Perspektif dimulai dari jalan diatas perbatasan antara wilayah selatan dan timur. Sepi dan hanya dilalui oleh patroli. Tak berapa lama, lewatlah hembusan angin yang kencang. Membuat patroli bergidik dan segera pindah.
Patroli A: lewat lagi, seram juga ya, selalu ada titik tertentu, ada hembusan angin, seperti ada yang lewat.
Patroli B: iya benar. Tapi kita harusnya tidak takut. Karena memang rata-rata banyak manusia yang memiliki kekuatan khusus. Tapi sudahlah kita pindah, merinding juga.
Melewati hutan di kota Busda, lewatlah kembali angin tersebut. Dan hembusannya berhenti di depan pintu rumah di dalam hutan tersebut, muncul seseorang berdiri didepannya. Angin tersebut membuat pintunya bergetar.
Seorang pria dengan badan tegap berisi, sekitar 20an, pakaiannya yang sedikit ketat menutupi seluruh tubuhnya dari atas hingga ke bawah, berwarna merah maroon dan garis-garis vertikal berwarna putih.
???: hehehehe....
Seseorang dari dalam rumah tersebut berbicara.
???: siapa? (segera keluar dari pintu) oh, kau lagi Dapha. Ada perlu apa, membutuhkan beberapa barang kecil lagi?
Dapha: iya Sir Mul. (memberikan kertas berisikan list barang-barang)
Sir Mul: ok, Dharrc, ambil ini, carikan barang-barang ini ya nak.
Dharrc: baik Sir. (berteriak ke arah dalam rumah) Jeynn! Bantu aku ya
Jeynn: ayo.
Sementara barangnya dicari, terjadi sedikit percakapan.
Dapha: wah, sudah ada pekerja Sir?
Sir Mul: oh, hahaha, aku hanya meminta seseorang mencarikannya, dan dapatlah mereka berdua. Ngomong-ngomong bagaimana, apakah barang-barangku berguna? Dan cukup membantu alat-alatmu?
Dapha: sangat! Tapi suka ada beberapa yang bertahan hanya sebentar. Aku masih ingin mencoba terus. Hahaha
Sir Mul: tapi skill-mu saja sudah dari tubuhmu sendiri, kenapa harus pakai alat tambahan?
Dapha: aku hanya ingin menjadi secepat mungkin. Lagipula, lariku belum begitu bagus, masih suka lelah sendiri sekitar berapa lama Sir.
Jeynn: (keluar dari pintu depan) ini Sir, sudah semua.
Sir Mul: oh, terimakasih Jeynn. (menyerahkannya ke Dapha)
Dapha: terimakasih Sir, ini rin-nya. Aku kembali ya, sampai bertemu kembali!
Dapha langsung lari begitu saja, hembusan angin membuat Sir Mul dan Jeynn goyah keseimbangannya.
Sir Mul: hei! Anak itu, selalu saja....
Begitu dapha keluar dari hutan tersebut, dia ingin berjalan ke Busda. Mencari beberapa makanan untuk dibawa pulang.
Dapha: ah, beli apa ya. Sepertinya hari ini beli ini saja dan ini (membawa 3 jenis makanan dan 2 minuman besar) ok saatnya pulang. Hmm bawaan banyak. Aku harus sedikit pelan.
Dapha kembali lari dan meninggalkan kota Busda begitu saja. Melewati perbatasan kembali lagi. Dan pulang ke kotanya di wilayah selatan, Lamtra. Kota indah gemerlap dengan lampu-lampu antik yang bergantung ditiap rumah-rumah. Dapha melalui kota dengan berlari membuat beberapa warga kaget dan berteriak, "Dapha!", "Pelan-pelan Daph!", "jangan lari sesukamu Daph!", dan sebagainya. Dan selalu dibalas Dapha dengan maaf.
Sampai di sudut timur kota, Dapha berjalan seperti biasa, membuka pintu dan masuk ke dalam.
