The Sequel of FRAGILE — ChanLix
by felbiex
⚠️⚠️⚠️
WARN!
NC SCENE! MATURE CONTENTS!
🔞🔞🔞
previous:
...Itu Yongbok. Betul-betul duplikat wajah Yongbok.
Bang Chan bahkan tidak berkedip saat menatap setiap lekuk wajah manis Felix, membuat pemuda manis itu menjadi salah tingkah karena ditatap sedemikian lekatnya.
Mulai hari ini, Bang Chan percaya dengan yang namanya reinkarnasi.
"Dad, Chan setuju kalo mau dijodohin sama Felix." Ujar Bang Chan dengan nada yakin...
⚫ MAVOURNEEN ⚫
Felix membulatkan kedua matanya terkejut, tentu saja.
Hei, lelaki gila macam apa yang langsung mengajakmu menikah di hari pertama kalian bertemu? Bahkan dengan nekat mengatakan hal itu terang-terangan di depan ayahmu? Felix speechless.
"Emm... Maaf?" Ayah Felix tampaknya bingung dengan kalimat tiba-tiba yang diucapkan Bang Chan.
Sebagai seorang pengusaha, ayah Felix tentu saja tidak ingin melewatkan kesempatan bekerjasama dengan seorang pengusaha sekaya ayah Bang Chan. Apalagi jika Bang Chan dan Felix menikah, itu akan menjadi peluang yang sangat besar untuk meningkatkan penghasilannya.
Namun sebagai seorang ayah, tentu saja instingnya tidak ingin membiarkan Felix jatuh ke dalam hal buruk apapun itu.
Ayah Bang Chan tak kalah kaget, lelaki paruh baya itu menatap anaknya dengan tatapan seakan menuntut penjelasan akan kalimat putranya barusan.
Menyadari kecanggungan yang tengah terjadi, Bang Chan dengan gugup berbisik ke arah sang ayah,
"Dad, emangnya si om ini gak mau jodohin anaknya ke Chan gitu? Kaya temen-temen kantor daddy yang lain?"
"Chan, om ini dateng cuma mau silaturahmi doank, ini temen daddy waktu SMA bukan temen kantor." Sang ayah balas berbisik, membuat Bang Chan membulatkan kedua matanya dengan kaget.
Ia sudah salah paham dan salah langkah rupanya.
"Eh, hehehe... Saya bercanda om, Felix mukanya manis sih." Chan tertawa canggung, sementara kedua pipi Felix langsung merona karena baru saja dibilang manis oleh seorang pemuda tampan.
Seketika ayah Bang Chan dan ayah Felix mengangguk-anggukan kepalanya, kedua pria paruh baya itu langsung paham jika Bang Chan tertarik pada Felix.
"Chan, ini sudah siang, coba kamu ajak Felix makan keluar?" Ujar sang ayah tiba-tiba, membuat Bang Chan langsung menatap sang ayah dengan bingung.
Begitu sang ayah mengedipkan sebelah mata ke arahnya, seketika Bang Chan sadar bahwa ayahnya itu mensupport niatnya yang ingin lebih dekat dengan Felix.
Akhirnya, Bang Chan pun mengambil kunci mobilnya dan mengajak Felix mencari makan di luar.
"Lu jurusan keperawatan ya?" Tanya Bang Chan saat ia dan Felix kini sudah berada di dalam mobil.
Felix membulatkan kedua matanya dan menatap Bang Chan dengan terkejut,
"Kok bisa tau?" Tanyanya. Felix rasa ia belum menceritakan apapun pada Bang Chan soal dirinya.
Bang Chan terkekeh pelan, ia rasa ia tidak perlu menjelaskannya karena Felix pasti tidak akan percaya.
"Gue juga tau lu suka coklat...
...dan gue tau seluruh lekuk tubuh lu." Lanjut Bang Chan dalam hati.
"Iya, bener." Felix mengangguk. "Lu cenayang ya?" Felix memiringkan kepalanya dengan bingung, membuat Bang Chan terkekeh akan kepolosan pemuda manis itu.
