抖阴社区

Let's play (TELAH TERBIT)

By biyaaahere

91.4K 2.9K 200

SEBAGIAN BESAR CHAPTER DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN Trigger Warning! cheating, toxic relationships, ma... More

Prolog
02 Price that must be Paid
03 Baby Monster
04 Bigger & Deeper
05 Prepare yourself, pretty
06 Need some Heal
07 Mine
08 Private
Cast Let's Play
09 Desire
10 Let's Get Married
11 Romantic Dinner
12 Trust Issue
13 I Trust You
14 My El
15 Go Away Rain!
16 Sick
17 Don't Let Me Go
18 Fuck Off
19 Don't Touch Me
20 Dancing in the moon
21 Sava : be your guitar
22 Mark : Her
23 I'II Do Everythings for You
24 Just a Partner, right?
25 Like Crazy
26 Sweet Key
Free E-book
27 Still With You
28 Lock
29 Show me!
30 Almost
31 One Step Closer
32 Liar
33 Bitter Key
34 She's totally not kidding
35 Bitter, Sweet, Rain (Last Page)
OPEN PO
Shopee & Tokopedia!
Beli SET dapat EMAS

01 Let's Play Sir?

20.4K 584 21
By biyaaahere

Dalam sebuah ruangan persegi panjang minimalis nan mewah di mana sebagian besar ruangan di dominasi oleh bahan kaca baik itu berwarna bening maupun hitam. Seorang pria dengan tubuh tinggi nan tegapnya berkomat-kamit di depan. Hanya ia yang berdiri di depan, dengan tangan yang terus melayang di udara memperagakan apa yang ia ucapkan. Layar putih di dekatnya menampilkan kurva lengkap dengan garis lurus, melengkung, dan garis titik-titik serta beberapa huruf pada titik tertentu . Orang awam mungkin tidak akan mengerti maksud dari gambar itu. Berbeda dengan orang yang memang bergelut di bidangnya, seperti yang di lakukan pria ini.

Dengan lincah lidahnya mempermainkan kata-kata membuat orang-orang di sana yang sedang duduk mengangguk mengerti, beberapa menatap dengan serius, namun ada juga yang mengerutkan keningnya tidak mengerti. Tanpa harus di beritahu, lelaki yang sedang menjelaskan itu tersenyum ia paham mungkin bahasanya terlalu berat maka dengan sabar ia mengulang lagi apa yang sudah ia katakan sebelumnya namun menggunakan bahasa yang lebih sederhana. Setelah melihat orang yang sempat mengerutkan keningnya kini tersenyum dan mengangguk mengerti barulah ia berhenti. Karena bersamaan dengan itu tugasnya dalam mempresentasikan proyeknya selesai.

Kening mulusnya yang nampak karena rambut hitam lurus nan cukup panjang indahnya tersisir rapi kebelakang. Bulir-bulir kecil keringat mulai menghiasi kening itu, namun bukannya membuatnya nampak lusuh malah membuatnya semakin sexy. Belum lagi dengan keringat yang keluar dari pori-pori lehernya juga saat pria itu menelan air ludahnya membuat sesuatu yang menonjol di sana ikut bergerak menunjukkan kejantanannya. Membuat para perempuan yang hadir di sana hampir pingsan karena tak bisa bernafas. Belum lagi dagu yang cukup runcing layaknya pahatan dewa Yunani.

Harus di akui selain dengan proporsi tubuh yang ideal, visual wajah yang tak perlu di ragukan lagi, dan prestasi di usia mudanya sudah lebih dari cukup untuk di acungi jempol. Di usianya yang ke dua puluh lima ia sudah menjadi pemimpin dalam perusahan besar warisan sang ayah. Tak hanya itu ia juga sudah memegang banyak resort yang tersebar di pulau-pulau indah yang terkenal akan pantainya atau destinasi liburannya. Khusus untuk usaha resortnya itu murni berasal dari usahanya sendiri tanpa campur tangan keluarganya. Maka tak heran jika banyak teman dari orang tuanya memperkenalkan putri mereka padanya dengan harapan anak mereka akan bersanding dengannya lalu hidup terjamin juga secara tidak langsung mereka dapat merasakan kenikmatan itu. Cih, ia sangat tidak sudi akan itu.