Daph: ini kawan, sembari beli alat-alat, aku sudah mencari makan juga. Mari kita makan dulu! Hahaha
Tak berapa lama, 2 sosok pria sebaya keluar dari kamarnya masing-masing. 1 pria lebih tinggi dari Dapha, dengan pakaian stylish biru kuningnya, dengan celana bersuspender yang terikat di bagian punggung dan sisanya menjuntai ke belakang dan memakai kacamata google di keningnya. Dan 1 lagi lebih pendek dari Dapha, dengan pakaian polosnya serba hitam membuatnya menyatu dengan bayangan gelap.
Tinggi: wah, lebih lama 2 menit kurasa.
Pendek: hahaha, memang, Dapha harus bisa menghemat waktu sebaik mungkin ya, sampai menyuruh Yalken selalu.
Yalken: hei, aku hanya sekedar membantu.
Dapha: sudahlah, aku juga Cuma iseng. Ini makanlah sama-sama, Yal, Val. sudah mulai dingin terkena angin terus ini.
Pendek: memang makanan di Busda selalu enak ya.
Yalken: itu karena kita jarang makan makanan di sana, makanya terlihat enak kita kan mencari makan di sini terus Valin.
Valin: iya juga sih, benar juga katamu, hahaha....
Setelah mereka selesai makan, mereka menuju ruangan belakang, ruangan yang penuh barang-barang mekanik.
Dapha: ini, mari kita juga utak-atik ini
Yalken: mari
Valin: yo!
Berjam-jam mereka habiskan waktu tersebut. Setelahnya mereka keluar rumah, menuju lapangan di luar kota. Dan mempraktekkan beberapa alat mereka.
Dapha: ok, kali ini aku yakin, alat ini akan membantu kita semua. Pertama coba pistolmu, sudah efektif belum Yal.
Yalken: baik (mengeluarkan pistolnya yang sudah dimodif tadi) akan coba kutembakkan ke monster di sana.
Yalken menyerang dan terjadi ledakan yang cukup besar.
Yalken: ok sukses, sepertinya tidak ada kerusakan. Bagaimana penutupmu Val.
Valin: hmm, (memakai topinya yang dimodif) harusnya oke. Sini kau Daph!
Valin melihat Dapha sebentar dan menutup matanya dalam keadaan berfikir.
Valin: sepertinya, kamu ingin mencoba berlari sambil membawa seseorang. Seperti itu?
Dapha: yap betul sekali (memakai sepatu modifnya) jadi siap-siap ya
Perasaan Valin tak enak. Yalken segera bersembunyi.
Valin: eh, hei si Yalken saja, aku ingin berlatih dengan topi ini. Hei Yal!
Valin melihat ke arah Yalken yang sudah menghilang. Dan seketika Dapha sudah menarik tangan Valin dan berlari begitu saja, membuatnya panik dan berteriak, yang rasanya tidak berguna, karena suaranya tertelan dengan deru angin.
Karena tak terkontrol, Dapha menabrak pohon dekat hutan, dia berlari sudah cukup jauh. Jatuh, dan Valin bangun dalam keadaan pusing.
Val: kacau kau Daph!
Daph: hahaha (bangun). Terlalu cepat sepatu bantuan ini. Kita harus kembali ke Lamtra.
Val: aku jalan saja, duh.
Mereka berdua berjalan untuk kembali. Melewati battle kecil berdua. Dan akhirnya sampai di depan Lamtra, Yalken masih menunggu di gerbang.
Yal: lama sekali.
Daph: jalan. Mual dia.
Val: hmm.
Mereka masuk untuk beristirahat.
Daph: alat bantu kalian cukup berhasil, punyaku saja overload. Sepertinya aku memakai yang biasa saja, paling kuberi senjata saja untuk bisa jaga-jaga.
Yal: nah begitu menarik. Karena kau sendiri sudah bisa cepat. Lebih baik modif untuk senjata saja.