Di lampu merah, Bang Chan menghentikan mobilnya dan membawa tangannya meraih tangan Felix.
CHU
Bang Chan mencium punggung tangan Felix, membuat Felix makin bingung dan tidak mengerti.
"Lix, kalo lu kasih gue kesempatan buat pedekate sama lu selama 2 minggu dan kita cocok, nikah sama gue ya?"
"HAH?!"
⚫ MAVOURNEEN ⚫
TOK TOK TOK!
"Felix! Ada yang jemput tuh!"
Felix mengeryit saat mendengar suara ibunya yang mengetuk pintu kamarnya. Felix memang hari ini ada jadwal kuliah, namun ia rasa ia tidak minta dijemput oleh siapapun.
Setelah merasa penampilannya sudah rapi, Felix pun keluar dari kamarnya dan segera berjalan ke ruang tamu. Rupanya sang ayah tengah mengobrol dengan Bang Chan.
"Chan, kok kesini?" Tanya Felix dengan bingung.
"Hai, gue mau nganterin lu ke kampus." Jawab Bang Chan dengan senyum lebar yang menampilkan dimplenya.
"Tapi kan gue gak minta jemput?"
"Sstt, Felix gak boleh gitu, Chan udah dateng pagi-pagi gini loh." Sang ayah menegurnya.
Felix menarik nafas panjang, ia masih tidak percaya bahwa Bang Chan benar-benar serius dengan tawaran pendekatan 2 minggunya.
Dan di pagi itu, akhirnya Felix benar-benar berangkat ke kampus diantar oleh Bang Chan.
"Nih." Bang Chan menyodorkan sebuah wadah makan.
"Apa nih?"
"Roti bakar, gue bikin sendiri tadi." Jawab Bang Chan. "Karna gue tau lu jarang sarapan, bener?" Lanjutnya.
"I-iya bener." Felix mulai gugup, rasanya Bang Chan tahu segala hal tentangnya.
"Dimakan gih." Bang Chan pun mengusak rambut Felix sekilas, kemudian kembali fokus pada jalanan di depannya.
"Lu emang gini ke semua orang?" Tanya Felix sambil menggigit rotinya.
"Hah? Gini gimana?"
"Ya... Gini, over-care. Ngejemput tanpa diminta, ngasih sarapan tiba-tiba." Jelas Felix.
"Haha, gue kan udah bilang Felix, gue mau pedekate sama lu." Bang Chan terkekeh.
"Umm, jadi lu udah sering pedekate kaya gini ke berapa cewek?" Felix bertanya lagi.
Bagus, pasti sekarang Felix berpikir bahwa Bang Chan merupakan tipe pemuda playboy yang suka menebar pesona ke banyak gadis.
"Sayangnya ini pertama kali, dan baru ke lu doank." Jawab Bang Chan dengan jujur.
"Kalo gue gak percaya?"
"Ya gapapa, lu gak harus ngerespon usaha gue sekarang kok, gue masih punya sisa 13 hari." Jawab Bang Chan santai.
Oke, sepertinya Bang Chan memang benar-benar serius.
⚫ MAVOURNEEN ⚫
Felix tiba di kampusnya diiringi tatapan kagum dan terkejut dari ratusan pasang mata. Pasalnya, Felix tiba diantar oleh Bang Chan, putra salah satu pengusaha paling berpengaruh di negara itu.
Begitu Bang Chan turun dari mobilnya dan berjalan memutar hanya untuk membukakan pintu mobil bagi Felix, tatapan kagum dari ratusan orang itu meningkat berkali-kali lipat. Felix langsung dapat mendengarkan berbagai bisikan dari sekelilingnya.
"Nanti pulang kampus jam berapa?" Tanya Bang Chan. Nampaknya ia tidak peduli dengan kasak-kusuk di sekitarnya, fokusnya benar-benar hanya pada Felix.
"Jam 11.00, kenapa?" Felix bertanya balik.
"Pinjem hape lu donk?" Bang Chan mengulurkan tangannya.
Felix menurut, pemuda itu mengeluarkan ponselnya dari saku dan menyodorkannya ke arah Bang Chan.
