抖阴社区

You 鉁旓笍 LANJUT ONE SHOT

By MaryaAzahra

104K 3.9K 1.4K

Percayalah, kau akan jatuh hati denganku, aku tak tahu kapan tapi aku pasti hari itu akan datang! Sebenarnya... More

Permulaan
Ada Apa Dengan Ali dan Seli
Berkunjung
Ini Perasaan Cemburu atau Bukan?
Cemburu
Baca
Maaf (1)
Maaf (2)
Maaf (3)
Maaf (4)
Maaf (5)
Hari H (1)
馃毃馃毃馃毃
Terima kasih
Hari H (2)
馃挏馃挏
Dia Milikku
Promosi
Luluh
Jalan-jalan
Jalan-jalan (2)
Promosi
Jadian
Yoga
Berantem
Lagi
Peka Oi
Promosi (aja terus :v)
Kanker?
Sayonara
Epilog
Woe makhluk bumi
One shot RaLi- Jagain bocah
Dapet sesuatu di twitterku
Pilihin dong
One shot RaLi-Because You're Mine (END)

Perjuangkan Hatinya

2.7K 125 158
By MaryaAzahra

Mbak Jihyooooo💜💜💜❤️❤️❤️






So?" Ali menanya lagi. What is your answer, my lady?".

Seli menatap Raib dengan takut.

Apakah akan ditolak? Kalau ditolak, bisa-bisa reputasi Ali menurun.

Para fans Ali mulai ricuh dan menatap Raib dengan tatapan membunuh. Bahkan, ada juga yang mengucapkan sumpah serapah ke Raib.

Sedangkan, Raib sendiri kebingungan. Bahkan, ia tak tahu mengapa ia bisa disini. Di bangku penonton pertandingan basket.

"A-aku tak tahu..." lirihnya pelan. Tapi, seakan-akan perasaan yang menyatu, Ali bisa mendengar suara Raib yang bisa dibilang sangat pelan.

Ali menghela napas panjang. Ia tahu, mungkin dirinya akan ditolak.

Mana ada yang mau dengan anak yang nakal dan keras kepala sepertinya?

"Ya sudah, kalau begitu." Ali mulai bersuara, entah kenapa suaranya seperti orang yang putus asa. "Aku tunggu didepan gerbang ya. Kita pulang bareng." Kemudian, Ali memberikan micnya ke MC lagi dan mengembalikan pialanya ke kapten. Kemudian berlari meninggalkan lapangan.

"Ehmm... yak, pemenangnya adalah tim x! Selamat untuk kalian!!" Kata MC untuk memecah suasana garing dilapangan.

Laar melihat Ali yang terus berlari. Kasihan, Laar pun menyusul Ali.

Para guru yang melihat murid didiknya yang nakal itu sangat tertegun. Baru kali ini mereka melihat sang trouble maker merasakan cinta.

Namanya juga manusia, pasti merasakan cinta lah. Pe'a sekali kalian jadi guru. Terutama guru biologi.

"Ra." Seli memegang bahu Raib. "Kamu gak apa?" Tanyanya takut.

Raib menepis tangan Seli. "Salahnya sendiri melakukan hal yang enggak-enggak didepan umum. Sekarang rasakan, kena batunya dia." Kata Raib marah kemudian berjalan meninggalkan bangku penonton. Diiringi omongan-omongan lucknut fans Ali.

Raib tak memedulikannya. Ia terus berlari, berharap tidak bertemu Ali di depan gerbang.

Kalau bisa, jangan sampai ketemu beberapa hari kedepan.




~~~

"Bro." Panggil Laar saat melihat Ali mengepak barang-barangnya di ruang ganti laki-laki.

"Maaf Laar, lain kali saja." Kata Ali singkat dan datar kemudian pergi melewati Laar, meninggalkan ruang ganti.

Laar menatap punggung Ali yang menjauh kemudian tersenyum tipis.

Semangat!




~~~


Ali telah sampai di depan gerbang. Tapi tak menemukan Raib.

Sudah ia duga, Raib pasti meninggalkannya.

Satpam yang melihat Ali kebingungan pun segera menghampirinya.

"Napa mas? Nyari neng yang mas tembak di lapangan tadi?" Tanya satpam to the point.

Ali terkejut. "Kok bapak bisa tahu?" Tanyanya.

Satpam itu tersenyum. "Salonnya kenceng banget. Sampai di kantor satpam pun kedengaran." Katanya.