Tiba-tiba saja suara tepuk tangan menggema dalam ruangan itu seseorang yang duduk di dekatnya namun berseberangan berdiri lalu mengulurkan tangannya dengan sigap ia sambut uluran tangan itu lalu keduanya tersenyum dengan tangan yang sempat di hentakkan namun tak terlepas. Pertanda yang sangat amat baik. Tak lama surat kontrak di tanda tangani. Pria yang menjelaskan tadi bukan main girang bahagia, hanya dengan goresan pena di atas matrai itu saja sudah cukup membuatnya hampir tak bisa bernafas namun ia pandai memainkan ekspresi sehingga yang nampak hanyalah senyum yang mengembang karena suatu ketidak mungkinan ia berloncat-loncat kegirangan di sana.

Berhasil. Ia telah berhasil meyakinkan investor akan proyek terbarunya. Bahkan tak
tanggung-tanggung investor itu menyuntikkan dana dalam jumlah yang besar. Tak ada yang perlu di khawatirkan mengingat betapa pesatnya usaha yang ia lakukan sekarang membuat banyak investor berlomba-lomba menggaet usahanya. Pria tadi juga tidak menyangka bahwa hal ini akan terjadi padanya, semua terjadi begitu cepat namun ada pepatah yang mengatakan bukan jika kerja keras tidak akan membohongi hasil.

Jika harus di ingat kembali bagaimana perjuangan ia sebelumnya maka tidak heran jika ia bisa memperoleh posisi seperti sekarang. Sejak sekolah menengah sampai kuliah ia selalu mendapat nilai yang bagus bahkan lulus kuliah selama tiga setengah tahun dengan ipk yang sempurna. Banyak tawaran kerja yang menghampirinya, puluhan kertas tawaran pekerjaan dari berbagai perusahaan ternama memenuhi mejanya. Tentu saja tidak ada satupun yang ia pilih karena ia sudah di tetapkan untuk satu tujuan yaitu melanjutkan perusahaan ayahnya yang sudah di tinggal oleh sang empunya beberapa tahun lalu.

Pria paruh baya yang duduk di salah satu kursi berjalan menghampirinya, orang lain yang tadi berada di sana sudah keluar hingga tersisalah mereka berdua saja. Senyum merekah tidak hilang dari wajah yang sudah mulai berkerut itu dengan mata yang berbinar tetap melangkah maju menuju cucunya yang masih terpaku di tempatnya dengan sebuah map yang berisi kertas yang telah di tanda tangani oleh investor besar. Pria paruh baya itu langsung memeluk pria muda tadi dengan bangga.

"Selamat Mark. Kakek bangga padamu." ucap sang kakek sambil menepuk-nepuk punggung cucunya.

"Aku tidak percaya ini akan terjadi, sungguh kejadian yang luar biasa." kata Mark masih tidak percaya.

Kakeknya melepaskan pelukan mereka, ia menatap cucunya dengan bangga.

"Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan anggap saja ini adalah hari liburmu. Rayakanlah keberhasilanmu malam ini, kau boleh mengadakan party di masion atau kau ingin bermain-main di club langgananmu itu terserah. Kakek mengizinkanmu untuk malam ini saja, tapi ingat kakek tidak ingin melihat suatu hari seorang perempuan datang dengan perut buncit ke rumah lalu menangis-nangis meminta pertanggung jawaban. Maka detik itu juga kau di coret dari keluarga besar Hille." kata kakek dengan penuh penekanan.

"Siap kakek. Tentu saja aku akan merayakannya. Apa kakek ingin ikut?" tanya Mark ya siapa tahu kakeknya ingin merehatkan diri sejenak dari semua rutinitasnya dengan gaya anak muda.

"Tidak, kakek akan membawa nenekmu ke suatu tempat dan kemungkinan akan menginap untuk beberapa hari. Jadi jangan membuat kekacauan selama kami pergi atau kau akan di marahi oleh nenekmu." tegas kakek sekali lagi.

"Oh kakek tenang saja, semuanya akan aman terkendali. Memangnya kakek dan nenek mau kemana?" tanya Mark.