"Nah, ini gue udah ngesave nomor gue. Ntar kalo udah pulang chat aja ya biar gue jemput." Bang Chan tersenyum.
"Ck, Chan gue gak mau ngerepotin lu, gue bisa-"
"Ssttt, gue gak repot sama skali, oke?" Bang Chan menangkup kedua pipi Felix secara tiba-tiba, membuat Felix terkejut sementara kerumunan di sekitar mereka semakin riuh melihat moment tersebut.
"Ta-tapi..."
"Udah, gak ada tapi-tapian. Gue jemput, fix." Bang Chan mengedipkan sebelah matanya ke arah Felix, kemudian kembali masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan kendaraan beroda 4 tersebut setelah melambaikan tangannya ke arah Felix melalui jendela mobil.
"Lee Felix, you need to explain." Jisung, seorang teman sekelas sekaligus sahabatnya mendekat sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"What?" Felix blank.
"Lu secepat itu move on dari Hyunjin?" Tanya Jisung.
"BITCH, GUE SAMA HYUNJIN GAK ADA APA-APA LAGI!" Jerit Felix dengan kesal.
⚫ MAVOURNEEN ⚫
"Felix!" Felix menoleh saat mendengar seseorang memanggil namanya, namun rautnya seketika berubah datar saat melihat bahwa itu Hyunjin, mantan kekasihnya yang baru ia putuskan sekitar seminggu yang lalu.
"Apalagi sih?"
"Hehe, aduh bener ya ternyata kalo udah putus mantan makin cantik aja." Hyunjin menyengir lebar walaupun Felix sudah memberinya tatapan tajam.
"Lu kalo gak ada urusan apa-apa mending pergi deh, gue ada kelas." Balas Felix tegas.
"Ada, gue mau ngajak lu makan ntar siang, mau ya?" Ajak Hyunjin.
"Gak bisa, makan sama temen-temen lu aja atau sama cewek yang ciuman sama lu minggu lalu." Balas Felix sarkas.
"Astaga Lix, masih dibahas aja. Oke kita skarang mantan, tapi kita tetep bisa temenan kan? Apa salah gue ngajak temen gue makan?" Hyunjin memasang wajah sendu.
"Ya gak salah, tapi gue gak mau makan sama lu. Jadi lu cari temen lain aja." Felix pun melangkah masuk ke kelasnya meninggalkan Hyunjin yang masih memandangi punggungnya.
"Tunggu aja Lix, kalo gue gak bisa dapetin lu lagi secara baik-baik, gue bisa pake cara kasar." Monolog Hyunjin.
⚫ MAVOURNEEN ⚫
Bang Chan tidak bergurau, pemuda itu betul-betul menjemput Felix setelah menyelesaikan perkuliahannya. Padahal jarak kampusnya dan kampus Felix memakan waktu sekitar 20 menit, dan Bang Chan sudah sangat lapar karena pagi tadi ia tidak sempat sarapan apapun.
Begitu tiba di area kampus pemuda manis itu, Bang Chan tersenyum saat melihat Felix yang tengah berdiri di depan gerbang kampus dengan wajah menunduk karena sibuk bermain ponsel. Ah ya, Bang Chan ingat Felix belum menghubunginya namun Bang Chan sudah tiba saja sebelum diminta.
"Felix!" Felix mendongak, menatap wajah Bang Chan yang muncul dari jendela mobil.
Baru saja Felix hendak melangkah, lengannya ditahan oleh seseorang.
"Lu ada hubungan apa sama dia?" Felix menoleh, Hyunjin menatapnya dengan tajam.
"Why don't u mind your own business instead of fucking care about another person's business?" Balas Felix.
"Dia pacar baru lu?" Hyunjin tetap bertanya, menanti jawaban dari Felix.
"Hyunjin lepasin gue."
"Jawab dulu?"
"Lepasin gue."
"Gak."
"HWANG HYUNJIN LEPASIN GUE!" Felix meninggikan suaranya.