Ali menggaruk rambutnya yang berantakan. Ia tak tahu bakal sejauh itu.

Satpam itu tertawa pelan. "Gak usah malu. Daripada malu, kamu kejar cewek kamu sekarang." Katanya.

"Saya juga bingung pak." Kata Ali. "Saya pingin ngejar dia. Tapi takutnya dia tambah marah dan makin benci sama saya." Curhatnya.

Satpam itu menepuk bahu Ali. "Yang namanya laki-laki, penolakan dalam hal cinta itu biasa. Justru kalau kamu ditolak, itu adalah sebuah tantangan untuk kamu. Kamu harus mendapatkan hatinya agar ia suka padamu. Tapi, jangan melakukan kekerasan karena kau tahu sendiri, dia kan cewek. Kalau bisa, perlakukan dia seperti princess yang ingin kau jaga sepenuh hati. Bapak yakin, dia bakal jatuh padamu juga." Kata pak Satpam itu.

Ali menoleh ke pak satpam. "Bapak keren, bisa tahu hal seperti itu." Katanya kagum.

Pak satpam nyengir. "Saya kutip itu digoogle." Katanya.

Ali menggangguk. Benar kata Laar, google adalah key of your solution.

"Sana kejar dia, sebelum ketinggalan." Kata pak Satpam sembari mendorong Ali.

Ali mengangguk kemudian tersenyum cerah. "Makasih pak, kalo gitu saya duluan." Ali pun berlari meninggalkan sekolah.

Satpam itu menggeleng-geleng. "Dasar anak jaman sekarang."




~~~



"Dimana dia?" Ali berlari mencari keberadaan pujaan hatinya. Ia yakin, Raib pasti masih disekitar sini.

Ali berhenti kemudian mendapat cewek yang sedang membaca buku dicafe. Matanya berbinar begitu tahu itu adalah Raib.

Raib, Abang datang (sumpah, dibagian ini, aku mau muntah :v).

Ali berjalan pelan memasuki toko buku dan berjalan menuju Raib. Saking fokusnya kebuku, Raib tidak menyadari kehadiran Ali.

Ali menyisir rambutnya menggunakan jari sebelum bertatap muka dengan Raib. Bukannya rapi tapi malah makin berantakan.

"Raib." Panggil Ali. Ia merasa gugup.

Badan Raib menegang. Ia menoleh perlahan ke belakang. Dan mendapat Ali sedang berdiri disebelahnya.

Raib menghela napas pasrah. "Ada apa?" Tanyanya.

Ali duduk dikursi depan Raib yang kosong. "Gak apa-apa, lagi pengen sama kamu aja." Katanya.

Raib hanya mengangguk saja. Orang yang sedang ia hindari malah justru datang sendirinya.

Apakah ini yang namanya....





















































Bencana?

Inginnya Raib berteriak seperti orang gila agar orang-orang membantunya menjauhi dirinya dari Ali.

Tapi, ia masih punya urat malu.

Gak kayak Seli.

Kenapa jadi nyambung ke Seli?

"Baca apa, Ra?" Tanya Ali sambil menunduk, berusaha membaca sampul bukunya.

Raib menjauhi bukunya dari Ali. "Kepo." Katanya judes. Lalu, memasukkan bukunya kedalam tasnya.

"Apa salahnya aku kepo?".

Raib hanya mengangkat bahunya. Kemudian beranjak meninggalkan Ali.

"Tunggu!" Ali menahan lengan Raib. "Kamu mau kemana?" Tanya Ali.

Raib melirik Ali kemudian menunjuk kasir cafe.

Ali berdiri. "Aku aja ya. Kamu duduk aja." Ali menuntun Raib duduk ditempatnya.

"Jangan kemana-mana." Ali mengusap rambut Raib lembut kemudian berjalan menuju kasir.

Raib terdiam merasakan apa yang Ali perbuat padanya. Sampai dilihat semua pengunjung cafe.

Dasar, padahal belom kujawab ia berbuat seenaknya.

Tapi itu membuat hati Raib berbunga-bunga.



~~~



"Silahkan dinikmati, princess.".

Raib yang sedari tadi fokus ke hpnya, mendongak dan melihat Ali yang memberikannya satu cream soda dan kentang goreng. Sedangakan dimejanya ada segelas ice coffe.

Raib berdiri menatap Ali marah. "Dasar, ini harganya mahal sekali Ali. Aku gak bawa uang sebanyak yang kau pesan ini." Katanya sambil menunjuk kentang goreng dan cream soda. Sudah seperti istri yang memarahi suaminya apabila suaminya salah beli sayuran.