"Nenek ingin berlibur ke New Zeland dan kakek sudah berjanji akan mengajaknya ke sana jika kau berhasil mengaet investor besar. Sebenarnya itu bukanlah hal yang sulit jika melihat dari kemampuanmu, namun kakek hanya ingin memastikan kau benar-benar layak sebelum kami pergi."

"Siapa dulu cucumu. Tidak ada yang perlu di khawatirkan kakek hanya perlu berbulan madu bersama nenek dengan sukacita tidak perlu memikirkan cucu kesayangan kalian ini aku akan baik-baik saja selama kalian pergi. Tapi aku tidak ingin mempunyai bibi atau paman baru lagi setelah kalian pulang kemari."

Kakek Mark langsung memukul Mark menggunakan kertas yang ada di dekatnya. Mulut cucunya ini tidak pernah bisa di kontrol sejak dulu selalu saja berbicara sesuka hati tanpa memikirkan orang lain.

"Mark, kakek akan memberitahu pada nenek jika kau berkata seperti itu lagi. Lagipula kami hanya ingin menikmati hari tua di tempat yang nenek ingini bukannya berbulan madu layaknya sepasang suami istri yang baru saja menikah. Seharusnya kaulah yang berbulan madu, ajaklah kekasihmu ke masion untuk meminta restu kami, maka tidak lama sebuah acara besar sepuluh hari sepuluh malam akan di laksanakan dan kau akan berbulan madu seperti perkataanmu."

Kali ini Mark yang kalah telak. Jika sudah berbicara tentang pernikahan suci ini ia tidak bisa melawan. Ia tidak mempunyai kekasih dan ia tidak memperdulikan itu. Namun kakek dan neneknya selalu saja bertanya kapan ia membawa seorang gadis untuk makan malam bersama membicarakan hal yang serius, acara pernikahan, sampai-sampai keinginan mereka agar Mark mempunyai anak karena sang nenek sudah lama tak menimang bayi. Ia sangat merindukan moment itu. Saat Mark berani maka ia akan menjawab dengan menyuruh neneknya pergi ke panti asuhan barang kali saja ada anak bayi di sana. Ya kan biasanya ada saja anak bayi yang masih polos tak berdosa di tinggal di sembarang tempat hingga berakhir di titipkan ke panti asuhan. Yang langsung di hadiahi sebuah jitakkan di kepala Mark oleh sang nenek. Karena ulah macam-macam yang di lakukan cucunya itu.

Terlepas dari hal di atas Mark sangat menyayangi kakek dan neneknya, kedua orang itu telah menjaga dan merawatnya sepenuh hati. Ibunya telah meninggal setelah melahirkan dirinya, sementara sang ayah meninggal tepat sehari setelah wisudanya. Seharusnya hari itu mereka merayakan kelulusan Mark dengan pesta meriah yang besar, namun seketika berubah menjadi kelam dan suram saat tiba-tiba saja ada yang menelpon jika ayahnya kecelakaan dengan mobilnya yang tertabrak oleh truk bermuatan besar. Padahal beberapa saat lalu ayahnya menelpon jika ia sedang dalam perjalanan pulang menuju masion tempat acara di adakan. Namun, tak lama malah pihak rumah sakit yang menelpon kediaman keluarga besar Hille membuat pesta itu seketika terhenti dan keluarga Hille dengan wajah pucat berlomba-lomba lari menuju mobil untuk berangkat ke rumah sakit mengabaikan suluruh tamu yang ikut kebingungan. Namun setelah salah satu pengumuman dari pembantu besar di sana yang sekaligus menjadi panitia untuk acara itu para tamu mengerti dan keluar satu per satu dari masion ikut berduka. Sejak itulah Mark hanya di temani oleh kakek dan neneknya. Mark bersyukur memiliki nenek yang dengan telaten merawatnya sejak kecil membiarkan dirinya merasakan bagaimana kasih sayang dari seorang ibu walaupun dengan wujud seorang nenek. Itulah alasannya kenapa ia selalu bekerja keras, didikkan kakek-neneknya dan pengalamannya telah mengajarkan banyak hal hingga terbentuklah Mark yang sekarang.

"Baiklah-baiklah. Aku kalah." jawab Mark pasrah.

