari mulut orang lain, Lisa tidak akan seperti ini. Bagi Hoseok, Lisa mungkin hanya yeoja yang kesekian, tapi bagi Lisa, Hoseok adalah namja pertama didalam hidupnya. Hoseok cinta pertama sekaligus namjaching pertama yang pernah Lisa miliki seumur hidupnya. Dan rasanya sangat menyakitkan bagi Lisa begitu tahu Hoseok punya masalalu dan bahkan melihat masalalunya itu menyentuh Hoseok didepan mata Lisa sendiri.

"Beritahu aku. Apa salahku chagiya? Izinkan aku tahu dan akan kuperbaiki semuanya." Ujar Hoseok masih sambil memeluk Lisa erat.

Jujur saja, Hoseok takut yeoja didalam pelukannya ini akan pergi meninggalkannya.

Lisa menghapus air matanya sebelum akhirnya membuka suara. "Hoseok oppa.." panggilnya.

"Ne chagi?" sahut Hoseok.

"Kenapa oppa tidak pernah cerita kalau oppa punya mantan kekasih?" tanya Lisa.

Hoseok sedikit tersentak. Mantan kekasih?

"Wae oppa? kenapa oppa menyembunyikannya?"

"Anniyo chagiya.. aku tidak bermaksud menyembunyikan apa-apa darimu.." bantah Hoseok cepat.

Lisa mengubah posisinya dan membuat pelukan Hoseok terlepas. Kini Lisa duduk bersila menghadap Hoseok.

"Lalu kenapa oppa tidak pernah cerita kalau Mizu sunbae itu mantan kekasih oppa?"

Sekarang, Hoseok membulatkan matanya. Bagaimana Lisa bisa tahu kalau Mizu itu mantan kekasihnya? Bukan, dia terkejut bukan karena tidak mau Lisa mengetahui semuanya, tapi darimana Lisa bisa tahu hal itu?

"Cha-"

"Apa oppa tahu? Orang-orang membicarakan betapa serasinya kalian tadi, mereka bahkan mendukung kalian bersama lagi tanpa memandang keberadaanku. Mereka bilang oppa dan Mizu sunbae seharusnya tidak putus dan akan sangat daebak jika kalian berada disatu panggung yang sama. Mereka mengatakan semua itu oppa, mereka mengatakannya.." air mata Lisa mengalir beriringan dengan kalimatnya.

Hoseok tertegun diam. orang-orang? Apa itu berarti Lisa mengetahui semua itu dari orang-orang yang membicarakannya dan Mizu selama acara berlangsung tadi? Itu berarti alasan Lisa marah seperti tadi karena dia mendengar semua itu. Ya ampun, Hoseok-ah! kau ini bodoh sekali! Bagaimana bisa kau membiarkan yeojamu yang cantik dan polos ini mendengar semua itu!. seru Hoseok pada dirinya sendiri.

Cepat-cepat Hoseok mengulurkan tangannya hendak menghapus air mata Lisa. Namun secepat kilat Lisa langsung menepis tangan Hoseok.

"Wae oppa? wae? Kenapa oppa membiarkan aku mendengar semua itu dari mulut orang lain? Kenapa bukan oppa sendiri yang menceritakannya padaku!"

"Mianhae chagiya.. aku tidak bermaksud menyembunyikan semua itu. jeongmal.." Hoseok meraih tangan Lisa dan menggenggamnya, tapi belum ada satu menit tangannya menggenggam tangan yeoja itu, dengan cepat Lisa menarik tangannya.

Masih dengan tangisnya, Lisa mulai bicara lagi. "Oppa masih mencintainya, kan? Oppa masih memikirkannya kan!"

Hoseok terkejut bukan main dengan pertanyaan Lisa itu.

"Apa yang kau bicarakan Lisa-ya? Mana mungkin aku masih memikirkan sementara aku sudah memilikmu"

"Lalu kenapa oppa tidak menolak saat dia merangkul lengan oppa tadi? Kenapa?!" Seru Lisa.

"Merangkul??" tanya Hoseok kebingungan. Dia benar-benar tidak tahu kalau Mizu merangkulnya tadi. Kapan? Itulah yang ada dipikirannya saat ini.

"Oppa tidak mengingatnya? Oppa membiarkannya merangkul oppa bahkan disaat aku berada ditempat yang sama!"

"Ya! Lalisa! Geumanhae jinjja! Aku benar-benar tidak tahu dia merangkulku, bukan berarti aku membiarkan dia melakukannya." Tanpa sadar Hoseok menaikkan nada bicaranya dan membuat Lisa tertegun diam.