Hyunjin tidak menurut, pemuda itu menarik dagu Felix dan menyatukan kedua bibir mereka secara tiba-tiba, membuat Bang Chan yang masih berada di dalam mobilnya terkejut.
"Felix udah punya pacar ya..." Monolog Bang Chan dengan suara lirih.
PLAK!
Felix mendaratkan tamparannya di pipi Hyunjin.
"BASTARD! WHAT ARE YOU DOING?!"
"Gue masih sayang sama lu Lix, please kasih gue kesempatan sekali lagi?" Pinta Hyunjin sembari menatap kedua manik Felix.
Merasa eksistensinya tidak dihiraukan dan tampaknya Felix tengah sibuk dengan seseorang yang Bang Chan pikir 'kekasih' Felix, Bang Chan pun menyalakan kembali mobilnya dan pergi dari sana.
Felix membulatkan kedua matanya saat melihat mobil Bang Chan pergi, seketika pemuda manis itu panik karena ia yakin Bang Chan sudah salah paham.
"Tuh kan lu sih!" Felix mendorong dada Hyunjin dengan seluruh tenaganya, kemudian pemuda itu berlari untuk menghentikan taksi dan sesegera mungkin menyusul mobil Bang Chan.
"Lu udah gak ada kesempatan lagi, Hwang." Ujar Jisung yang sedaritadi memperhatikan kejadian tersebut sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
⚫ MAVOURNEEN ⚫
Bang Chan tiba di depan gerbang rumahnya bertepatan dengan taksi yang dinaiki Felix, pemuda manis itu segera membayar taksinya dan turun kemudian berlari mendekati mobil Bang Chan.
"Chan, turun bentar? Gue mau ngomong." Pinta Felix dengan panik, pelipisnya dipenuhi peluh.
Bang Chan tidak menurunkan kaca mobilnya, namun pemuda itu dapat melihat jelas raut panik di wajah manis Felix. Bang Chan jadi kasihan juga, akhirnya ia menurunkan kaca mobilnya.
"Masuk aja, gue markir mobil ke basement dulu." Ujar Bang Chan.
"Oke." Felix menurut, kemudian segera masuk ke halaman rumah Bang Chan dan menunggu di teras.
Kebetulan rumah Bang Chan sedang sepi. Sang daddy bekerja, dan hanya ada seorang pembantu serta seorang tukang kebun yang mengurus rumah itu.
Tak lama kemudian, Bang Chan muncul dari dalam rumah, karena pemuda itu tadi memang masuk lewat basement.
"Sini masuk." Ajak Bang Chan.
Felix kembali menurut, pemuda manis itu pun melepaskan sepatu pantovel putihnya dan mengikuti Bang Chan masuk ke dalam rumah mewah pemuda itu.
"Chan, yang tadi itu bukan siapa-siapa gue." Felix berbicara to the point setelah duduk di sofa.
"Really? But u both did a kiss." Jawab Bang Chan santai.
"Yeah he is..." Felix tampak ragu. "Hhh... He is my ex."
Bang Chan terkejut, pemuda itu menatap wajah manis Felix.
"Wow? Kapan putus?" Bang Chan mulai penasaran.
"Eum... Sekitar minggu lalu, tapi dia kaya orang gila, masih ngejar-ngejar gue." Felix memutar bola matanya malas.
Well, sekarang Felix terlihat seperti seseorang yang sedang menjelaskan suatu hal pada kekasihnya yang cemburu, padahal Bang Chan baru saja memulai misi pendekatannya pada hari itu.
"Jadi lu single kan?" Bang Chan bertanya memastikan.
"Sure! Gue bukan player, gue gak bakal nyetujuin tawaran pedekate lu kalo misalnya gue taken." Balas Felix sambil mempoutkan bibirnya.
"Okay, I'm happy now." Bang Chan tersenyum lebar dan mendekati Felix, kemudian mencubit gemas kedua pipi pemuda manis itu.
⚫ MAVOURNEEN ⚫
Tak terasa seminggu sudah berlalu, ini hari ke-10 dari kesepakatan 2 minggu pendekatan yang Bang Chan minta.