"Jadi kau akan membawa seorang gadis?" tanya kakek.

"Iya."

"Kapan? Kami akan membuat acara kecil-kecilan untuk menyambutnya atau perlu kami tunda kepergian kami demi menyambutnya?" tanya sang kakek.

"Tidak perlu seperti itu kek. Kakek nikmati saja liburan bersama nenek di hari tua. Lagipula aku akan membawanya tahun depan."

"Sejak dulu kau katakan tahun depan - tahun depan. Sudah berapa tahun berlalu, sudah berapa banyak kembang api yang ledakkan, sudah berapa banyak uban tumbuh di kepala kakek tapi kau tidak pernah membawa seorang gadispun ke rumah. Apa kau mau nanti saat kau menikah tidak ada kakek dan nenek yang menyaksikanmu huh? Apa kau mau menikah sebatang kara tanpa satupun keluarga yang melihatnya? Pasti itu sangat menyedihkan jika benar-benar terjadi."

Selalu saja perkataan terakhir yang selalu membuat Mark benar-benar tidak bisa mengelak lagi. Baik kakek ataupun neneknya sama saja, jika mereka sudah bosan berbicara pada Mark untuk membawa seorang gadis maka dengan senang hati mereka mengeluarkan kalimat andalan dengan membicarakan umur mereka yang sudah tidak lama lagi lah atau usia mereka yang terus menua lah. Membuat kepala Mark semakin pusing. Ia bukanlah tipe orang yang suka akan sesuatu yang serius, ia itu masih suka bermain-main. Sesuatu yang serius, berkomitmen, dan sejenisnya bukanlah gaya Mark. Ia pikir masa mudanya terlalu indah jika harus di sia-siakan begitu saja. Membayangkan dirinya nanti menikah, memiliki seorang istri yang menunggunya pulang kerja pasti akan membuatnya merasa terkekang. Dengan begitu ia tidak bisa minum-minum dengan teman-teman di club langganannya apalagi bermain-main dengan jalang yang sangat menggoda di sana. Argh. Membayangkannya saja membuat Mark pening. Itulah alasannya tidak ingin menikah muda, atau mungkin ia tidak akan menikah sampai kapanpun. Cukup bermain-main saja dengan jalang di sana jika ia ingin, masalah urusan rumah ia punya pembantu, dan jika ia kelelahan ia bisa pergi ke tempat pemijatan. Tak ada yang tidak bisa, semuanya telah tersedia jadi tidak ada hal yang sulit untuknya. Dengan kekayaan yang ia miliki saat ini maka tidak ada yang perlu di khawatirkan bahkan sampai tujuh turunannya nanti.

"Baiklah-baiklah aku akan membawa seorang gadis namun Mark tidak berjanji itu kapan."

Itu hanyalah bualan Mark semata agar kakeknya berhenti menanyakan hal seperti tadi yang selalu membuat telinganya terasa panas. Ini adalah pilihan terakhir agar ia tidak di tanyai akan hal yang serupa lagi.

"Bagus, kakek dan nenek menunggunya. Awas kau berbohong, bersiaplah untuk menghadapi nenekmu. Kakek pamit dulu, kami langsung berangkat hari ini. Nikmatilah pesta keberhasilanmu dan jangan lupa pesan kakek."

Kakek Mark telah melangkah pergi, meninggalkan Mark. Ia harus bersiap-siap untuk liburan bersama istri tercintanya. Istrinya pasti akan senang mendengar kabar ini, tak sabar rasanya melihat senyum di wajah sang istri.

"Tantu. Hati-hati kek, jaga nenek dengan baik dan pulanglah dengan selamat." teriak Mark.

Sang kakek hanya menaikan jempolnya pertanda jika ia mendengar. Namun badannya tetap berjalan maju tanpa menoleh cucunya di belakang yang meneriakinya.