Daph: yasudah, kita istirahat.
Belum mereka siap tidur, suara gaduh diluar terjadi. Dapha, Yalken, Valin keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Daph: ayo keluar!
Val: sepertinya ada kekacauan.
Mereka keluar dan melihat ada kobaran api di tengah, dan sepertinya ada 2-3 rumah terbakar.
Yal: ada apa ini!
Dapha langsung pergi duluan menuju tengah kota. Yalken dan Valin menyusul.
Daph: apa-apaan ini, ada apa?
Warga A: tidak tahu, ada pasukan berzirah merah yang datang dan langsung memeras sana sini, membakar, dan bertanya.
Daph: apa yang mereka tanyakan?
Warga B: katanya mencari keberadaan Shielder.
Yal: Shielder? Tapi kenapa harus sampai seperti ini.
Capt. ???: apa pedulimu! (menghantam Yalken)
Yal: eerrggghh, sialan! (mengeluarkan senjatanya)
Yalken menembaknya dan meleset begitu saja, karena armor-nya yang keras.
Capt. ???: hahaha, tak berguna sekali. Akan kubunuh kau!
Dapha langsung memegang Yalken dan kabur begitu saja juga membawa Valin. Bersembunyi di belakang rumahnya sendiri, ada sedikit rongga jalan kecil di belakang rumahnya, seperti ruangan rahasia.
Daph: apa-apaan itu tadi. Main hajar orang.
Val: lain kali bilang kalau ingin menyelamatkan, aku cukup mual.
Yal: sialan sakit sekali. Bagaimana ini? Di mana Lady Malp, harusnya dia mengambil tindakan.
Daph: kalian di sini saja, kalau-kalau ada mereka ke sini. Aku coba cek ke kediaman beliau.
Dapha pergi langsung dan sudah di dalam rumahnya. Mencari Lady Malp tidak ada. Dapha keluar, dan melihatnya sudah diluar sedang berbicara bersama Capt. Tadi.
Lady Malp: sudah kubilang tidak ada, Capt. Aku saja tahunya shielder itu hanya legenda. Kenapa kau percaya itu.
Capt. ???: memang kalian tertinggal, yasudahlah kita bubar. Orang-orang bodoh disini tidak tahu apa-apa. Padahal lokasi salah satunya ada di area sini.
Capt. Tersebut menengok ke arah Dapha, tersenyum, dan menyerangnya terakhir. Powernya sampai menghancurkan rumah dibelakangnya. Dan tentu membuat Dapha terpental ke belakang.
Dapha: sialan! Ergh
Capt. ???: hahahaha.
Lady Malp: (menghampiri Dapha) kamu tak apa Daph? Maafkan aku.
Daph: tak apa Lady, yang penting kamu tak kenapa-kenapa. By the way, siapa dia?
Lady Malp: katanya dia anggota RDW, Capt. Rirant. Dia sedang mencari Shielder di sekitar sini katanya.
Daph: Shielder?
Lady Malp: aku tak begitu tahu apa itu.
Warga: aku pernah mendengar, itu sudah cerita lama yang sudah tak terdengar kembali. Seingatku itu adalah dewa atau pelindung atau leluhur kita yang menghidupkan kembali alam ini, planet ini, sampai kita-kita ini. Dan seingatku juga Shielder itu adalah wadah dan alat, yah seperti tempat tinggal mereka, bersemayam di sana. Kurang lebih seperti itu.
Daph: hmm, untuk apa dia mencari itu? Apapula RDW itu?
Lady Malp: kita tidak tahu, tapi kalau dilihat dampak seperti ini, sepertinya keinginan dia buruk.
Daph: sepertinya aku harus mendapatkannya lebih dahulu, sebelum dia mengambilnya. Kalau memang betul Shielder ini merupakan peranan penting di planet Areht ini.
Dapha berterimakasih dan kembali berkumpul dengan Yalken dan Valin. Membicarakan informasi yang dia dapatkan.