Bang Chan senang, sebagian besar karakter Felix sangat mirip dengan Yongbok, jadi Bang Chan tidak perlu terlalu susah payah untuk mengenali karakter si manis itu.
"Hei, want a bite?" Tanya Felix yang mendudukkan bokongnya di pangkuan Bang Chan dengan tiba-tiba sambil menyodorkan sepotong es krim.
Kebetulan siang ini Bang Chan berkunjung ke rumah Felix untuk menemani calon kekasih(atau istri?)nya itu karena kedua orang tua Felix sedang ada urusan di luar kota selama 3 hari, dan ayah Felix pun sudah meminta tolong pada Bang Chan untuk menjaga putranya tersebut.
"Sure." Bang Chan mengangguk, membuka lebar mulutnya dan menggigit es krim yang Felix sodorkan.
"Chan! U eat too much!" Felix kesal, pemuda itu mempoutkan bibirnya di hadapan wajah Bang Chan.
CHU
Bang Chan mencuri satu kecupan dari bibir Felix, ia selalu dibuat gemas akan tingkah pemuda manis itu.
"Beli lagi kalo abis, jangan kaya orang susah. Lu calon istri dari anaknya salah satu pengusaha terkaya di Australia." Bang Chan menaikturunkan kedua alisnya dengan sombong.
"Ck, gitu terus. Gue udah bilang gue gak suka kalo lu sombong, belom aja gue tolak." Felix merotasikan kedua bola matanya.
"Haha, iya iya gue bercanda." Bang Chan terkekeh. "Btw, lu gak bakal bisa nolak gue." Bang Chan menyampirkan poni Felix.
"Kenapa gitu pede banget?" Felix memiringkan kepalanya.
"Karna lu udah jatuh ke pesona gue, right?" Lagi-lagi Bang Chan menyombongkan diri, membuat Felix makin kesal.
"Musnah aja sana!" Felix pun turun dari pangkuan Bang Chan dan berjalan ke dapur untuk mengambil es krim baru di kulkas. Bang Chan menggigit 3/4 bagian dari es krimnya.
Dari tempat duduknya, Bang Chan menjilat bibir bawahnya. Lekuk tubuh Felix sedikit menggoda, ditambah si manis itu hanya mengenakan sebuah hotpants yang jauh di atas lutut dan sebuah kaos berkerah cukup lebar.
Begitu Felix kembali dari dapur dan kembali mendudukkan diri di pangkuannya, Bang Chan menatap lekat wajah si manis itu.
"Apa?" Felix berkedip polos, lidahnya sibuk menjilat setiap bagian es krim tanpa mempedulikan sekeliling bibirnya yang kini berlepotan.
"Hhh... No." Bang Chan menggelengkan kepalanya, berusaha mengembalikan kewarasannya. Ia sudah bertekad bahwa ia tidak akan melakukan hal apapun pada Felix sebelum pemuda itu resmi menjadi kekasihnya.
"Want a bite?" Lagi-lagi Felix menawarkan es krimnya, padahal ia sendiri tadi kesal karena Bang Chan menggigit terlalu banyak.
"Gak, abisin aja buat lu." Bang Chan tersenyum lembut dan mengusak rambut pirang Felix.
"How about you bite my lips?" Felix mengedipkan sebelah matanya.
See? Felix tidak sepolos yang Bang Chan kira.
⚫ MAVOURNEEN ⚫
Felix meremas rambut Bang Chan saat pemuda itu kini tengah memagut bibirnya. Keduanya kini terlibat dalam sebuah ciuman panas, saling menghisap dan menggigit bibir satu sama lain, dan Felix pun memejamkan kedua matanya menikmati ciumannya dan Bang Chan.
Bang Chan menjilati seluruh area bibir Felix, menyesap rasa manis dari es krim yang baru saja dimakan pemuda itu, kemudian membawa lidahnya mengetuk belah bibir Felix hingga si manis itu membuka bibirnya dan membiarkan lidah Bang Chan mengajak lidahnya bergulat.
"Eunghh..." Felix mengeluarkan desahan halusnya, pemuda manis itu mengalungkan kedua tangannya di leher Bang Chan dan sesekali meremas rambut serta pundak pemuda tampan itu.