••••••••••

Cahaya remang-remang di bantu dengan lampu kelap-kelip warna warni manghiasi ruang yang penuh manusia yang sedang sibuk dengan dunia mereka. Dunia gelap nan menyenangkan jauh dari kata suci yang lebih layak untuk di sandingkan dengan dunianya di mana para iblis bersatu. Menikmati kerasnya minuman beralkohol, meliuk-liukkan badan sesenang hati hingga menyentuh permukaan kulit yang lain namun bukannya menghindar atau meminta maaf malah semakin mengoda satu sama lain dan memperdalam permainan hingga berakhir dengan ONS. Tidak ada yang menghentikan mereka karena inilah dunia mereka. Di tempat seperti ini semua yang mereka lakukan bukanlah hal yang tabu. Siapa yang bisa melarang jika ini memanglah tempatnya, kalau ingin melakukan hal yang suci seperti berdoa atau beramal ini bukanlah tempatnya.

Mark duduk di salah satu sofa yang tersedia di sana bersama beberapa temannya. Mereka sudah menyewa ruang VVIV ini untuk merayakan keberhasilan Mark, yang tentu saja di sponsori oleh Mark sendiri. Padahal teman-temannya tidak kalah kaya raya seperti Mark namun mereka sangat mencintai apa yang di sebut gratisan. Jika Mark menghina mereka dengan santainya mereka menjawab, "Apa salahnya jika seorang sepertiku memakai atau menikmati yang gratisan. Apa orang kaya raya tidak boleh menikmati yang gratis? Aku suka yang gratis."

Jika sudah seperti itu Mark dengan senang hati mengalah. Tidak ada gunanya melawan teman-temannya yang sudah gila dari asalnya dan Mark tidak ingin melibatkan diri di dalam kegilaan mereka lalu menambah lagi satu populasi orang gila di dunia ini. Yang ada saja sudah cukup, jangan di tambah lagi apalagi dirinya. Apa kata dunia jika seorang Elvano Markvard Hille menderita penyakit kejiwaan? Sangat bukan levelnya.

"Apa kau sudah mendapatkan apa yang telah ku pesan?" tanya Mark pada seorang pria yang baru saja bergabung dengan mereka.

"Tentu saja Tuan."

"Kau tidak melupakan semua persyaratan yang ku beritahu waktu itu kan?" tanya Mark kembali memastikan jika bawahannya ini tidak melupakan perintahnya.

"Tentu Tuan, gadis ini melewati semua persyaratan dengan mulus. Kami juga telah melakukan pengecekan kesehatan dan tidak ada yang perlu di khawatirkan. Dia sehat luar dalam."

"Baiklah, kau pesanlah satu kamar di salah satu hotel terbaik sekitar sini lalu suruhlah dia menungguku di sana dan pastikan jika aku sudah sampai dia sudah siap menjalankan tugasnya." perintah Mark dengan tegas.

"Baik Tuan saya akan melaksanakannya lalu memberitahu Tuan letak hotel dan kamarnya. Saya permisi."

Orang suruhan Mark pun pergi mulai menjalankan perintah dari Tuan muda nya itu. Hal seperti ini bukanlah yang pertama kalinya, jadi ia sudah terbiasa. Termasuk perintah Tuannya yang menyuruhnya untuk mencari seorang gadis dengan ribuan persyaratan membuatnya mau tidak mau harus pergi ke tempat-tempat terlarang untuk mencari, memantau, melakukan persetujuan dan terakhir melakukan pengetesan kesehatan. Tugasnya sangat sibuk apalagi Tuan mudanya tidak ingin barang bekas yang sudah ia pakai kemarin atau kemarinnya lagi. Untung saja tugasnya hanya seperti ini tidak ada tambahan tugas lain-lain dan juga di tunjang dengan gaji yang besar. Di usianya yang masih muda kurang lebih dengan Tuan mudanya pekerjaan ini cukup memuaskan untuknya ya walaupun berbahaya jika ketahuan. Bisa-bisa saja ia masuk ke dalam jeruji besi, namun ia merasa aman karena Tuan mudanya telah menjamin semua itu sehingga ia hanya fokus pada pekerjaannya.