"Gak apa kok, aku yang bayar ok? Sekarang, kamu duduk manis." Ali mendudukkan Raib dikursinya lagi dan ia pun duduk di kursinya dan mulai meminum kopinya.

Raib agak sangsi. Tapi, daripada nanti Ali berbuat diluar nalar, jadinya Raib menurut dan mulai makan kentangnya pelan.

Tanpa Raib sadari, Ali menatap dirinya sambil bertopang dagu. Seakan-akan, dirinya adalah spot pemandangan yang jika tidak dilihat, sangat disayangkan.

Raib yang baru sadar jika dilihatin pun bertanya. "Ada apa? Ada sesuatu diwajahku?" Tanyanya.

Ali menggeleng. "Gak kok, gak ada. Cuma...".

"Cuma?".

"Aku pingin nyuapin kamu aja." Lanjut Ali santai.

Bluusshh

Dasar ini anak. Bisa-bisanya.

"Apaan sih?." Raib melempar kentang yang hendak ia makan ke Ali.

Ali menangkap kentang yang dilempar Raib kemudian menyodorkannya ke Raib. "Ayo, buka mulutmu." Katanya.

Muka Raib makin memerah. "Apaan sih?! Jangan aneh-aneh!".

"Sekali aja Ra." Desak Ali.

Raib menghela napas panjang. Ia pasrah dengan sikap keras kepala Ali.

Semoga otak jeniusmu itu mengecil, tuan muda!

Melihat Raib yang sepertinya menyetujui. Ali memajukan tangannya yang memegang kentang ke mulut Raib.

Raib menutup matanya sebentar kemudian membuka matanya. Ia memakan kentang yang disuapi Ali

Sambil mengunyah. Raib menutup mukanya yang memerah karena sudah menjadi bahan tontonan.

"Nah, gampang kan?" Kata Ali.

Tuhan, aku ingin mati saja.





~~~




Setelah menghabiskan pesanan, Raib menunggu Ali yang membayar semua pesanan yang mereka makan.

Ting!

Raib merasakan hpnya berbunyi didalam saku roknya. Ia mengambil hpnya dan diperiksa.

Spark

Kok pulangnya lama?

Raib memijit pelipisnya. Sudah berapa kali para kaum adam pada hari ini.

Bikin risih saja.

Raib

Bacot ah
Habis ini aku pulang

"Ra?" Raib mendongak dan Ali sudah membayar semua pesanannya.

"Ada apa?" Tanyanya sambil mencoba melihat isi hp Raib.

Raib langsung mematikan hpnya dan berjalan meninggalkan Ali sendiri.

"Ra, tungguin dong!" Ali berlari kecil menyusul Raib.

"Ngapain kutunggu? Setelah ini kita misah diperempatan." Kata Raib tanpa menoleh ke Ali.

Ali menggaruk kepalanya. "Ya, aku sih niatnya pingin nganterin kamu pulang." Katanya.

Raib berdecak pelan. "Gak usah lah. Ribet banget sih?" Ok, Raib mulai kesal.

Ali yang sudah merasakan mode marah Raib hanya mengangguk pasrah. "Iya iya, aku bakal pulang." Katanya.

Raib mengehela napas. Kemudian berjalan meninggalkan Ali. Karena mereka sudah berada di perempatan.

Sebelum Ali berbelok, Ali menatap Raib sekali lagi kemudian berjalan meninggalkannya.

Susah banget sih, naklukin hati cewek.

Tbc

1332 kata

Continue Reading

You'll Also Like

12.5K 826 51
#1 in Serialbumi 28/11/21 "Semua tindakan yang mempertaruhkan nyawa pasti ada alasannya"~Irina~ Walaupun Si Tanpa Mahkota telah dikurung kembali di B...
161K 9.2K 28
Raib, Ali, dan Seli. Mereka selalu bersama. Ke mana-mana selalu saja bertiga. Tapi setelah petualangan mereka di Klan Komet Minor dalam petualangan m...
13.8K 690 19
Sebelum baca cerita ini ada baiknya kalian baca dulu novel Serial bumi. 鈥⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩⑩ Kisah tiga sekawan dar...
474 20 7
haii....mampir yuuu馃憞 Cerita ini mungkin nggak ada yang Asing,hanya saja alur yang kecantol diotak Author beda karena Dulu Andree yang sangat Suka sa...