Tak lama kemudian, Bang Chan melepaskan ciuman mereka karena merasa nafas Felix sudah memendek.
Felix terengah, kedua maniknya tampak sayu dengan bibir yang membengkak dan mengkilap akibat ciuman panas mereka.
"Sorry, gue nyaris aja khilaf." Bang Chan mengusap sudut bibir Felix dengan ibu jarinya.
"Kenapa gak dilanjutin?" Tanya Felix.
"No, gue gak mau ngapa-ngapain lu sampe kita ada hubungan resmi." Jawab Bang Chan.
"Lu gak mau resmiin gue sekarang aja?" Tanya Felix lagi.
Bang Chan terkejut, pemuda itu membawa kedua pundak Felix menghadap ke arahnya.
"Lu yakin mau nerima gue?" Tanya Bang Chan dengan serius.
"Emangnya lu mau ditolak?" Felix bertanya balik.
"Ya jangan! Gue sayang sama lu, gue siap jadi pendamping lu, jadi kalo gue nyatain skarang... Lee Felix, would you be mine?" Bang Chan menatap lekat kedua manik Felix, dan Felix dapat melihat kesungguhan disana.
Tanpa ragu, Felix mencium kilat bibir Bang Chan sebelum mengangguk diiringi senyuman manis.
"Sure, I would."
Bang Chan tersenyum, ia tidak pernah merasa sebahagia ini. Pemuda itu memeluk erat tubuh Felix, membiarkan wajah manis itu terbenam di dada bidangnya.
"So? Can we continue our business?" Tanya Felix sambil mendongak dan tersenyum nakal ke arah Bang Chan.
"Damn, you really want to do that?" Bang Chan menyeringai.
"Why not, sir? Broke my hole with your big dick." Felix kembali mengalungkan kedua tangannya di leher Bang Chan.
"As your wish, senõrita. But please don't regret it." Bang Chan pun mengangkat tubuh Felix, menggendong pemuda manis itu ala koala dan berjalan ke arah kamar Felix.
⚫ MAVOURNEEN ⚫
Felix meremas kuat sprei ranjangnya saat Bang Chan tengah mengulum penisnya. Pemuda tampan itu membiarkan kedua kaki Felix berada di atas kedua pundak telanjangnya sementara ia memberikan blowjob pada penis si manis itu.
"Anghhh Chanhh... Fasterhh..." Nafas Felix terengah, tangan mungilnya memilin nipplenya sendiri sementara tangannya yang lain meremas rambut Bang Chan demi melampiaskan kenikmatan yang dirasakannya.
Tak lama kemudian, Felix menyemburkan spermanya memenuhi mulut Bang Chan. Bang Chan meneguk seluruh cairan kental tersebut, kemudian menjilati ujung penis Felix hingga bersih.
"You taste sweet, all of your body taste sweet." Bang Chan menciumi perut hingga bagian dada Felix, hingga wajahnya tiba kembali di atas wajah Felix.
Felix tersenyum, Bang Chan terlihat sangat menggoda. Hanya dengan melihat wajah tampan Bang Chan saja penisnya sudah kembali menegang.
"Then, would u like to eat me up... Daddy?" Felix menggigit bibir bawahnya dengan senyum menggoda.
Bang Chan terkekeh pelan, terkejut juga dengan Felix yang memanggilnya daddy. Namun ia menyukainya.
"Sure, prepare yourself, babyboy." Bang Chan pun kembali mempertemukan bibirnya dan Felix, memagut bibir si manis itu hingga Felix kewalahan membalas ciumannya.
Bang Chan membawa kedua kaki Felix melingkar di pinggangnya sementara ia mulai mengarahkan penisnya memasuki hole pemuda itu.
"Ngghh..." Felix tersentak dalam ciuman mereka saat merasakan perih di holenya.
"Ssttt, calm down." Bang Chan menciumi seluruh wajah Felix, berusaha membuat pemuda manis itu relax.
"Anghhh d-daddyhh..." Felix mendesah saat ujung penis Bang Chan berhasil menyentuh sweetspotnya.