"Kau memesan yang baru lagi?" tanya salah satu dari sekelompok orang yang tengah duduk di temani minuman beralkohol dan tentunya wanita-wanita sexy yang selalu menempel pada mereka. Ada yang duduk di pangkuan, ada yang memijat-mijat bahu, ada juga yang mengelus-ngelus lengan hingga dada memberikan rangsangan untuk mengejar rejeki siapa tahu Tuannya ingin bermain. Lagipula Tuan-Tuan yang sering kemari ini terlihat sangat berkelas, bayaran tinggi dan tentu saja tampan membuat mereka berlomba-lomba untuk bisa masuk ke ruangan ini. Walaupun mereka hanya dapat bermain sekali saja karena mereka adalah tipe orang yang mudah bosan, kecuali ada dari antara mereka yang meminta untuk di layani lagi di kemudian hari.

"Kau seperti tidak mengenal Mark saja. Memangnya sejak kapan dia mau memakai barang bekas bahkan bekasnya sendiri." jawab salah satu teman Mark yang lain mewakili. Sontak mereka tertawa mendengar ucapan itu.

"Aku sarankan kau untuk berhenti bertingkah arogan seperti itu nanti jika kau menikah apa kau juga akan seperti itu? Wah, aku tidak bisa membayangkan bagaimana sakitnya gadis yang akan menjadi istrimu nanti."

Mark langsung melemparkan tatapan tajam pada temannya yang baru saja menceramahinya di tempat yang tidak bisa di bilang suci ini. Temannya bertingkah layaknya pria sejati yang sangat menghormati perempuan padahal ia adalah pria yang paling banyak mempunyai kekasih juga mantan di antara mereka. Bahkan temannya itu bisa memiliki empat kekasih dalam waktu bersamaan. Entah pelet apa yang ia gunakan hingga gadis-gadis mau saja memiliki hubungan dengannya.

"Wah, lihatlah orang yang mempunyai kekasih terbanyak kini ikut berkomentar. Memangnya kau tidak menyakiti hati gadis-gadismu dengan cara menjadikan mereka sebagai kekasihmu dalam waktu yang bersamaan."

"Come on Edzard, masa muda itu harus di nikmati bukannya monoton saja sepertimu yang hanya bekerja, bekerja, dan bekerja. Mempunyai sahabat yang cantik dan baik lalu ia di hamili oleh kekasihnya, malangnya kekasih brengseknya itu pergi begitu saja hingga akhirnya kaulah yang bertanggung jawab dengan menikahinya. Namun sepertinya nasibmu sangat malang karena setelah melahirkan sahabatmu meninggal dunia sehingga kau mau tidak mau menjadi duda beranak satu hahahaha padahal aku yakin kau bahkan tidak pernah menyentuh sahabatmu itu. Poor Edzard." ledek pria playboy tadi tak mau kalah.

Melihat raut wajah Edzard yang mulai berubah Rexvan pun langsung menengahi mereka berdua.

"Keys berhentilah mengolok. Ku lihat layar ponselmu selalu berkedip-kedip sejak tadi sepertinya kekasih yang kesekianmu menghubungi." ucap Rezxvan santai.

Ya, ia lah yang paling santai di antara mereka berempat seharusnya berlima tetapi teman mereka yang satu itu tengah berada di luar negeri untuk mengunjungi neneknya.

Teman mereka yang satu itu memang penyayang terhadap keluarga maka tak heran jika ia rela langsung meminjam jet pribadi Edzard untuk menjenguk nenek tercintanya bukan karena ia tidak memiliki jet pribadi ia punya hanya saja milik Edzard lebih mewah dan nyaman, ia ingin mengajak neneknya ke suatu tempat sebelum pulang oleh karena itu jet pribadi Edzard adalah pilihan terbaik.

Mark juga sebenarnya punya hanya saja pria itu pelit sedangkan Keys tidak perlu di tanya lagi, ia akan sering menggunakan jet pribadinya untuk mengajak kekasihnya ke tempat-tempat yang jauh apalagi jika ia mendapat calon kekasih yang cantik, tinggi, langsing, nan menawan Keys pasti akan melakukan banyak cara untuk mendapatkannya.

Secepat kilat Keys mengecek ponselnya, matanya membulat seketika langsung berdiri.

"Aku harus pergi, aku lupa jika memiliki janji dengan Lia dari minggu lalu. Kalian nikmatilah pestanya jangan lupa bungkus untukku Okay. Bye."

Keys lari terbirit-birit setelah mengucapkan kata-kata gilanya layaknya pemilik acara lalu minta bungkus untuknya di kira ini apaan.