Lisa menatap namja dihadapannya itu. Namja itu baru saja membentaknya, ya Hoseok membentaknya lagi. Lisa menghapus air matanya dan mengalihkan pandangannya kearah lain. Disaat yang bersamaan, Hoseok tersadar dengan apa yang baru saja dia lakukan, disaat itu juga Hoseok langsung merasa menyesal.

Hoseok hendak meraih tangan Lisa,

"Lisa-ya, mian.." sesalnya. Namun dengan cepat, Lisa menarik tangannya menjauh agar Hoseok tidak bisa menggenggam tangannya.

"Jangan sentuh aku." Katanya membuat Hoseok menatapnya dengan tatapan yang semakin sendu karena menyesal.

"Pergilah. Aku tidak mau melihat oppa lagi. Pergi! Aku benci padamu, Hoseok oppa!" seru Lisa seraya bangkit lalu pergi meninggalkan Hoseok.

Lisa langsung masuk kedalam kamarnya dan..

Brakk!

Dia membanting pintu dan mengunci dirinya didalam kamar.

Hoseok tertegun diam. 'Aku benci padamu, Hoseok oppa!' kalimat terakhir yang keluar dari mulut Lisa itulah yang terngiang di kepalanya.

Rose keluar dari dapur begitu mendengar bantingan pintu. Dilihatnya Hoseok yang terpatung diatas sofa lalu diliriknya pintu kamar Lisa. Rose tahu, Lisa bukan tipe orang yang gampang marah, dia terkesan terlalu polos dan mudah sekali memaafkan orang, tapi kalau dilihat dari pertengkarannya tadi dengan Hoseok, sepertinya Lisa benar-benar marah pada namja itu. lihat saja, dia bahkan berteriak dan membanting pintu seperti itu.

Rose kembali kedapur, mengambil segelas air lalu menyediakannya pada Hoseok. Hoseok tersadar karena kedatangan Rose. Namja itu langsung mengusap kasar wajahnya sendiri. Ya, dia benar-benar frustasi. Siapa yang bisa menyangka Lisa akan bersikap dan berkata seperti tadi?

"Gwenchana, datanglah lagi. Untuk sekarang, tidak ada yang bisa membujuknya dan kalau melihatmu disini, dia mungkin akan marah lagi." Ujar Rose.

Hoseok menghembuskan napasnya, "Aku tidak menyangka Lisa akan semarah ini.."

"Hm. Majjayo. Aku juga tidak pernah membayangkan Lisa bisa seperti itu." Rose setuju.

"Minumlah. Setelah itu kau harus cepat-cepat pergi sebelum Jennie pulang atau kau ingin Jennie melancarkan caciannya padamu?"

Hoseok langsung menggeleng cepat. "Anni. Shireo."

Rose menahan tawanya saat melihat reaksi Hoseok. Hoseok pun meminum air yang Rose berikan padanya.

"Gomawo." Ucapnya pada Rose setelah meminum habis segelas air itu.

"Tolong beritahu aku jika terjadi sesuatu atau setidaknya pastikan Lisa makan dengan benar. Aku pergi dulu." Pamit Hoseok seraya bangun dari duduknya.

"Ne. Tidak usah kau ingatkan aku pasti memastikan Lisa makan dengan benar." Sahut Rose dengan santainya membuat Hoseok melirik kearahnya lalu geleng-geleng kepala.

"Ck ck ck. Semakin lama kau semakin mirip Yoongi-hyung, kau tahu itu?"

"Ne, Arra. Dan tunggu saja sebentar lagi Taehyung juga akan segalak Jennie." balas Rose.

Hoseok menarik napas lagi. "Ja, aku pergi."

.

.

.

#Thankyou for reading!~

#Dont forget to Vote and Comment~ dont be silent reader guys!~

#Fix banget suara aku ilang -.- untung nulis ff gak perlu suara wkwk

#Jangan bosen ya~ bentar lagi aku up ff baru kalau ff ini udah deket ending.

#Next yuk~

Continue Reading

You'll Also Like

9.4K 8.4K 40
Di balik gemerlap panggung dan dinginnya dunia politik, tujuh orang muda terjebak dalam cinta, pengkhianatan, dan rahasia keluarga yang kelam. Jiwoo...
2.2K 104 14
Hanya berisi one shot about BTS x Im Yoona sebagai main cast. Cerita Ini hanya berdasarkan pemikiran dan kehaluan author, serta tidak ada sangkut pau...
1.3M 117K 53
Seberapapun jarak yang akan menghalangi mereka, mereka tetaplah saudara sedarah. Ikatan darah tidak dapat dihalangi oleh badai sebesar apapun. "Maafk...
1.2M 129K 55
Jalan takdir itu tidak pernah bisa di tebak. Ada kalanya dimana roda kehidupan berputar, membalik sesuatu yang semula hanya bayangan menjadi sebuah p...