Demi memastikan, Bang Chan menumbuk titik yang sama dengan penisnya kembali untuk beberapa kali.
"AKHHH! THEREEH! MOVEHHH..." Felix mendesah kencang, dan Bang Chan tersenyum puas karena berhasil menemukan sweetspot si manis itu.
Tanpa diminta 2 kali, Bang Chan mulai memajumundurkan penisnya, menggempur hole Felix dengan ritme pelan.
"Akhhh nghhh.... Daddyhh..." Tubuh Felix terhentak ke atas dan ke bawah, pemuda manis itu meremas pundak Bang Chan sembari melakukan handjob pada penisnya sendiri.
"Sshhhh.... So tighhtt..." Bang Chan mempercepat gerakan penisnya saat hole Felix mulai licin akibat cairan precumnya, tubuh Felix semakin terhentak karena Bang Chan yang menggempurnya dengan brutal.
"Nghhh daddyhh... I wanna cumhh..."
"Aakhhh... Waith for me..." Bang Chan semakin mempercepat gerakannya, hingga akhirnya kedua pemuda itu memuntahkan spermanya dalam waktu yang hampir bersamaan.
Felix terengah, begitupun Bang Chan. Bang Chan pun ambruk di samping Felix dan membawa tubuh Felix agar berbaring semakin dekat dengannya.
"Do you like it?" Tanya Bang Chan.
"What? Your penis? Yes, I like it more than ice cream." Jawab Felix santai, membuat Bang Chan terkekeh akibat kalimat frontal Felix padanya.
Kedua pemuda itu pun terlelap kelelahan sembari berpelukan setelah Bang Chan menarik selimut untuk menutupi kedua tubuh mereka.
⚫ MAVOURNEEN ⚫
"The fuck boi, lu dapet kissmark-kissmark itu darimana?!" Jisung terkejut saat bertemu Felix di akhir perkuliahan dengan leher yang dipenuhi kissmark, bahkan pemuda manis itu tampak tidak berusaha menutupinya.
"Ini? Dari calon suami donk." Jawab Felix santai, senyuman manis tak lepas dari bibirnya.
"Lu serius sama Bang Chan?" Jisung memastikan.
"Sure, gue bahkan gak pernah seserius ini." Jawab Felix dengan yakin.
"Hhh... Semoga lu bahagia deh, semoga Bang Chan emang yang terbaik buat lu." Jisung mengusap pundak Felix.
"Uwuu thank youu." Felix pun memeluk Jisung, sahabatnya yang selalu bersamanya sejak awal semester tersebut.
Tak lama kemudian, muncul mobil Bang Chan yang hendak menjemput Felix. Namun saat pemuda itu turun, ada pemuda lain yang turun dengannya.
"Loh, kok Minho ikut?" Felix mengeryit bingung saat Bang Chan dan Minho mendekat ke arahnya.
"Gue mau balas budi, Minho yang udah bantu gue bisa ketemu sama lu." Jelas Bang Chan, walaupun ia yakin Felix tidak akan paham maksudnya.
"Hah gimana?" Felix tampak blank, namun Bang Chan hanya terkekeh.
"Ho, tuh orangnya, namanya Jisung." Bang Chan menunjuk ke arah Jisung yang masih berdiri di belakang Felix, membuat pemuda manis berpipi chubby itu bingung saat Bang Chan dan Minho menatap ke arahnya.
"Manis juga, boleh deh Chan, gue mau." Minho pun mengangguk senang.
"IH KALIAN NGERENCANAIN APA?!" Felix tampak kesal, tidak terima jika sahabatnya hendak dijadikan objek aneh-aneh, apalagi Felix kenal Minho merupakan profesor gadungan.
"Ssstt udah ayo kita beli cincin, biarin Minho pulang sama Jisung, oke?" Bang Chan pun merangkul pundak Felix dan membawa pemuda manis itu ke arah mobilnya, membiarkan Minho memulai proyek barunya bersama Jisung.
END
[felbiex©190707]
Hope you like it! See you on the next project 😆💕