"Aku rasa kita akan mendapat kabar baik tak lama lagi." tebak Rexvan.

"Kabar baik?" tanya Edzard tak mengerti ke arah mana pembicaraan Rexvan.

"Aku ramal Keys akan di putuskan oleh Lia."

"Taruhan?" tanya Edzard semakin meyakinkan.

Mark hanya menatap malas kedua temannya yang telah sibuk bertaruh dengan nasib teman mereka yang lain.

"Mark apa kau ingin ikut taruhan? Yang kalah harus memberi blackcard-nya pada pemenang. Dan Edzard memilih jika Keys dan Lia tidak akan putus Keys jago merayu sedangkan aku sebaliknya. Bagaimana?" tawar Rexvan yang sebelas duabelas gilanya dengan Keys.

"Tidak, aku akan pergi. Nikmatilah malam ini sepuasnya aku akan membayar semuanya tanpa terkecuali namun ingat hanya malam ini. Awas jika aku melihat ada tagihan yang bukan berasal dari malam ini, maka kalian akan membayarnya sendiri termasuk untuk malam ini." peringat Mark lalu pergi meninggalkan kedua cengunguk itu yang kini kelebihan pasangan. Sampai-sampai harus menghadapi tiga wanita cantik untuk masing-masing orang akibat pamitnya Mark dan Keys.

"Rejeki anak baek emang gak kemana." puji Rexvan pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba saja Edzard berdiri.

"Mau kemana kau?" tanya Rexvan.

Apa temannya yang satu ini sudah sangat tidak sabaran untuk pindah ke kamar?

"Babysister memberitahu jika putriku rewel, aku harus pulang. Kau nikmatilah semuanya sendiri bye."

Edzard pergi meninggalkan Rexvan di tengah-tengah enam wanita yang sedang mengapitnya.

"Cobaan apa ini? Aku tidak sanggup. Tapi sepertinya menyenangkan." monolog Rexvan.

"Santai, ayo sayang-sayangku kemarilah. Abang sudah siap."

••••••••••

Hentakkan kaki pada lantai terhenti. Chukka boots hitam itu berhanti menghentak lantai hingga mengema dalam ruangan yang sepi ini. Tubuh pria itu berdiri tegak dengan mata yang memandang lurus. Dua meter di depannya seorang wanita menjatuhkan kimononya ke lantai menampilakan polesan tubuhnya yang polos walau hanya dari bagian belakang pria itu terlihat sangat tertarik dengan pemandangan di hadapannya. Dengan gerak perlahan ia mulai maju mendekati wanita yang kini dengan tubuh polosnya menghadap kaca es yang mengecilkan kemungkinan orang bisa melihat tubuh nakednya. Tepat berjarak satu langkah lagi laki-laki itu berhenti dan di saat bersamaan wanita tadi berbalik menunjukkan senyum liciknya.

"Let's play Sir."




^Δ^

Hello My'Pika's
Ketemu lagi nih sama Author Kachu di cerita baru tentunya
Gimana suka gak?
Jangan lupa Voment yaa..

Terima kasih sudah membaca..
Sampai jumpa..

Continue Reading

You'll Also Like

4.7M 97K 49
鈿狅笍WARNING鈿狅笍Cerita untuk usia 18+ - 21+ bagi yang belum cukup umur, silahkan di skip. Terdapat banyak adegan sexual dan kata-kata vulgar nya! Dua kal...
1M 26.5K 19
[Alva - Rabella] Sequel Bastard Devil dan Cold Devil [Konten dewasa 21+] Alva kehilangan jati dirinya. Atau bahkan kembali menjadi Alva yang dahulu d...
1.1M 66.9K 73
[COMPLETE] 鈿狅笍WARNING! ADULT-DARK ROMANCE MATURE STORY! BERADEGAN KEKERASAN鈿狅笍 "If we fuck, you'll remember, and even if you don't, your body will." -E...
282K 604 16
馃敒馃敒馃敒馃敒 !!WARNING!! 馃敒馃敒馃敒馃敒 Setiap chapternya mengandung konten yang eksplisit dan dewasa, termasuk tema manipulasi, hubungan yang kompleks, serta...